FAHRIZAM, begitu namanya. Mengaku warga desa Ie Meule, Suka Jaya, Sabang, tadi pagi ia mengontak ATJEHPOSTco. “Saya mau menjelaskan kronologi masalah yang terjadi di penginapan Casanemo,” katanya melalui pesan singkat selularnya.
Peristiwa yang dimaksud Fahrizam menyangkut pengakuan Cut Tya Shahara yang menceritakan insiden penyerangan yang dialaminya saat berlibur di Pantai Casanemo, Sabang, pada Kamis dinihari 1 Januari 2015. Tya mengatakan sejumlah warga menyerbu lokasi wisata tempatnya berlibur. Tya mengalami kekerasan fisik.
Kesaksian Tya dikuatkan Aan Vahlevi yang turut serta dalam wisata di lokasi yang sama. Menurut Aan, saat kejadian tersebut Tya disetrum dan kemudian sesak nafas. Aan membopongnya ke IGD Rumah Sakit Sabang ditemani manajemen Casanemo.
Adapun Fahrizam juga berada di lokasi kejadian yang sama. Bahkan ia mengatakan ikut bersama warga ke Casanemo. Namun Fahrizam memiliki cerita berbeda. Ia bilang tidak ada penganiayaan. "Watee nyan aneuk dara (Cut Tya Syahara-red) phon diduek ramee-ramee di miyub bungalow bineh laot, cuma kamoe peugah yue jak woe jih panik dan diplueng (Waktu itu di gadis tersebut (Cut Tya Syahara) lagi duduk beramai-ramai di bawah bungalow tepi pantai, kami menyuruh mereka pulang, mereka panik dan lari,” katanya.
Alasan membubarkan para turis itu, kata Fahrizam, sebelumnya warga sudah pernah meminta agar turis Casanemo untuk tidak menghidupkan musiknya keras-keras. "Waktu itu sekitar pukul 23:00 WIB. Ketika kami kembali sekitar pukul 11:40, kami lihat mereka turun ke tepi pantai untuk mandi-mandi, bahkan ada yang meminum minuman keras di mana mereka semuanya berbaur bersama bule," ujarnya lagi.
Lalu kata Fahrizam, mereka meminta pengunjung pantai untuk kembali ke penginapan masing-masing. "Lon peugah meunyoe nyang jamee jeut jak balek bak penginapan. Teuma si dara nyan (Cut Tya Syahara-red) panik dan diplung. Watee diplueng nyan jih reubah, na aneuk sidroe cowok dipeugah bek neupoh. Teuma loen peugah hana soe poh droe, soe keuneuk poh teuma? Loen cuma yue balek u bungalow (Saya mengatakan agar tamu-tamu kembali ke penginapan. Tetapi si cewek itu panik dan lari. Ketika lari, ia terjatuh, ada cowok yang meminta jangan dipukul. Saya jawab nggak ada siapapun yang memukuli. Saya cuma minta kembali ke bungalow)," ujarnya lagi.
Fahrizam juga mengaku turut membantu membangunkan gadis tersebut. Namun, ketika hendak ditolong, gadis tersebut berusaha lari lagi.
"Padahai watee nyan bule mantong hana diplueng, pihlom pajan kamoe meupoh bahpih sebagian warga sinoe na nyang yue poh. Tapi kamoe han mungken lagee nyan sebab polisi na disinan. Bahkan buk Kapolres sendiri na syiet disinan. Pihlom meunyoe jih pingsan panee ek digrak le aneuk agam nyan sedangkan badan sinong nyan raya (Padahal waktu itu warga asing saja tidak melarikan diri, lagipula kapan kami memukulnya walau memang ada warga yang menyuruh memukuli saja. Tapi mana mungkin kami lakukan sebab ada polisi juga di situ. Bahkan ada Ibu Kapolres di situ. Lagipula kalaupun dia pingsan mana mungkin sanggup diangkat sama cowok tadi sedangkan badan gadis itu besar sekali)," ujarnya lagi. []
Baca juga:
Kapolres Sabang: Insiden Casanemo Akibat Gak Kebagian Uang Parkir
Kapolres Sabang Bantah Ada Kontak Fisik Antara Warga dengan Turis Casanemo
Saksi Korban Insiden Casanemo Mengaku Sedang Diperiksa di Polres Sabang
Wali Kota Sabang Belum Respon Soal Penyerangan Turis di Casanemo
Diserang Warga di Pantai Casanemo Sabang, Gadis Ini Diinjak
Baca juga: