Erlan Suhendar, pedagang batu akik di Gemstone Festival kebingungan menghadapi pelanggan. Sebabnya, koleksi batu akik yang ia pajang di sana ludes dalam dua hari setelah diserbu para pembeli.
"Baru saja dua hari, saya sudah harus pulang ke kampung halaman untuk ambil persediaan di rumah," ujar Erlan, saat ditemui Tempo di Gemstone Festival, Jalan Dipenogoro, Bandung, Kamis 26 Februari 2015.
Pria asal Garut, Jawa Barat, ini mengatakan dirinya tak menyangka koleksi batu mulianya bisa habis dalam dua hari. Padahal, festival batu akik ini digelar cukup lama yakni sejak 24 Februari, hingga tanggal 5 Maret 2015.
"Saya tidak tahu yang datang ke festival ini semua orang dari berbagai daerah," ujar Erlan. Menurut dia, kebanyakan pelanggannya datang dari pulau Jawa. Meski demikian, dia mengaku tak jarang pelanggan jauh seperti dari Aceh pun datang ke sana.
Erlan mengatakan dia menjual batu akik sedikit lebih murah dari harga pasaran karena salah perkiraan. Awalnya dia mengira tidak banyak orang yang akan mendatangi festival itu sehingga dia harus menurunkan harga pasaran.
Beberapa jenis batu yang ia jual antara lain Pancawarna, Kalimaya, dan Jasper. Menurut dia, banyak orang berminat pada batu ini. Selain karena warnanya yang bagus, batu jenis itu pun dibanderol dengan harga yang terbilang murah.
Menurut pantauan Tempo, di lahan parkir gedung Radio Republik Indonesia itu terdapat ratusan lapak pedagang batu akik yang terdaftar resmi di festival. Ada juga pedagang yang menjual batunya di pintu masuk festival agar tak membayar uang sewa lapak. Acara ini disesaki oleh sejumlah orang. Namun, lantaran jalan sempit, para pembeli berjubel memadati lapak dagangan.
Koordinator acara Gemstone Festival Novice Elryan Nessy mengatakan festival ini akan digelar hingga 5 Maret 2015 mendatang. Adapun pada 1 sampai 4 Maret 2015 akan digelar lomba kecantikan batu akik. "Semua pecinta batu berkumpul di sini," ujar dia.
Dia menjelaskan, penjual dan pembeli pada festival ini tidak hanya berasal dari Jawa Barat, tapi berbagai dari berbagai daerah lainnya. Misalnya, ia mencontohkan Aceh, Lampung, Kalimantan, Surabaya, Garut, dan daerah-daerah penghasil batu lainnya.
Secara umum, kata dia, di sana terdapat 125 lapak berjualan. "Sebanyak 115 stand yang sudah terisi, dan sekitar 20 stand belum terisi," katanya. Dia menjelaskan acara ini pun digelar sejak pukul 09.00 hingga pukul 22.00. Setiap harinya acara ini digelar cukup lama karena jumlah pengunjung yang tak pernah surut. "Jam 10 malam kami tutup juga pengunjungnya masih banyak."[] sumber: tempo.co
Editor: Boy Nashruddin Agus