Dua mahasiswi asal Kabupaten Nagan Raya, Aceh, menyerahkan cincin emas 22 karat atau seberat 0,5 gram pada gerakan #KoinUntukAustralia kemarin. Kedua mahasiswi itu adalah Maulidatul Husna dan Pipit Isnawati, mereka korban musibah tsunami yang melanda Aceh pada 2004.
“Cincin emas yang kami serahkan ini sebagai pengembalian bantuan tsunami kepada Perdana Menteri Australia karena mereka mengungkit kembali bantuan yang pernah mereka berikan,” kata Maulidatul Husna.
Maulidatul Husna dan Pipit Isnawati meminta relawan pengumpulan koin untuk Australia meneruskan bantuannya kepada Perdana Menteri Australia Tony Abbott. Mereka merupakan bagian dari banyak warga Aceh yang kecewa terhadap pernyataan Abbott.
Sementara itu, sejumlah warga Aceh mulai ragu dengan jumlah bantuan sumbangan dari Australia. Keraguan tersebut muncul setelah ada pernyataan dari Manajer Dana Internasional Bank Dunia untuk bencana tsunami di Aceh dan Sumatera Utara, Joe Leitman.
Joe Leitman mengatakan dana bantuan yang dijanjikan Australia tidak sampai ke Aceh. Pada wawancara radio yang dikutip laman ABC, 20 Agustus 2005 lalu, Leitman ketika itu mengatakan kontribusi pemerintah Australia hanya seperdelapan dari $1 miliar atau Rp12,8 triliun yang dijanjikan.
“Kita ragu berapa sebenarnya jumlah dana yang benar-benar diberi ke Aceh untuk membantu memulihkan kondisi Aceh pasca tsunami kala itu,” ujar Arwina, warga Lhokseumawe, kepada VIVA.co.id, Kamis, 26 Februari 215.[] sumber: viva.co.id
Editor: Boy Nashruddin Agus