21 March 2015

Ilustrasi
Ilustrasi
saleum
Surat
Pak Gub, Tolong Usir "Tukang" dari Setda Aceh!
atjehpost.co
08 October 2014 - 13:30 pm
Pemerintah Zikir dipilih karena rakyat ingin dekat dengan pemimpinnya. Namun hal itu sirna ketika pemimpin Aceh justru diisolasi dalam gedung bernama Pendopo.

BUAH jatuh tak jauh dari pohonnya. Kalau pemimpin kencing berdiri. Maka stafnya kencing berlari.

Pribahasa ini mungkin cocok disandingkan dengan Biro Umum Setda Aceh saat ini. Lembaga itu kembali menjadi sorotan publik selama perayaan Idul Adha tahun ini. Lembaga tempat perkumpulan tukang, dari tukang pukul hingga tukang usir.

Ketika pengguna media sosial dihebohkan dengan prilaku Satpam Pendopo Aceh yang mengusir wartawan saat open house Gubernur Zaini Abdullah. Penulis tak kaget.

Kenapa? Karena begitulah mereka dididik.

Publik mungkin masih ingat dengan kasus pemukulan demontran mahasiswa di depan Kantor Gubernur Aceh beberapa waktu lalu.

Sekelompok mahasiswa yang sedang menyampaikan pendapatnya tiba tiba di pukul oleh pejabat Aceh.

Orang itu adalah Kepala Biro Umum Setda Aceh, Mustafa. Kasus menjadi heboh karena mendapat dukungan media dan Mustafa pun diseret ke meja hijau.

Sayangnya, pengadilan menghukum ringan Mustafa. Sosok ini hanya dihukum pidana selama sebulan dengan masa percobaan dua bulan.

Kini ketika berita itu mereda, dari lembaga yang sama muncul berita baru. Anak buah Mustafa yang ditugaskan di Pendopo Aceh mengusir wartawan yang sedang meliput open house gubernur.

Jika mengutip pemberitaan Atjehpost.co, bahasa pengusiran tersebut sangat kasar. Pelaku sepertinya tak mengerti arti ‘open house’ yang sebenarnya.

Penulis yakin bahwa Satpam tersebut salah sasaran. Petugas itu mungkin menganggap wartawan atjehpost.co adalah orang biasa dengan keterbatasan fisik yang menghadiri open house.

Kuasa Tuhan-lah yang membuka kasus ini ke publik.

Kita tak pernah tahu berapa banyak masyarakat yang terhalang bersua dengan Gubernur Zaini selama ini hanya karena pengamannya bergaya preman! Preman yang berlindung dibalik baju Satpam.

Kita juga tak pernah tahu berapa banyak masyarakat miskin dan janda konflik yang ingin bertemu gubernur, tetapi gagal karena Satpamnya arogan!

Padahal kalau kita mau jujur, pemerintah saat ini lahir dari derita masyarakat Aceh.

Gubernur Zaini dan Wagub Mualem dipilih oleh janda dan yatim konflik. Namun sekarang mereka kesulitan bertemu dengan pemimpinnya karena tembok pendopo yang terlalu tinggi dan penjaganya yang garang melebihi jabatan mereka.

Pemerintah Zikir dipilih karena rakyat ingin dekat dengan pemimpinnya. Namun hal itu sirna ketika pemimpin Aceh justru diisolasi dalam gedung bernama Pendopo.

Keberadaan pejabat "Asal Bos Senang" telah membuat pemerintah saat ini ditinggalkan rakyat. Keberadaan tukang pukul dan tukang usir di Pemerintah Aceh telah membuat kepemimpinan sekarang hilang marwah di mata rakyat.

Melalui tulisan ini, penulis hanya ingin mengingatkan bahwa Kepala Pemerintahan Aceh sudah saatnya bersikap tegas terhadap bawahannya.

Gubernur perlu menindak pejabat bermasalah dan memberikan penghargaan terhadap pejabat berprestasi.

Kalau tidak, maka istilah "tukang-tukang" baru pasti akan lahir di kemudian hari.  Entah itu dari Biro Umum atau lembaga lainnnya.

Penulis adalah Zikirullah, mahasiswa biasa yang sedang menyelesaikan tugas akhir di FKIP Unsyiah.

Editor: Murdani Abdullah

Ikuti Topic Terhangat Saat Ini:

Terbaru >>

Berita Terbaru Selengkapnya

You Might Missed It >>

Kisah Ucok, Mantan Preman Medan yang…

Dewan Aceh: Tindak Tegas Preman Birokrat

HMI Komisariat FKIP: Ini Harus Dibenahi

Paguyuban Mahasiswa Aceh Kecam Arogansi Birokrat

Presma Unaya: Sikap Arogan Cerminkan Imej…

HEADLINE

AUTHOR