KETUA Komisi I DPR Aceh, Abdullah Saleh, mengatakan keikutsertaan gadis asal Riau, Ajeyskia Ayunda Sembiring, mewakili Provinsi Aceh di ajang Pemilihan Puteri Indonesia 2015, ditentang banyak pihak di Provinsi Aceh.
Abdullah Saleh mengaku telah menerima sejumlah pengaduan dari masyarakat terkait Ajeyskia Ayunda Sembiring yang dinilai telah mencoreng adat istiadat Aceh yang bersyariat Islam.
Hal ini disampaikan Abdullah Saleh kepada ATJEHPOST.co, Jumat 13 Febuari 2015. “Saya yakin, dia (Ajeyskia Ayunda Sembiring-red) tidak memiliki surat mandat dari pihak yang berkompenten di Aceh, dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh,” katanya.
Kata Abdullah Saleh, banyak kalangan di Aceh menentang keikutsertaan Ajeyskia Ayunda Sembiring mewakili daerah ujung barat Indonesia ini.
“Masyarakat keberatan dengan membawa nama Aceh, namun pakaian nya tidak mencerminkan budaya Aceh yang Islami layaknya kehidupan mayoritas Aceh,” ujar politisi Partai Aceh ini.
“Kita mendesak kepada Gubernur Aceh untuk bisa mengklarisifikasi terhadap keterwakilan Ajeyskia dalam Pemilihan Putri Indonesia. Kita bukan tidak merestui, namun pakain nya yang dapat mengundang kemarahan public,” katanya lagi.
Abdullah Saleh mendesak Pemerintah Aceh atau Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh untuk segera mengklarifikasi atas legalitas Ajeyskia mewakili Aceh dalam ajang pemilihan putri indonesia.
“Sangat kita sesali atas apa yang dilakukan Ajeyskia yang mencatut nama Aceh, tetapi ia tidak memiliki surat mandat dari pemerintah Aceh, kemudian pakaian nya sangat mencoreng nama Aceh,” katanya.[]
Editor: Murdani Abdullah