19 March 2015

Ummi Kalsum. Foto Taufik Ar-Rifai
Ummi Kalsum. Foto Taufik Ar-Rifai
profile
Ummi Kalsum; Cekgu Menuju Kursi DPR Aceh
Taufik Ar Rifai
10 September 2014 - 19:30 pm
Sebelum melenggang ke kursi dewan, perempuan yang dikenal religius dan ramah ini bekerja sebagai Kepala Sekolah Dasar (SD) Cot Baroh, Kecamatan Geulumpang Tiga, Pidie.

SEKILAS tidak nampak sesuatu yang berbeda dari perempuan berusia 55 tahun ini. Perempuan paruh baya itu masih terlihat segar bugar dan selalu memberikan senyuman hangat kepada siapapun yang menyapanya.

Raut wajahnya masih terlihat cerah dan tegar. Namun siapa sangka, perempuan yang sehari-harinya dipanggil Ummi ini merupakan salah satu barisan pendukung utama Gerakan Aceh Merdeka (GAM) selama konflik politik melanda Aceh. Bahkan, Ummi dikenal dekat dengan almarhum Tgk Abdullah Syafii, mantan Panglima GAM ketika itu.

“Watee konflik, ramee that tokoh-tokoh GAM lagee almarhum Tgk Lah (Sapaan untuk almarhum Tgk Abdullah Syafii-red) kayem geulakee dukongan bak loen, baik dukungan dana atawa spiritual (Sewaktu konflik, banyak sekali tokoh-tokoh GAM seperti almarhum Tgk Lah seringkali meminta dukungan kepada saya, baik dukungan dana ataupun spiritual,” ujar Ummi ketika diwawancarai Atjehpost.Co di Hotel Oasis, Selasa, 9 September 2014.

Sebelum melenggang ke kursi dewan, perempuan yang dikenal religius dan ramah ini bekerja sebagai Kepala Sekolah Dasar (SD) Cot Baroh, Kecamatan Geulumpang Tiga, Pidie ini menyelesaikan pendidikan di Sekolah Pendidikan Guru Sigli pada tahun 1978.

Darah pejuang mengalir dari garis keturunan kedua orangtuanya yang merupakan mantan pejuang kemerdekaan dan  DI/TII Aceh.

Sebagai seorang kepala sekolah Dasar Cot Baroh, Ummi sering memberikan dukungan kepada GAM karena lokasinya yang terletak di basis pertahanan gerilyawan GAM.

Pada tahun 1998, sejumlah petinggi GAM yang tiba dari Malaysia seperti alm. Tgk Yahya, Tgk Harun, Abu Razak.

“Mereka merupakan gelombang pertama yang saya temui ketika tiba di Aceh. Ketika itu juga alm. Tgk Abdullah Syafii juga turut hadir dalam rombongan itu dengan meminta dukungan dari saya saat mengadakan musyawarah pada salah satu rumah yang terletak di Blang Mane, Kecamatan Geulumpang Tiga,” ujarnya lagi.

Sementara itu, tambah Ummi,  gelombang selanjutnya tiba rombongan lagi seperti Tgk Sarjani yang merupakan Bupati Pidie sekarang.

Menurutnya, pada saat mengadakan musyawarah tersebut, turut juga dihadiri sejumlah ulama untuk meminta nasihat dan pesan-pesan spiritual untuk rombongan kombatan GAM yang baru tiba ke Aceh via Malaysia usai menjalani pelatihan militer di Libya.

Tahun 2003, gerak-gerik Ummi hingga dalam membantu GAM mulai tercium oleh TNI hingga melakukan penggerebekan di rumahnya.

“Ketika itu, Ummi sudah bersiap-siap mau mengajar, namun tiba-tiba di depan rumah saya sudah berdiri puluhan tentara berseragam loreng lengkap dengan senjatanya,” ujarnya lagi.

Ummi menuturkan, ketika pasukan TNI melakukan interogasi terhadap sejak terjangnya dalam memberikan dukungan kepada GAM. Ia hanya mengaku memberikan bantuan ala kadarnya saja atas dasar sosial, bukan simpatisan GAM.

