PERKEMBANGAN ekonomi Aceh terus meningkat dalam lima tahun terakhir. Di tahun 2007, tingkat kemiskinan sempat menyentuh titik 23 persen dan secara perlahan mulai turun menjadi 17,8 persen pada 2014.
"Setiap tahun rata-rata pertumbuhan ekonomi Aceh mencapai 5,5 sampai 6 persen,” ujar Gubernur Aceh, Zaini Abdullah, melalui sambutannya yang dibacakan oleh Ir. Nurman Daud Shamad, Staf Ahli Pembangunan dan Luar Negeri pada Simposium Pangan Fakultas Pertanian Unsyiah, Kamis, 17 April 2014.
Kegiatan tersebut mengangkat tema mengembalikan Aceh sebagai lumbung pangan nasional di Aula Fakultas Pertanian. “Dari semua sektor yang ada, memang sektor pertanian paling menonjol dengan tingkat pertumbuhan di atas 7 persen,” ujarnya.
Hal inilah yang menyebabkan Pemerintah Aceh terus meningkatkan sektor pertanian. Menurutnya keberhasilan sektor pertanian ini akan berperan meningkatkan kesejahteraan rakyat, mengingat sektor ini bisa menyerap hampir 60 persen tenaga kerja di wilayah pedesaan Aceh.
Salah satu program prioritas yang dilaksanakan Pemerintah Aceh sejak tahun 2012 lalu adalah pembangunan sektor pertanian dan tanaman pangan. “Kita percaya, jika sektor pertanian berjalan sukses, maka kesejahteraan rakyat akan lebih baik. Oleh sebab itu kita sudah membulatkan tekad bahwa Aceh akan kita dorong menjadi salah satu pusat tanaman pangan nasional,” katanya.
Secara perlahan upaya meningkatkan produktivitas mulai menunjukkan hasil. Produktivitas padi tahun lalu mencapai 2 juta ton gabah kering hasil panen lahan seluas 420 ribu hektar. Sedangkan produksi kedelai sebanyak 131 ribu ton dan jagung 157 ribu ton.
“Pencapaian ini boleh dikatakan cukup menggembirakan mengingat sistem pertanian yang dikembangkan di Aceh masih menggunakan sistem tradisional. Karena itu kita akan mencoba mentransformasikan sistem pertanian itu ke arah yang lebih modern,” katanya.
Salah satu caranya, kata dia, yaitu mendorong petani untuk menggunakan bibit unggul yang mampu berproduksi lebih baik. Di samping itu pembangunan sarana pertanian terus ditingkatkan.
Saat ini Pemerintah Aceh sedang membangun empat jalan tembus untuk mempermudah pengangkutan hasil komoditi pertanian di wilayah pedalaman. “Rencananya pembukaan jalan tembus itu selesai pada tahun 2017, sehingga komoditi pertanian akan mudah dipasarkan ke luar daerah,” ujarnya.[]
Editor: Boy Nashruddin Agus