25 March 2015

 Hasil repro tabel Kota dengan Biaya Hidup Tertinggi, dan Kota dengan Proporsi Biaya Hidup Makanan Tertinggi, hasil survei BPS 2012.
Hasil repro tabel Kota dengan Biaya Hidup Tertinggi, dan Kota dengan Proporsi Biaya Hidup Makanan Tertinggi, hasil survei BPS 2012.
news
BPS: Biaya Hidup di Banda Aceh Lebih Rp6 Juta per Bulan
Irman I. Pangeran
08 February 2014 - 17:18 pm
Dari 82 kota SBH, Banda Aceh adalah kota peringkat ketujuh biaya hidup tertinggi di Indonesia.

HASIL Survei Biaya Hidup (SBH) yang dilakukan Badan Pusat Statistik atau BPS tahun 2012, menempatkan Banda Aceh sebagai kota dengan biaya hidup mencapai Rp6.169.359 per bulan dengan rata-rata anggota rumah tangga 4,3. Dari 82 kota SBH, Banda Aceh adalah kota peringkat ketujuh biaya hidup tertinggi di Indonesia.

Hal tersebut dilansir dalam Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi Edisi Februari 2014 yang dipublikasikan melalui situs BPS: www.bps.go.id. Menurut BPS, Jakarta merupakan kota dengan biaya hidup tertinggi, yakni Rp7.500.726 per bulan dengan ratarata anggota rumah tangga 4,1. Sedangkan Banyuwangi merupakan kota dengan biaya hidup terendah, yakni Rp3.029.367 per bulan dengan rata-rata anggota rumah tangga 3,6. “Secara nasional, rata-rata biaya hidup adalah sebesar Rp5.580.037 per bulan.”

BPS menjelaskan, proporsi biaya hidup makanan dan nonmakanan masing-masing sebesar 35,04 persen dan 64,96 persen, sedangkan hasil SBH 2007 menunjukkan proporsi biaya hidup makanan dan nonmakanan masing-masing sebesar 36,12 persen dan 63,88 persen.

“Kota Meulaboh merupakan kota dengan proporsi biaya hidup makanan tertinggi,
sedangkan Jakarta merupakan kota dengan proporsi biaya hidup makanan terendah.”

Dibandingkan hasil SBH 2007, menurut BPS, terjadi penurunan persentase biaya hidup pada kelompok bahan makanan dari 19,57 persen menjadi 18,85 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau dari 16,55 persen menjadi 16,19 persen, serta kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar dari 25,41 persen menjadi 25,37 persen.

BPS menjelaskan, SBH 2012 merupakan survei lima tahunan yang menghasilkan
paket komoditas (barang dan jasa) dan diagram timbang terbaru yang berguna
dalam penghitungan IHK. Hasil SBH 2012 sekaligus mencerminkan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat dibandingkan dengan hasil SBH 2007.

Survei ini hanya dilakukan di daerah perkotaan (urban area) dengan total sampel rumah tangga sebanyak 136.080.

SBH 2012 dilaksanakan secara triwulanan di 82 kota, yang terdiri dari 33 ibukota
provinsi dan 49 kota lainnya. Dari 82 kota tersebut, 66 kota merupakan kota IHK
lama dan 16 merupakan kota baru (Meulaboh, Bukittinggi, Tembilahan, Bungo,
Lubuk Linggau, Metro, Tanjung Pandan, Cilacap, Kudus, Banyuwangi, Singaraja,
Tanjung, Bulukumba, Bau-bau, Tual, dan Merauke).

SBH 2012 dilaksanakan selama satu tahun penuh, yaitu tahun kalender 2012 (Januari-Desember), yang dibagi dalam 4 (empat) triwulan, yakni triwulan I  (Januari-Maret), triwulan II (April–Juni), triwulan III (Juli-September), serta triwulan IV (Oktober-Desember). Referensi waktu survei yang digunakan dalam pengumpulan data dibedakan menurut sifat dari jenis barang dan jasa yang diteliti.

Pengeluaran konsumsi rumah tangga untuk bahan makanan, makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau digunakan referensi waktu 1 (satu) minggu, sedangkan pengeluaran konsumsi rumah tangga untuk perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar; furnitur, perabotan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga; pakaian dan alas kaki; dan barang-barang kebutuhan rumah tangga lainnya serta barang-barang tahan lama, maupun pengeluaran nonkonsumsi menggunakan referensi waktu tiga bulan dan dicacah setiap bulan.[]

Editor:

Ikuti Topic Terhangat Saat Ini:

Terbaru >>

Berita Terbaru Selengkapnya

You Might Missed It >>

Kebijakan Menteri Susi Lumpuhkan Aktivitas Nelayan…

Aceh Selatan Dilanda Hujan Debu

Bachtiar Aly Nilai Pemerintah Tidak Peduli…

Senin 9 Maret, Presiden Jokowi ke…

Setkab Aceh Utara; Perjalanan Dinas, Konsumsi…

HEADLINE

Aku Mungkin Mati Malam Ini, Curhat Seorang Gadis Palestina

AUTHOR