KrisEnergy Ltd, Selasa (1/7), mengumumkan telah sepakat mengakuisisi seluruh saham kerja milik Premier Oil Overseas B.V. sebanyak 41,6666 persen di PSC Block A Aceh.
Di blok ini, sejumlah penemuan kondensat gas diperkirakan masuk ke tahap pengembangan setelah akuisisi dirampungkan.
KrisEnergy juga akan mengakuisisi 100 persen saham Premier Oil Sumatra (North) B.V. sebagai pertukaran dengan konsiderasi setelah pajak senilai US$40 juta yang menjadi subjek penyesuaian modal kerja.
Konsiderasi ini akan diselesaikan dengan gabungan dana tunai yang didapat dan pembayaran utang antar perusahaan di Premier. Penyelesaian transaksi ini masih menunggu persetujuan pemerintah.
PT Medco E&P Malaka adalah operator PSC ini dengan saham kerja sebesar 41,6667 persen sementara Japex Block A Ltd. menguasai sisanya sebesar 16,6667 persen.
Block A Aceh mencakup area seluas 1.867 km persegi yang terdiri atas sejumlah penemuan kondensat gas termasuk Lapangan Alue Rambong, Alue Siwah, dan Julu Rayeuk, yang persetujuan pengembangannya dikeluarkan pada 2007.
Gas pertama dari Alur Rambong diperkirakan mengalir pada 2017. Blok ini juga mencakup penemuan gas Matang, yang masih membutuhkan penilaian lebih lanjut sebelum dikembangkan melalui tie-back ke fasilitas awal, dan penemuan gas Kuala Langsa yang mengandung kadar CO2 yang tinggi.
Estimasi terbaik dari sumber daya ini (2C), dalam pengembangan Lapangan Alur Rambong, Alur Siwah, dan Julu Rayeu terkait dengan saham kerja perusahaan, adalah 29,2 mmboe per 31 Desember 2013 yang dinilai oleh Netherland, Sewell & Associates, Inc. (NSAI).
PSC ini juga mencakup sumber daya 2C saham kerja dalam kategori pengembangan yang belum terklarifikasi sebesar 74,4 mmboe, di mana Kuala Langsa menyumbang 87,6 persen.
Menyusul penyelesaian transaksi ini, total sumber daya 2C yang masuk dalam saham kerja KrisEnergy akan naik menjadi 172,1 mmboe dari 68,6 mmboe yang diestimasikan oleh NSAI per 31 Desember 2013.
“Ini merupakan transaksi yang signifikan bagi KrisEnergy mengingat besarnya basis sumber daya. Ini akan menjadi proyek gas yang substansial, yang menambah rencana komersialisasi gas kami di lepas pantai Jawa Timur dan Kalimantan, serta meningkatkan posisi kami di Sumatera, di mana kami adalah operator PSC eksplorasi lepas pantai East Seruway,” kata Direktur Pengembangan Bisnis KrisEnergy Richard Lorentz.
Sweet gas dari Alur Rambong akan diproduksi lebih dulu, disusul sour gas dari Alue Siwah.
Lapangan Matang diperkirakan on stream ketika Alur Siwah turun dari plateau. Pengembangan proyek ini melibatkan konstruksi fasilitas gas berkapasitas 63 billion British thermal units (bBtu) per hari dengan menghilangkan CO2 dan hidrogen sulfida (H2S).
Penjualan gas diperkirakan dari Lapangan Alue Siwah dan Alue Rambong dengan fuel gas disediakan oleh Julu Rayeuk.
Lebih dari 18 sumur, termasuk gabungan sumur baru, re-entry, dan penyelesaikan sumur eksisting, akan digunakan untuk pengembangannya.
Produksi konsensat diasumsikan pada kisaran 6 bbl/mcf di Matang dan lebih dari 30 bbl/mcf di Alue Rambong dan Julu Rayeuk.
Gas dari empat lapangan ini memiliki konsentrasi variabel CO2, mulai sekitar 1,0 persen di Julu Rayeuk hingga rata-rata 26 persen di Alue Siwah, yang mengandung 1,2 persen H2S.
Dengan rampungnya transaksi ini, KrisEnergy akan memiliki saham di delapan PSC di Indonesia, 7 diantaranya sebagai operator.
Selain Block A Aceh, tiga dari aset-aset yang mengandung penemuan gas pada berbagai tahap pengembangan atau penilaian, dan empat dari blok-blok tersebut merupakan aset eksplorasi. [] sumber: migasreview.com
Editor: Yuswardi A. Suud