20 March 2015

Koalisi Aceh Bermartabat. Foto Taufik
Koalisi Aceh Bermartabat. Foto Taufik
Printed
Koalisi 74 Lawan 7
Murdani Abdullah
26 November 2014 - 18:30 pm
Delapan partai politik bersatu di DPR Aceh. Mengapa partai yang sedikit meloloskan wakilnya cemas?

MAKAN malam telah usai ketika puluhan orang berbaju simbol partai politik berkumpul di hall Hotel Hermes Palace. Membentuk beberapa kelompok kecil, mereka terlibat perbincangan santai tapi tampak serius.

Pertemuan malam itu, pada 16 November lalu, adalah hajatan partai politik yang menempatkan wakilnya di gedung DPR Aceh. Malam itu, dari 13 partai politik yang lolos ke DPR Aceh, delapan diantaranya hadir di sana.

Ketika diskusi kelompok-kelompok kecil itu sedang berlangsung, seorang pria muda berjalan mendekat. Maka, bangkitlah mereka yang sedari tadi duduk berbincang.

Kiban pak ketua. Rapi that malam nyoe lagoe,” ujar seorang pria sambil menyalami pria yang baru datang. Dia memakai jas yang berwarna sama dengan pria muda tadi. Keduanya berasal dari satu partai: Partai Aceh.

“Get. Harus rapi-lah. Nyoe kon malam bersejarah,” jawab pria yang yang dipanggil Pak Ketua.

Pria muda yang dipanggil Pak Ketua tadi adalah Teungku Muharuddin. Sosok ini adalah Ketua Sementara DPR Aceh.

Ok. Lon lakee izin tamong u dalam dilee. Siat teuh Mualem akan trok keunoe,” kata pria yang akrab disapa Teungku Muha ini. Mualem yang dimaksud adalah Muzakir Manaf, Ketua Partai Aceh.

Memasuki ruangan acara, sebuah spanduk ukuran besar tergantung di bagian depan. Di sana tertulis, “Silaturrahmi Anggota DPRA dan Deklarasi Koalisi Aceh Bermartabat.” Tiga kata terakhir tertulis dalam ukuran yang lebih besar. Spanduk ini dibingkai dengan motif Gayo. Empat lambang partai juga dicetak dalam ukuran besar. Lambang tersebut adalah milik Partai Aceh, Demokrat, PAN dan Gerindra.

Sementara empat lambang partai lainnya, seperti Golkar, PKS, PPP dan Nasdem dicetak dalam ukuran lebih kecil.

Teungku Muha hanya mengamati spanduk tersebut sesaat. Politisi Partai Aceh ini kemudian memilih duduk di deretan kursi yang mulai ditempati pria berjas merah. Di depan mereka ada meja bundar yang beralas kain coklat. Di atasnya ada kertas putih bertuliskan Dewan Partai Aceh.

Rap mulai. Mualem katrok,” ujar sosok di samping kiri Teungku Muha.

++++

DELAPAN partai politik di Aceh mendeklarasikan Koalisi Aceh Bermartabat, Minggu malam itu. Ada empat partai penggagas koalisi: Partai Aceh, Demokrat, PAN dan Gerindra. Sementara empat lainnya adalah partai pendukung yakni Golkar, PKS, PPP dan Nasdem.

Ketua Panitia Deklarasi Partai Koalisi Aceh Bermartabat, Kamaruddin Abubakar atau yang akrab disapa Abu Razak, mengatakan proses yang dibangun oleh delapan partai bertujuan untuk mencapai masa depan Aceh yang lebih baik.

"Koalisi ini penting untuk sama-sama membangun Aceh. Aceh tidak bisa dibangun sendiri sendiri," kata Abu Razak.

Abu Razak mengatakan sangat bangga melihat semua pimpinan partai duduk semeja untuk mencapai satu tujuan.