“Saya mengaku hanya membantu GAM sebesar Rp 10 ribu saja per bulan, itupun saya katakan demi sosial bukan karena saya simpatik sama GAM. Alhamdulillah ketika itu saya diperlakukan secara manusiasi karena masyarakat kasihan kepada saya,” ujarnya.

Keesokan harinya, Ummi mengaku langsung dibawa ke Polresta Pidie untuk menjalani persidangan karena keterlibatannya dalam membantu GAM.

“Watee nyan loen ditheuen selama 13 buleuen di rutan Sigli (waktu itu saya ditahan selama 13 bulan di rutan Sigli),” ujarnya lagi.

Selama menjalani hukuman kurungan badan di rutan Sigli, Ummi ditunjuk menjadi seorang guru ngaji di Rutan Sigli.

“Alhamdulillah sehabis salat Magrib saya adakan pengajian rutin, malam Jum’atnya membaca yasin fadzilah,” ujarnya lagi.

Sementara itu, ketika Hakim menjatuhkan putusan hukum terhadapnya, Ummi sudah diperbolehkan pulang dan mengajar kembali seperti biasa, namun pada malam harinya ia harus kembali ke Rutan.

“Malah saya tidak dikawal sedikitpun oleh pihak kepolisian karena keikhlasan hati saya untuk kembali ke rutan tepat waktu hingga saya mendapat dibebaskan sebulan kemudian setelah mendapatkan remisi,” ujarnya lagi.

Pada tahun 2014, Ummi diminta untuk mencalonkan diri untuk maju sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Dapil 2 dari Partai Aceh. Hasilnya, ia memperoleh suara sebanyak 17.228 suara.

“Watee nyan loen peugah hantem dan yue peu ek ureueng laen mantong, tapi na meupadum droe tokoh Partai Aceh lagee Tgk Sarjani geuyue ek loen bak DPRA (Waktu itu saya katakan tidak mau dan suruh mencalonkan yang lain saja, tapi ada beberapa tokoh Partai Aceh seperti Tgk Sarjani meminta saya untuk naik ke kursi DPRA),” ujarnya lagi.

Ummi berharap, dengan diberikan kepercayaan sebagai anggota DPRA mampu menampung apirasi rakyat Aceh. Pada saat melakukan pesta demokrasi. Ummi mengaku tidak pernah mengobral janji-janji politiknya selama kampanye.

"Waktu kampanye, saya tidak pernah mengobral janji-janji muluk kepada rakyat saya, yang ada saya katakan kepada mereka akan berusaha semampu mungkin untuk menampung aspirasi rakyat karena saya tidak membeda-bedakan yang mana harus dibantu atau tidak. Bahkan yang tidak memilih saya pun Insya Allah saya tetap akan membantunya,” ujarnya lagi.

Nama                         

Hj. Ummi Kalsum, S.Pd

Tempat/Tgl Lahir       

Desa Amok Mesjid, Kecamatan Geulumpang Tiga, Pidie. 6 September 1959.

Pendidikan                  :

Sekolah Pendidikan Guru, tahun 1978.

Menjadi Guru dan Kepala Sekolah Dasar (SD) Cot Baroh,Kecamatan Geulumpang Tiga, tahun 1978 – 2005.

Ketua Putroe Aceh : Tahun 2007 – 2012.

Terpilih Menjadi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Periode 2014 – 2019. 

Ikuti berita lain terkait topik ini di sini:
Profil 81 Dewan Aceh

Editor: Murdani Abdullah

Ikuti Topic Terhangat Saat Ini:

Terbaru >>

Berita Terbaru Selengkapnya

You Might Missed It >>

Kenali 81 Wakil Anda di DPR…

T. Asrizal H.Asnawi,ST; Ingin Perjuangkan Nasib…

Sulaiman Ary; Naik Kelas ke DPR…

Abdurrahman Ahmad; dari Wirausaha ke DPR…

Kartini Ibrahim: Vokal Perjuangkan Kesetaraan Perempuan

HEADLINE

Perkenalkan! Apa Kaoy; Pelopor Hiem Aceh

AUTHOR

Abu Razak, Sang Penggerak
Nurlis E. Meuko