BERAGAM usulan meminta Jokowi-JK memakai putra Aceh di dalam kabinetnya. Usulan-usulan tersebut datang dari masyarakat, peneliti, politisi, tokoh nasional dan tokoh Aceh.

Salah satu putra Aceh yang digadang-gadang menduduki posisi menteri adalah mantan Wakil Gubernur Aceh, Muhammad Nazar. Nama mantan aktivis SIRA tersebut sudah beredar di dalam berbagai komentar beberapa media massa dan media sosial sejak proses Pilpres pada Juli 2014 lalu.

"Di tingkat nasional, tim relawan pemenangan Jokowi-JK seperti Bara Revolusi Mental, Bara JP, maupun Aliansi Organisasi Kedaerahan Nasional dari berbagai provinsi, turut mencantumkan nama Muhammad Nazar sebagai perwakilan Aceh," ujar Ketua Forum Pemuda Untuk Perubahan Aceh ( FORPA), Marzuki Abu Dzar, S.Sos, melalui siaran persnya kepada ATJEHPOST.co, Kamis, 16 Oktober 2014.

Ia mengatakan di Aceh, Aliansi Sipil Pendukung Pemerintahan Jokowi-JK juga telah ikut menempatkan Nazar sebagai calon utama yang layak mewakili Aceh sebagai anggota kabinet Jokowi-JK. Bahkan, katanya, Sekretariat Nasional Jokowi Provinsi Aceh juga telah merekomendasikan nama tunggal Muhammad Nazar untuk dijadikan menteri.

"Demikian informasi yang kami dapatkan dari kawan-kawan nasional yang sehari-hari memantau langsung isu-isu penyusunan kabinet Jokowi JK," katanya.

Menurutnya Jokowi-JK juga sudah menerima berbagai masukan dan rekomendasi pencalonan Muhammad Nazar sejak tiga bulan lalu.

"Forum Pemuda Untuk Perubahan Aceh (FORPA) mendukung penuh jika Muhammad Nazar mantan Wagub Aceh ditempatkan sebagai salah satu menteri. Kita semua sudah paham kemampuan, manajemen, talenta, jaringan dan keuletan Muhammad Nazar dalam berbagai bidang," ujarnya.

Menurutnya aktivis dan mantan pejabat publik yang sekarang bergerak di bisnis energi, mineral, properti dan perkebunan ini memang super layak dijadikan menteri. Nazar, katanya, memiliki kemampuan untuk berbagai pos menteri.

"Pak Jokowi JK yang akan menentukan di pos menteri apa nanti jika memang Nazar dipercayakan. Ini hak prerogatif Presiden Wapres, tetapi mantan Wagub Muhammad Nazar memang layak untuk berbagai pos menteri," katanya.

Ia mengatakan jabatan menteri harus diamanahkan kepada orang-orang yang mampu, ulet, punya menajemen, punya jaringan kuat ke dalam dan luar negeri, serta tidak membuat malu daerah asal. Banyak orang punya gelar lebih tinggi di Indonesia termasuk Aceh, tetapi belum tentu mampu menjalankan tugas-tugas kementerian dan belum teruji di pemerintahan.

"Terlebih-lebih lagi dengan rencana Jokowi JK yang ingin berkerja cepat serta ingin mengutamakan yang masih muda atau produktif, maka Muhammad Nazar adalah orangnya," katanya.

Secara realistis, katanya, Nazar memang pernah berbuat dan punya banyak karya untuk Aceh yang terkenal hingga ke Manca Negara ketika berperan sebagai aktivis perdamaian. "Sampai-sampai dulu di Aceh, Nazar disebut the Real Governor of Aceh karena beliau memang sangat mampu melakukan banyak hal atas nama Pemerintah Aceh selama jabatannya," katanya.

Selain itu, katanya, Nazar juga populer hingga ke internasional sampai sekarang. FORPA pun tidak pernah meragukan kemampuan Muhammad Nazar.

Marzuki Abu Dzar mengakui saat proses kampanye Pilpres, pihaknya juga berkonsultasi dengan Muhammad Nazar untuk memilih calon yang dianggap layak. Saat itu, katanya, Nazar menginstruksikan agar FORPA memenangkan presiden yang memiliki program inovatif, menghargai HAM dan demokrasi, mampu bekerja cepat dan paham penderitaan rakyat, dan orangnya itu adalah Jokowi JK. "Tidak ada yang lain," ujarnya.

Ia merincikan FORPA tergabung dari berbagai elemen sipil. Di antaranya adalah Garda NasDem Lhokseumawe, Bappilu Pemenangan Jokowi-JK Lhokseumawe, Konsulat SIRA Pasee, Lingkar Pendidikan Aceh–LIPAH, Lembaga Aceh Bertindak, Aceh Future, Lembaga Peduli Masyarakat Pesisir Aceh, Lembaga Masyarakat Tegak Reformasi, Forum Masyarakat Peduli Pembangunan Aceh, Lembaga Solidaritas Kaum Perempuan Aceh, Lembaga Pemuda Cinta Damai Aceh, Tim Advokasi Masyarakat Pasee, BAPPILU Jokowi -JK Aceh Utara, dan Lembaga Peumakmu Aceh.[]