Koalisi itu, kata Abu Razak, bertujuan mewujudkan kedaulatan dan kemakmuran rakyat Aceh dengan implementasi MoU Helsinki dalam bingkai NKRI.

"Kita berharap kebersamaan ini terus bertahap selama-lamanya," ujar Abu Razak. Ke depan, kata Abu Razak lagi, bisa jadi akan ada perbedaan pendapat dalam mengambil keputusan. Namun diharapkan perbedaan tersebut bisa diselesaikan dengan baik dan dijalankan bersama. "Ini komitmen kita bersama dalam membangun Aceh," ujarnya.

Sekretaris Partai Golkar Aceh, Zuriat Suparjo, dalam sambutannya mengatakan partainya berada di barisan terdepan untuk mendukung koalisi Aceh bermartabat. Tujuannya, agar kesejahteraan masyarakat Aceh cepat tercapai. "Kita siap mendukung segala keputusan yang terbentuk dalam koalisi ini," kata Zuriat.

Sedangkan Ketua DPD PKS Aceh, Ghufron Zainal Abidin, menambahkan partainya juga ikhlas untuk bergabung koalisi Aceh bermartabat.

"Kita akan berjuang bersama sama untuk mewujudkan Aceh yang bermartabat dan bersyariat Islam," kata Ghufron.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ketua PPP Aceh. Namun PPP memberikan 5 catatan yang harus dipenuhi selama berkoalisi. Catatan ini seperti koalisi dibangun atas dasar konstitusi yang sah serta melaksanakan syariat islam dan lainnya.

Ketua Nasdem Aceh, Zaini Jalil, menambahkan Nasdem Aceh siap bekerjasama dalam membangun Aceh. Apalagi, katanya, Partai Aceh sudah membuka dirinya dengan mengajak semua partai untuk sama-sama bekerja untuk kesejahteraan Aceh. “Kita siap mendukung koalisi ini. Ini juga komitmen Nasdem yang merupakan partai muda di Indonesia,” ujarnya.

Tampil dalam sesi kedua, Ketua Partai Amanat Nasional (PAN) Aceh, Anwar Ahmad, mengapresiasi sikap petinggi Partai Aceh yang melibatkan partai lain untuk sama-sama membangun Aceh.

"Kami sangat mengapresiasi bahwa ini bukanlah langkah awal dalam membangun Aceh secara bersama-sama. Tentu saja hal ini merupakan sebuah komitmen dan wujud kepedulian kita bersama dalam satu visi membangun Aceh," ujarnya.

Anwar Ahmad mengajak kepada seluruh anggota partai koalisi untuk bersama-sama punya tekad dan impian yang sama dalam membangun Aceh. Pasalnya, kata Anwar lagi, adanya satu visi dan tujuan yang sama mampu mewujudkan serta menyelesaikan berbagai macam persoalan yang sedang dihadapi dalam birokrasi Pemerintahan Aceh.

Ia juga menambahkan, PAN merupakan salah satu partai yang berada di barisan terdepan dalam mendukung koalisi Aceh bermartabat sebagai tonggak pertama dalam memperjuangkan kesejahteraan masyarakat di bawah kepemimpinan Zikir.

"Harapannya nanti koalisi ini bukan hanya sampai disini saja, namun akan terus dirajut hingga kapanpun. Sebab PAN mendukung penuh kebijakan dan roda pemerintahan Aceh di bawah kepemimpinan Aceh. Meski deklarasi ini baru dilakukan, namun tidak ada kata terlambat untuk membangun Aceh secara bersama-sama," ujarnya lagi.

Ketua Gerindra Aceh, TA Khalid, juga menyambut positif Deklarasi Koalisi Aceh Bermartabat yang digagas Partai Aceh.“Ini harus menjadi momentum awal perubahan demi Aceh bermartabat,” ujar TA Khalid.

