21 March 2015

Ilustrasi kekuasaan
Ilustrasi kekuasaan
saleum
Abu Lahab
Risman A Rachman
25 September 2014 - 10:30 am
Meski di Aceh banyak orang yang dipanggil Abu tapi pasti tidak ada yang bernama atau bersedia dipanggil Abu Lahab

Abu Lahab. Semua orang Aceh pasti kenal dengan nama ini. Meski di Aceh banyak orang yang dipanggil Abu tapi pasti tidak ada yang bernama atau bersedia dipanggil Abu Lahab.

Abu Lahab adalah nama julukan untuk Abdul al-Uzza bin 'Abdul Muttalib. Dia adalah tokoh senior sekaligus berpengaruh dan memiliki pengaruh di Mekkah.

Abu Lahab bukan sosok asing. Ayah dari dua anak ini adalah paman Nabi. Orang-orang memahaminya sebagai pembenci Nabi. Memang ada dasarnya sebab suami dari Ummu Jamil inilah yang mempermalukan Nabi di depan umum dengan perkataannya yang kasar: "Celakalah engkau hai Muhammad..."

Itulah dasarnya Allah membalas mempermalukan balik Abu Lahab yang kita ketahui dari Surah Al-Lahab:

“Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar binasa dia! Tidaklah berguna baginya hartanya dan apa yang dia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak (neraka). Dan (begitu pula istrinya, pembawa kayu bakar (penyebar fitnah). Di lehernya ada tali dari sabut yang dipintal.” (QS. Al-Lahab : 1 – 4).

Tapi kenapa teman karib dari Abu Jahal ini menolak ajaran pembaharuan Islam yang dibawa Nabi? Selidik punya selidik ada kaitannya dengan soalan senioritas. Abu Lahab yang merasa lebih senior takut kehilangan pengaruh dan wibawanya bila mengikuti anjuran sosok junior, Muhammad.

Sebenarnya, Abu Lahab bukan tidak menghormati Muhammad, bukan tidak mengakui ajaran yang dibawa Nabi. Kepada Abu Dzar, Abu Lahab pernah membanggakan Muhammad. Tapi, ketika Abu Dzar menyoal soal ketidaksediaannya mengikuti ajaran Islam maka di situlah ego senioritas muncul.

Abu Lahab seperti membayangkan keruntuhan harga diri. Apa hebatnya Muhammad. Bukankah dia anak kemarin sore. Apa perannya dalam membangun kewibawaan dan kehebatan kaum Quraisy. Lantas, ke mana membawa muka bila harus mengikuti ajaran Islam yang dibawa Muhammad.

Banyak dari kita membenci Abu Lahab. Tapi, mungkin tanpa sadar ada yang sudah menjadi "Abu Lahab." Orang-orang ini adalah yang dalam kehidupan senang mempertentangkan peran, perjuangan, dan dedikasi di masa lalu sehingga dijadikan dasar sebagai yang paling berhak untuk berkuasa, memberi pengaruh, menentukan arah, memainkan peran kekinian.

Dan, ketika ada sosok baru muncul dan kehadirannya membawa pandangan yang lebih segar dan bernas maka mulailah menggugat keberadaan, peran dan pengorbanan di masa lalu. "Pat jameun watee prang? Na ka rasa saket? Na matee aneuk? Na ro darah? Na diraba aneuk kreh le si pa´i?"

Padahal, Islam telah memberi cukup pandangan hidup yang apabila kita mengikat diri dengannya maka tiadalah akan tersesat. Sungguh, yang terbaik di antara manusia adalah dia yang paling bertakwa, senang menebar kebaikan, suka menjalin silahturahim, saling membantu dalam kebaikan dan saling mencegah berbuat mungkar.

Kebaikan itu bukan diukur pada tingginya kuasa, kayanya harta, dan luasnya pengaruh. Kebaikan itu adalah dia yang paling bermanfaat bagi orang lain dalam kebaikan, dalam keadilan dan dalam mewujudkan hidup yang damai.

Sikap hormat adalah keniscayaan yang tidak berlaku sebelah pihak. Penghormatan adalah keniscayaan yang tidak berlaku untuk satu kaum saja. Sikap hormat adalah milik orang dan pihak yang paling rajin menghidupkan kasih sayang sehingga tidak ada yang merasa ditinggalkan apalagi merasa tersisihkan dari kehidupan.

Setiap masa ada orangnya dan setiap orang ada masanya dan sebaik-baik masa adalah yang didiami oleh orang-orang yang membangun kehormatan diri agar terhormatlah negeri yang didiami.

Sudah pasti siapa yang mentransformasi dirinya sebagai Abu Lahab akan binasa. Harta yang telah diusahakannya akan sia-sia dan kehidupannya akan terasa laksana di neraka.[]

Penulis adalah Pembina Gen-K Aceh

Editor: Ihan Nurdin

Ikuti Topic Terhangat Saat Ini:

Terbaru >>

Berita Terbaru Selengkapnya

You Might Missed It >>

Abu Lahab

HEADLINE

Gurita Proyek Poros Pendopo

AUTHOR