14 April 2015

Kapal Sophie Rickmers yang ditenggelamkan krunya agar tak direbut Belanda di Teluk Sabang | Foto @shipspotting.com
Kapal Sophie Rickmers yang ditenggelamkan krunya agar tak direbut Belanda di Teluk Sabang | Foto @shipspotting.com
news
Pengakuan Bos Samudra Ceudah Soal Harta Karun Sophie Rickmers
Yuswardi A. Suud
14 December 2014 - 19:05 pm
Lantas, kepada siapa perusahaan dipinjam? Dahlan menyebut dua nama; Faisal dan Yahya.

PERUSAHAAN PT Samudra Ceudah Grup disebut dalam surat Walikota Sabang kepada Kementerian Kelautan sebagai eksekutor untuk mengangkat muatan kapal Sophie Rickmers yang tenggelam saat perang dunia kedua di Teluk Pria Laot, Sabang. Bagaimana ceritanya perusahaan ini terlibat upaya "mengeruk" harta karun dari kapal milik perusahaan Jerman itu? 

ATJEHPOST.CO berhasil mengontak Komisaris Utara PT Samudra Ceudah, Dahlan ZA lewat telepon selularnya pada Minggu sore, 14 Desember 2014. 

Menurut Dahlan, ia sama sekali tidak terlibat dalam proyek itu. "Saya tidak terlibat. Perusahaan saya dipinjam dua tahun lalu," kata Dahlan. 

Dahlan bilang, ketika memutuskan setuju meminjamkan perusahaannya, ia mewanti-wanti si peminjam agar bekerja sesuai prosedur dan melengkapi perizinan secara legal. 

"Waktu saya pinjam pertama itu mereka mengatakan bahwa pihak panglima laot dan masyarakat setempat sudah setuju untuk mengangkat isi kapal. Jadi bukan kapalnya yang diangkat. Karena diyakinkan begitu, maka saya kasih pinjam perusahaan. Setelah setahun lebih berjalan, ternyata sudah begini kejadiannya," kata Dahlan yang mengaku berdomisili di Lhokseumawe. 

Lantas, kepada siapa perusahaan dipinjam? Dahlan menyebut dua nama; Faisal dan Yahya. Faisal, kata Dahlan, berperan mengurus surat-surat ke Sabang dan Jakarta. Sementara Yahya adalah orang yang datang menemuinya. 

"Saya sebenarnya juga tidak terlalu kenal mereka, tapi diperkenalkan lewat perantara," kata Dahlan. 

Setelah rencana mengangkat muatan Sophie Rickmers yang diduga berisi timah hitam bocor ke publik dan menuai protes, Dahlan pun mengaku terkejut. "Saya langsung kontak orang itu agar jangan lagi melanjutkan pekerjaan. Kalau tetap dilanjutkan dengan menggunakan perusahaan saya, berarti itu mencuri, bisa ditangkap dia," tambah Dahlan. 

Ditanya apakah peminjam perusahaannya sudah berpengalaman mengangkat barang muatan dari kapal tenggelam, Dahlan menjawab,"kalau saya lihat pembicaraan mereka sepertinya belum pernah kerja begituan." 

Sophie Rickmens adalah kapal bermesin uap buatan Jerman 1920 yang karam di Teluk Pria Laut dekat teluk  Sabang pada Perang Dunia II. Tahun 1940 Sophie ditenggelamkan oleh krunya agar tak disita Belanda. Kini, Sophie terbaring dalam tidur panjangnya di teluk itu pada kedalaman 55 meter dan menjadi salah satu daya tarik wisata selam di Sabang. 

Berdasarkan isi surat menyurat, PT Samudra Ceudah telah mengajukan izin survei dan pengangkatan muatan kapal Sophie Rickmers pada 22 Februari 2013 kepada Wali Kota Sabang yang kemudian meneruskan permohonan itu ke Kementerian Kelautan dan Perikanan. 

Nama Samudera Ceudah Group ini terdaftar sebagai salah satu perusahaan yang telah mendapat Surat Tanda Pendaftaran Agen atau Distributor Barang dan Jasa untuk Produk Luar Negeri dari Kementerian Perdagangan. 

Perusahaan ini tercatat sebagai agen tunggal untuk produk dari Equatoriale Service PTE. LTD. 

Situs businessweek.com mencatat Equatoriale Service PTE. LTD adalah perusahaan yang berpusat di Singapore dan menyediakan jasa pengeboran lepas pantai untuk industri minyak dan gas lepas pantai. Perusahaan yang berdiri pada 2007 ini awalnya bernama Equatorial Drilling Services Pte. Ltd dan berganti menjadi Equatoriale Services Pte. Ltd pada 24 Januari 2011.

Soal kerjasama dengan perusahaan Singapura ini, kata Dahlan, tidak terkait dengan kapal Sophie Rickmers. "Kerjasama itu baru berjalan, sementara perusahaan saya sudah dipinjam hampir dua tahun lalu," katanya. 

Dalam surat yang ditujukan kepada Kementerian Kelautan, Walikota Sabang Zulkifli Adam menyebutkan, "sisa barang yang terdapat pada kapal kargo Sophie Rickmers adalah timah hitam yang merupakan bahan dasar bagi berbagai sektor industri, diproduksi secara rutin dan massal, tersedia di seluruh negara/daerah dan pelosok negeri dengan harga relatif murah." 

Timah hitam di kapal Sophie Rickmer, tulis Zulkifli, bukanlah aset yang dikelola oleh Pemerintah, melainkan termasuk BMKT yang dikelola selain oleh pemerintah. Itu sebabnya, ia meminta agar Samudera Ceudah diizinkan mengambil barang muatan kapal itu. 

Setelah rencana itu bocor ke publik dan protes bermunculan, akhirnya pada 6 Desember lalu Zulkifli menyerah juga. Ia membatalkan rencana mengangkat muatan Sophie Rickmers. 

“Pemerintah Kota Sabang tidak akan mengangkat kapal tersebut kalau masyarakat Sabang dan masyarakat Aceh tidak setuju,” kata Zulkifli kepada ATJEHPOST.co. 

Ia pun sepakat tak mengusik Sophie dari tidur panjangnya di laut Sabang. “Kapal itu akan kita lestarikan sebagai tempat diving yang bagus. Kita ingin wisatawan mancanegara merasa tertarik dengan keindahan terumbu karang di kapal tersebut,” katanya.

Yang belum terjawab: mengapa sebelumnya Pak Wali bela-belain meminta izin Kementerian Kelautan untuk membongkar isi perut Sophie?[] 

Baca juga:
Riwayat Tenggelamnya Sophie Rickmers di Laut Sabang

Editor: Yuswardi A. Suud

Ikuti Topic Terhangat Saat Ini:

Terbaru >>

Berita Terbaru Selengkapnya

You Might Missed It >>

Sophie Rickmers Sempurnakan Kemenangan Change.org Tahun…

Tergoda Harta si Cantik Sophie

Wali Kota Sabang Diminta Keluarkan Surat…

Pengakuan Bos Samudra Ceudah Soal Harta…

Suratan Takdir Sophie Rickmers di Hindia…

HEADLINE

Polisi Gerebek Rumah Produksi Narkoba di Neusu

AUTHOR