Menurut TA Khalid, ia berharap semoga kesepakatan dan penandatangan komitmen oleh para pimpinan Parpol di Aceh ini, dapat ditindaklanjuti dengan benar dalam sikap dan tindakan yang penuh ikhlas.

“Bila semua pimpinan partai politik yang telah sepakat dan menandatangi nota kesepakatan tadi konsisten, maka dengan jumlah 74 kursi di DPR Aceh tidak ada hal yang menganjal dan terhambat lagi untuk kita wujudkan kesejahteraan rakyat Aceh,” ujarnya.

“Kendati seringkali politik diidentikan bahwa tidak ada teman sejati yang ada kepentingan yang abadi, namun kita berharap semoga deklarasi Koalisi Aceh Bermartabat harus menjadi teman sejati untuk mengabdi kepada rakyat dan Nanggroe Aceh yang kita cintai ini,” katanya lagi.

“Semoga malam ini kita dapat menjadikan momentum untuk berpikir tentang proses koalisi ini berlangsung. Untuk ke depannya lagi kita berharap jangan ada lagi salah penafsiran tentang berbagai macam permasalahan yang dapat kita selesaikan secara bersama-sama,” ujar  Ketua DPD Partai Demokrat Nova Iriansyah, dalam sambutannya.

Partai Demokrat juga mengapresiasi kinerja Partai Aceh yang telah berperan aktif untuk mengajak beberapa partai politik lain, bersama-sama berkoalisi dalam membangun Aceh.

“Sebagai wakil Partai Aceh, Abu Razak sabar betul dalam menjalin komunikasi dengan setiap partai lain. Kami sangat mengapresiasi kepada Partai Aceh yang menjalin koalisi ini dengan baik dan lancar,” ujar Nova Iriansyah lagi.

++++

BAGI Muzakir Manaf atau akrab disapa Mualem, koalisi delapan partai itu memiliki makna yang besar bagi Aceh. Salah satunya memperjuangkan butir-butir MoU Helsinki dan UUPA.

Mualem mengajak semua partai untuk bersatu padu dan saling bahu membahu dalam membangun kesejahteraan masyarakat Aceh.

"Malam ini menjadi historis bagi kita dengan terjalinnya koalisi partai. Semoga dengan adanya kebersamaan ini dapat menjalin kekompakan antar semua partai koalisi dalam membangun Aceh yang bermartabat," ujar Mualem.

Dalam sambutannya, Mualem juga mengajak kepada seluruh partai koalisi untuk bersama-sama memperjuangkan butir-butir MoU Helsinki dan UUPA. Menurutnya, dengan adanya kekompakan dan kebersamaan pada koalisi partai ini akan melahirkan visi yang sama dalam memperjuangkan Aceh.

"Saya perlu garisbawahi disini bahwa MoU Helsinki dan UUPA ini bukan tanggungjawab Partai Aceh saja, namun tanggungjawab semua rakyat Aceh. Untuk itu mari kita satukan tekad dan misi kita dalam memperjuangkan harkat dan martabat Aceh," ujarnya lagi.

Mualem juga mengajak kepada seluruh Partai koalisi untuk terus menjalin ukhuwah dan tali silaturrahmi. Pasalnya, kata Mualem lagi, kekompakan dan koalisi ini jangan hanya sesaat, namun harus selama-lamanya.

"Malam ini kita tidak boleh melihat dan warna partai yang berbeda-beda. Namun mari kita melihat satu tekad dengan harapan mampu membawa kesejahteraan bagi masyarakat Aceh," ujarnya lagi.

++++

TEUNGKU Muharuddin juga menaruh harapan besar pada koalisi yang dibangun pimpinannya.

Dia berharap dengan diadakannya deklarasi bersama dalam Koalisi Aceh Bermartabat akan mampu menciptakan struktur pemerintahan efektif dalam mengambil segala kebijakan.

