Investor Timur Tengah dan Asia masih minat menanamkan dananya di Rusia. Perburuan itu tetap berlanjut meski larangan dari pihak Amerika Serikat dan Eropa, untuk berinvestasi di negara itu karena keterlibatannya dalam krisis Ukraina.
Banyak perusahan Barat telah meninjau kembali bisnis mereka dengan perusahaan asal Rusia terkait sanksi tersebut. Hal ini tentu berdampak negatif bagi prospek ekonomi Rusia.
"Jelas, masalah geopolitik ini menyebabkan penundaan keputusan investasi beberapa investor AS," ujar Ketua The Russian Direct Investment Fund (RDIF) Kirill Dmitriev seperti dikutip dari Arabian Business, Sabtu, 22 November 2014.
"Tapi kita melihat ketertarikan dari investor Timur Tengah, China, dan investor Asia lainnya untuk jangka panjang dan kita percaya dengan komitmen mereka," tambahnya.
Dmitriev mengungkapkan kinerja perusahaan di negaranya yang bagus karena mampu melakukan efisiensi guna meningkatkan pendapatan. RDIF merupakan lembaga yang didirikan pada tahun 2011 oleh pemerintah Rusia untuk mendorong investasi dan perekonomian Rusia.
Sekitar US$ 15 miliar investasi asing ke negara itu sejak didirikannya lembaga ini. Dari jumlah itu, sebanyak US$ 7,3 miliar telah terealisasi.
Dmitriev percaya Rusia memiliki beberapa sektor yang menarik bagi investor asing seperti pertanian, energi, kesehatan dengan insentif pajak berupa bebas pajak selama lima tahun.
Baca berita menarik lainnya di Dream.co.id
Editor: Boy Nashruddin Agus