RATUSAN jamaah zikir dari berbagai negara dipastikan akan menghadiri peringatan 10 tahun tsunami dan Haul Sultan Iskandar Muda ke 378 tahun pada 23-28 Desember 2014 mendatang. Kegiatan ini dikemas dalam "Zikir Akbar dan Malam Asean Bershalawat Untukmu Ya Rasulullah" di Banda Aceh.
"Mulai besok (Selasa 23 Desember) sejumlah tamu akan tiba di Banda Aceh," kata Tengku Muhammad Balia selaku panitia penyambutan kepada ATJEHPOST.co, Senin, 22 Desember 2014.
Ia mengatakan tamu yang akan menghadiri kegiatan ini di antaranya berasal dari Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand, India, Pakistan, Syiria, Mesir, Libya dan Yaman. Selain tamu dari luar negeri, Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin dari Palembang juga akan ikut ambil bagian dalam jamaah tersebut.
Menurut Balia, kegiatan ini digagas oleh sejumlah majelis zikir di Aceh bekerjasama dengan Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) dan Pemerintah Aceh. Sementara rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan adalah ziarah makam-makam tsunami di Banda Aceh pada 24 Desember, zikir di Masjid Raya pada 25 Desember, upacara peringatan 10 tahun tsunami di Blangpadang pada 26 Desember, upacara adat dan Haul Sultan Iskandar Muda di kompleks Makam Sultan Iskandar Muda pada 27 Desember, dan malam kesenian Asean Bershalawat di Blang Pada pada 27 Desember.
"Puncak kegiatannya adalah Zikir Akbar dan Asean Bershalawat 10 Tahun Tsunami di Asrama Haji Banda Aceh pada Jumat malam 26 Desember," katanya.
Balia mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk menguatkan silaturrahmi antara ulama-ulama negara peserta dengan ulama-ulama Aceh. "Beberapa dari mereka (tamu yang hadir) sudah tidak asing lagi dengan Aceh. Ketika Aceh dilanda tsunami, mereka ikut menggalang bantuan dan menyalurkannya langsung ke Aceh," katanya.
Setiap acara yang akan digelar pada peringatan kali ini terbuka untuk masyarakat umum. Panitia juga mengundang masyarakat untuk ikut hadir berzikir dan bershalawat bersama ulama-ulama dan jamaah dari berbagai negara. Ikut hadir dalam kegiatan tersebut Syech Dr Ismail Kassim, salah seorang ulama internasional dari Malaysia yang kerap datang ke Aceh untuk berbagai keperluan.
September lalu, ia menyempatkan diri berkunjung ke sejumlah kabupaten di Aceh, mulai dari Birueuen, Pidie Jaya, Labuhan Haji dan Kota Sabang. "Misi kami di 10 tahun tsunami ini untuk silaturrahmi di antara dua buah negara yang sudah sedia terjalin dari dahulu," kata Syech Ismail.
Selain mengikuti kegiatan tersebut, ulama internasional ini juga akan menyalurkan bantuan kepada anak-anak yatim dan pesantren-pesantren. Menurutnya, kedatangan sejumlam tamu dari berbagai negara pada peringatan 10 tahun tsunami ini juga menandakan kepedulian berbagai pihak terhadap Aceh.
"Kami peduli dan merasakan keperihan rakyat Aceh untuk bangun semula," ujarnya dalam logat Melayu.
Selain Syech Dr. Ismail Kassim, ikut hadir tamu lainnya seperti Profesor Dr. Shahul Hameed dari India, Muhammad Naveed dari Pakistan, Habib Ibrahim al Ahdal dari Yaman, Syech Abd Razak dari Mesir, Dr Farad Abdul Karim dan Saed Bukofa dari Libya, Imam Ustaz Muhammad dari Brunei Darussalam, Dato Pangeran Seri Amar Diraja Che Ku Mohd Sahidi Denang, serta Dato Paduka Che Wan Ibrahim Che Wan Ahmad dari Malaysia.[]
Editor: Boy Nashruddin Agus