TV Spanyol (Television Española - TVE) menggelar pameran foto berjudul "La Ola Negra: El Tsunami 10 Años Después. Indonesia: Zona Cero" (Ombak Hitam: Setelah 10 Tahun Tsunami. Indonesia: Titik Nol), di Museum Nasional Antropologi (Museo Nacional de Antropología) Madrid, Spanyol, mulai 17 Desember 2014 hingga Maret 2015 menampilkan hasil karya fotografer senior TVE, Francisco Magallón.
Pameran yang diselenggarakan atas kerjasama TVE dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Olahraga Spanyol, Palang Merah Spanyol dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Madrid tersebut dibuka Miguel Ángle Recio selaku Dirjen Seni, Aset Budaya, Arsip dan Perpustakaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Olahraga Spanyol pada 17 Desember 2014.
Siaran pers KBRI Madrid mengemukakan Acara itu juga dihadiri Dubes RI di Madrid, Yuli Mumpuni Widarso.
Francisco Magallón menyatakan, dirinya menjadi relawan di Aceh pada tahun 2005 dan terlibat langsung dalam kegiatan tanggap darurat di Aceh. Kenangan mengenai Aceh sangat membekas dibenaknya.
Ia mengemukakan, hatinya sangat dekat dengan Aceh. Setelah meninggalkan Aceh pada tahun 2006, dia selalu mengikuti berita tentang perkembangan di Aceh.
Sebagai fotografer, dia selalu mencari kesempatan untuk dapat kembali ke Aceh dan pada Juni 2014 dia mendapat tugas jurnalistik ke Aceh, membuat film dokumenter 10 tahun perkembangan Aceh.
Ia mendokumentasikan Aceh sejak terjadinya musibah tsunami 26 Desember 2014 hingga 26 Desember 2014, yang akan ditayangkan di TVE pada 26 Desember 2014, selain pameran foto di Museum Nasional Antropologi Spanyol.
Foto-foto keadaan Aceh pada awal 2005 – akhir 2006 dan 2014 merupakan hasil karyanya yang diambil langsung di Aceh, dan karya terakhir pada November 2014.
Dubes RI di Madrid, Yuli Mumpuni Widarso, menyatakan bahwa Pemerintah dan seluruh masyarakat Indonesia sangat berterima kasih kepada semua pihak di Spanyol yang telah berpartisipasi dalam kegiatan tanggap darurat dan rekonstruksi di Aceh sejak awal 2005 hingga 2014.
Pemerintah Spanyol pernah mengirimkan kapal Galicia yang mengangkut bantuan kemanusiaan, obat-obatan, anggota AL Kerajaan Spanyol, tim medis dan relawan yang jumlahnya lebih dari 500 orang untuk membantu Indonesia pada masa yang sangat sulit.
Bahkan, Ratu Sofia telah berkunjung ke Aceh dan Sumatera Utara pada 2007 untuk melihat secara langsung kemajuan kegiatan rekonstruksi yang didanai oleh Pemerintah dan masyarakat Spanyol.
Mengenai perkembangan di Aceh, Yuli Mumpuni menyampaikan bahwa setelah 10 tahun kegiatan rekonstruksi, maka keadaan di Aceh saat ini sangat baik.
Pemerintah Daerah Aceh telah dapat menjalankan fungsinya dengan baik dan masyarakat Aceh sudah dapat kembali menjalani kehidupan normal. Sektor pariwisata juga dibangun dan pada tahun 2013 Pemerintah menyatakan Aceh sebagai “Daerah Kunjungan Wisata”.
Jika para relawan ke Aceh, ia menyatakan, tidak perlu mengkhawatirkan soal akomodasi, karena di Banda Aceh telah berdiri beberapa hotel berbintang, dan untuk melepas rindu pada kopi Aceh, di sudut-sudut kota telah banyak bermunculan kafe yang menyajikan kopi Aceh yang terkenal dengan aroma menyengat dan cita rasa menyegarkan tubuh.
Pameran tersebut juga menampilkan video dokumenter koleksi Palang Merah Spanyol dan TVE tentang kondisi Aceh pada saat tsunami dan pada periode tanggap darurat.
TVE akan menayangkan film dokumenter berjudul sama dengan tema Pameran Foto, “La Ola Negra: El Tsunami 10 Años Después. Indonesia: Zona Cero”, pada 26 Desember 2014, tepat 10 tahun setelah Tsunami di Aceh.[] Sumber: antaranews.com
Editor: Yuswardi A. Suud