19 April 2015

Ilustrasi. @antaranews.com
Ilustrasi. @antaranews.com
saleum
Selamat Datang ALA dan ABAS!
Risman A Rachman
11 October 2014 - 16:12 pm
Kita percaya, dengan pengalaman panjang tinggal di negeri orang, banyak pengetahuan dan pengalaman praktis yang bisa disumbangkan bagi pemajuan Aceh.

Rasanya, tidak berlebihan bila segera kita ucapkan "Selamat Datang ALA dan ABAS." Ucapan ini sebagai penyemangat kita kepada pihak-pihak yang tidak lelah menyuarakan aspirasi pemekaran Provinsi Aceh.

Awalnya, harus diakui gagasan dan perjuangan ALA dan ABAS lebih terlihat sarat motif politik kekuasaan dari pelaku politik lokal yang ingin menjadi raja-raja kecil ketimbang motif politik kesejahteraan dan pemajuan daerah. Penilaian ini wajar karena kita semua memiliki harapan besar kepada Pemerintahan Aceh paska konflik.

Kita berharap, dengan Aceh Satu yang saat ini memiliki topangan politik khusus dan istimewa, dapat menjadi jembatan bagi semua kabupaten dan kota di Aceh untuk menyeberang ke masa depan yang lebih baik. Harapan ini, setidaknya sudah kita tumpangkan kepada dua periode kepemimpinan Aceh yang secara sadar kita percayakan kepada sosok-sosok yang oleh orang banyak disebut kaum pejuang.

Kita percaya, sebagai pejuang tentu memiliki tekad sekuat baja, dan strategi yang lebih mampuni untuk membuat Aceh berbeda jika dipimpin oleh sosok-sosok yang bukan pejuang. Kita percaya, pengalaman panjang hidup dalam perlindungan rakyat di masa konflik mampu menstimuli kehendak untuk mengubah keadaan Aceh dengan cara-cara luar biasa. Kita percaya, dengan pengalaman panjang tinggal di negeri orang, banyak pengetahuan dan pengalaman praktis yang bisa disumbangkan bagi pemajuan Aceh. Dan, kita juga percaya, dengan spirit kesadaran sejarah yang berlebih dapat membangun masterplan pembangunan Aceh yang menjawab visi keacehan yang selama puluhan tahun tertanam di alam bawah sadar orang Aceh.

Kini, persepsi kita dengan sangat terpaksa harus kita ubah. Perubahan sudut pandang ini bukan untuk mengingkari arti penting perjuangan dan pejuang. Perjuangan adalah sejarah besar dan pejuang adalah sosok-sosok.besar di dalam epos sejarah keacehan itu. Keduanya harus tetap dihormati dengan layak, dan dengan cara-cara nan layak pula.

Tapi, terkait usaha semua anak bangsa Aceh untuk menjemput masa depannya memang harus lebih realistis membaca keadaan dan dinamika. Bicara kesejahteraan dan kemajuan terkadang dibutuhkan keberanian politik untuk mendistribusi kekuasaan.

Sejarah memang tidak bisa dihapus. Tapi, masa depan bisa dirancang, salah satunya, dengan kesediaan memberi kesempatan kepada ALA dan ABAS membangun dirinya sendiri. Tentu kita semua sangat ingin membangun secara bersama-sama dalam Aceh Satu. Namun, percayalah, dalam nafas sejarah, urat nadi keacehan akan terus berdenyut juga dalam ALA dan ABAS.

Sesekali perlu juga kita menangkap citra satelit ureung Aceh yang kerap disebut dengan Aceh Lhee Sagoe. Citra ini, disamping berwujud wilayah, Indrapuri, Indrapatra, dan Indrapurwa. Inilah cikal bakal terwujudnya Aceh Darussalam. Citra Aceh Lhee Sagoe juga mencerminkan semangat keseimbangan, keselarasan, dan kesetaraan.

Kita harus berani untuk kembali pada pendekatan citra itu dengan mewujudkan Aceh, ALA, ABAS sebagai citra baru Aceh yang secara budaya dipayungi oleh Wali Nanggroe agar semangat mewujudkan keseimbangan, keselarasan dan kesetaraan dapat lebih mungkin diwujudkan dalam praktek pembangunan.

Terakhir, kita harus berani membangun rumus politik bahwa jika Aceh maju belum tentu kabupaten-kabupaten maju. Tapi, kalau kabupaten-kabupaten maju bersebab terwujudnya ALA dan ABAS pasti Aceh juga maju. Jika semua maju itulah yang kita sebut Aceh dengan citra Darussalam. []

*Penulis adalah Pembina GenKAceh

Editor: Boy Nashruddin Agus

Ikuti Topic Terhangat Saat Ini:

Terbaru >>

Berita Terbaru Selengkapnya

You Might Missed It >>

Pengamat: Pemekaran Provinsi ALA-ABAS Sulit Terwujud

Ini Dia Tuntutan ALA Merdeka di…

Mahasiswa ALA Minta Presiden Jokowi Bentuk…

ALA-Abas Diduga Jadi Cara Politisi Peroleh…

Pemekaran ALA-ABAS Dinilai Sumber Konflik Baru

HEADLINE

Dahlan Iskan: Jangan Malu Tiru Aceh

AUTHOR