Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti tertangkap kamera fotografer Tribun Batam sedang bersantai dan merokok di atas KRI Barakuda, Senin (9/2/2015).
Ia berbaring santai di atas geladak samping kiri kapal dengan kaki menjulur ke laut. Sambil memegang rokok, ia berbincang dengan Panglima Armada Barat Laksamana Muda Widodo, yang duduk tak jauh darinya.
Susi dan Widodo berbincang santai di atas KRI Barakuda dalam perjalanan dari perairan Tanjung Pinang ke Batam, seusai menyaksikan penenggelaman kapal pencuri ikan milik nelayan Thailand yang diamankan pada Oktober 2014 lalu dari perairan Natuna, Kepulauan Riau (Kepri).
Penenggelaman kapal hari ini dilangsungkan di Perairan Dempo, Tanjung Pinang.
Pemerintah belakangan ini gencar melakukan penenggelaman terhadap kapal-kapal asing yang mencuri ikan di perairan Indonesia.
Sejauh ini, Kementerian Kelautan dan Perikanan mengklaim telah menyelamatkan sekitar 1 juta ton ikan dalam sebulan melalui pemberantasan aksi pencurian ikan atau illegal fishing.
"Soal illegal fishing, sebulan terakhir ini sudah 1 juta ton ikan tidak diambil dari lautan kita," kata dia dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR, Jakarta, Senin (26/1/2015).
Selain menyelamatkan sekitar 1 juta ton ikan, Susi juga mengaku bahwa nelayan di Arafuru saat ini lebih mudah mendapatkan ikan dibanding waktu-waktu sebelumnya. Bahkan, di wilayah lain, yakni di Muncar, Jawa Timur, hasil tangkapan ikan mencetak surplus 30.000 ton.
"Aksi anti-illegal fishing ini tidak boleh berhenti. Kalau berhenti, kapal-kapal asing kembali merajalela," ucap Susi.
Dalam RABPN Perubahan 2015 ini, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengusulkan anggaran sebesar Rp 10,594 triliun, yang akan digunakan untuk membiayai 10 program prioritas KKP. Salah satu program prioritas tersebut adalah program pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparat KKP. | sumber: kompas.com
Editor: Murdani Abdullah