Kandidat ketua tetap DPR Aceh ini mengatakan suatu negara akan kuat manakala adanya komitmen bersama dalam menjaga kekompakan dalam membangun Aceh bersama-sama.

"Suatu pemerintahan akan kuat ketika memiliki dua karakteristik yaitu adanya kebebasan dari tekanan dari kekuatan-kekuatan lain. Selanjutnya secara organisasi partai akan memiliki kemampuan yang cukup dan terkoordinir untuk mengimplementasi segala kebijakan nantinya sehingga dapat diselesaikan secara bersama," ujar Teungku Muha.

Menurutnya, Koalisi Aceh Bermartabat dapat mengubah paradigma dan pola pikir pemerintah pusat dalam menyerap semua aspirasi masyarakat Aceh.

Pasalnya, kata Teungku Muha lagi, tujuan koalisi partai ini dinilai penting untuk mewujudkan satu visi dan misi dalam membangun Aceh ke depan.  Menurutnya, Koalisi Aceh Bermartabat ini untuk mewadahi saluran-saluran politik masyarakat yang satu ideologi untuk memperjuangkan aspirasinya di pemerintah pusat.

“Dengan demikian, pemerintah pusat pun akan lebih tahu dan bisa memahami tentang berbagai tanggapan yang diajukan oleh masyarakat Aceh sehingga nantinya tidak ada sekat pembatas antara kepentingan satu dengan yang lain,” ujarnya.

+++

Di sisi lain, koalisi ini rupanya menimbulkan kekhawatiran bagi partai-partai yang perolehan suaranya sedikit. Setidaknya, begitulah yang diungkapkan Darwati A. Gani, politisi Partai Nasional Aceh (PNA). Meski mengharapkan koaliasi ini bisa bermanfaat untuk rakyat banyak, namun istri mantan Gubernur Aceh Irwandi Yusuf ini kuatir jika kelak koalisi ini hanya sekedar bagi-bagi kekuasaan. Apalagi, yang bergabung dalam koalisi adalah partai-partai menempatkan lebih dari dua orang wakilnya.

Darwati juga menyimpan cemas jika koalisi partai mayoritas di DPRA ini akan menumpulkan fungsi DPRA sebagai pengawas eksekutif. “Sehingga DPRA hanya menjadi lembaga “pengiya” saja atas semua kebijakan eksekutif,” kata Darwati seperti dikutip Serambi Indonesia.

Koalisi delapan partai ini menggaet 74 dari 81 anggota dewan. Artinya, di luar koalisi tersisa 7 orang dari 5 partai.

Dari PNA, selain Darwati ada dua orang lagi yakni Samsul Bahri ben Amiren dan Dedi Safrizal. Sementara empat partai lain masing-masing hanya menempatkan satu wakilnya. Mereka adalah Teungku Muhibussabri A Wahab dari Partai Damai Aceh (PDA), H. Sjech Ahmadin dari Partai Bulan Bintang (PBB), Teungku Syarifudin dari PKB, dan Hendri Yono dari PKPI.

“Kalau kita melihat, partai yang  besar-besar sudah bergabung semua. Tinggal kami yang kecil-kecil. Mudah-mudahan langkah ini bukan untuk menggilas yang kecil-kecil,” kata Darwati.[]

Baca selengkapnya di Tabloid The Atjeh Post Edisi 7

Editor: Murdani Abdullah

Ikuti Topic Terhangat Saat Ini:

Terbaru >>

Berita Terbaru Selengkapnya

You Might Missed It >>

Anggota DPRA Sampaikan Kultum di Baitul…

Komisi I DPR Aceh Bahas KKR…

Komisi V DPR Aceh Kunjungi Badan…

Rapat Komisi I DPR Aceh dengan…

DPR Aceh Bahas Fungsi Ketahanan dan…

HEADLINE

Riwayat Kutubkhanah Tanoh Abee

AUTHOR

Koalisi 74 Lawan 7
Murdani Abdullah