INSTITUTE for Policy Analysis of Conflict (IPAC) pimpinan Sidney Jones mengeluarkan laporan terbaru tentang situasi politik Aceh terkini. Laporan yang dirilis pada 9 Februari 2015 itu diberi tajuk "Political Power Strunggles in Aceh."
Laporan dibuka dengan kesimpulan,"Dinamika politik jajaran atas mantan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) menunjukkan bahwa transfer kekuasaan antar generasi sedang berlangsung. Elit tua yang memimpin GAM dari luar negeri sampai perjanjian damai Helsinki 2005, kehilangan pengaruh."
Posisi mereka yang dulu dekat dengan pendiri GAM Hasan Tiro, tulis IPAC, kini digantikan oleh pengendali sumberdaya dan lembaga-lembaga politik lokal.
"Dengan ukuran itu, Muzakir Manaf, mantan Panglima GAM, Wakil Gubernur Aceh, mantan Panglima GAM, pengusaha, dan Ketua Partai Aceh (kendaraan politik GAM untuk memenangkan pemilu lokal), adalah orang yang paling kuat di Aceh. Kesediaannya untuk tunduk kepada atasan politik lamanya tampaknya sudah berakhir. Hal ini terutama terlihat dalam perselisihan yang sedang berlangsung dengan Gubernur Zaini Abdullah," tulis Sidney Jones dan timnya.
Laporan Siney Jones ini, selain dari wawancara langsung, juga bersandar pada laporan sejumlah media lokal, termasuk ATJEHPOST.Co
Menurut laporan itu, perpecahan elit GAM menunjukkan sedang berlangsung transfer kekuasaan dari generasi tua kepada yang lebih muda. Hal ini, kata Sidney, dapat berdampak pada kekuatan Partai Aceh dan mempengaruhi hubungan Aceh dengan Jakarta.
"Retaknya hubungan Muzakir dengan elit tua yang dulu di pengasingan, anggota muda Partai Aceh berusaha menemukan pijakan baru untuk bersatu," kata Sidney Jones, Direktur IPAC. "Mereka juga perlu membuat partainya lebih demokratis."
Disebutkan, Partai Aceh juga menerapkan strategi berbeda untuk memperkuat basis di lapisan bawah dengan merekrut kader muda dan kalangan profesional.
Sidney juga menyorot pertemuan reuni antara Irwandi Yusuf dan Muzakir Manaf di Jakarta pada akhir Januari lalu. Katanya, pertemuan itu dinilai sebagian pihak sebagai cara menyisihkan kalangan tua.
"Nasib Partai Aceh di babak berikutnya pada pemilihan kepala daerah 2017 akan tergantung tidak hanya pada apa yang terjadi pada elite tua, tetapi juga sampai batas tertentu apakah partai bisa menjauhkan diri dari kekerasan dan intimidasi, dan benar-benar menghasilkan program yang bisa diterapkan untuk membawa perubahan," kata Jones.
Sidney juga mengingatkan Aceh memerlukan keterlibatan langsung presiden seperti diperlihatkan oleh Presiden Yudhoyono sebelumnya.
"Mengingat masalah-masalah politik Presiden Jokowi, Aceh mugkin hal terakhir di pikirannya, tetapi sangat penting kebijakan untuk Aceh tidak diserahkan kepada sektor keamanan," kata Sidney.[]
Editor: Yuswardi A. Suud