SENATOR DPD RI asal Aceh, Fachrul Razi, meminta para pihak di Aceh untuk mendukung agar perjanjian atau MoU Helsinki dan UUPA untuk masuk dalam kurikulum pendidikan.
Menurutnya, generasi muda Aceh saat dinilai lemah dalam memahami MOU Helsinki dan UUPA. Hal ini terjadi karena dunia Pendidikan kurang memberikan ruang untuk penguatan UUPA dan MoU Helsinki pasca 10 tahun perjanjian itu.
“Oleh karena itu diperlukan Keseriusan Pemerintah Aceh dalam memasukkan MoU Helsinki dan UUPA dalam kurikulum wajib pendidikan baik ditingkat SD, SMP SMU hingga Perguruan Tinggi,” ujar Fachrul Razi M.I.P saat berkunjung ke Aceh Barat dan dalam Diskusi dan Silaturahim ke STAIN Teuku Dirunding Meulaboh, Sabtu 21 Februari 2015.
Dalam silaturahmi ke Kampus STAIN, Fachrul Razi disambut oleh Pengurus BEM STAIN, mahasiswa dan para alumni. Suasana kampus nampak lengang karena bersamaan dengan Libur semester perkuliahan.
Pada kesempatan tersebut, Fachrul Razi juga menyampaikan beberapa hal termasuk beberapa program yang menyangkut dengan kegiatan kepemudaan dan Mahasiswa.
“Lemahnya MoU Helsinki dan UUPA di tingkat sosialisasi dan kita juga berharap untuk Aceh adanya kurikulum khusus Aceh yakni mata pelajaran dan mata kuliah yang memuat tentang MoU Helsinki dan UUPA agar sejarah Aceh selalu tertanam di masyarakat Aceh,” katanya.
Fachrul Razi juga menawarkan pola orientasi mahasiswa baru yang tidak memakai sistem perpeloncoan dan merubahnya dengan traning-training leadership dan enterpreneurship yang jelas-jelas bisa menumbuhkan pola pikir positif pada diri mahasiswa dengan sistem survival dengan alam dan pengembangan karakter ke-Aceh-an.[]
Editor: Murdani Abdullah