19 April 2015

Acara peuphon kitab di dayah Jami’ah Al-Aziziyah Batee Iliek, Bireuen @istimewa
Acara peuphon kitab di dayah Jami’ah Al-Aziziyah Batee Iliek, Bireuen @istimewa
news
Santri Jamiah Al-Aziziyah 'Peuphon Kitab' Bersama Abi Zahrul Mudi Mesra
Ihan Nurdin
24 December 2014 - 13:15 pm
Peuphon kitab merupakan tradisi rutin di dayah salafiyyah atau pesantren tradisional, bertujuan untuk mengharapkan keberkahan (tabarruk)

Santri kelas tiga Dayah Jami’ah Al-Aziziyah Batee Iliek hari ini menggelar kegiatan peuphon kitab atau permulaan kitab bersama Abi Zahrul Mubarrak yang tak lain adalah putra Abu MUDI Mesra Samalanga. Ia juga menjabat sebagai Wadir I Dayah MUDI Mesra Samalanga, Rabu 24 Desember 2014.

Peuphon kitab merupakan tradisi rutin di dayah salafiyyah atau pesantren tradisional, bertujuan untuk mengharapkan keberkahan (tabarruk). Acara ini diawali dengan pembacaan surah Alfatihan yang dihadiahkan kepada pengarang kitab.

Kegiatan seperti ini merupakan upaya dayah untuk menanamkan sikap menghormati guru dan ilmu bagi para santri sejak dini. Kitab pertama yang diawali dalam peuphon kitab ini adalah Fathul Mu’in karya Syekh Zainuddin Al Malibari, Syarh Waraqat karya Syekh Jalal al-Mahalli yang merupakan uraian dari kitab Ushul Fiqh yang dikarang oleh Imam Haramain dan Kitab Nazam Sulam Munauraq karya Syekh Abdurrahman Al-Ahdhari.

Dalam surat elektronik yang diterima atjehpost.co, Abi Zahrul memperkenalkan kitab tersebut satu persatu kepada santri lengkap dengan biografi singkat pengarangnya. Salah satu pelajaran penting yang dapat dipedomani menurut Abi adalah pentingnya sebuah nama.

Kitab Qurratul Ain misalnya bermakna penyejuk jiwa. Nama ini merupakan salah satu bentuk doa yang diungkapkan oleh Mushannif secara tersirat semoga kitab ini menarik bagi pembacanya.

Bek sampe kitab baro geubuka, santri kadipreh-preh pajan su lonceng.” Kata Abi yang disambut tawa santri Batee Iliek.

Abi juga heran ada sebagian orang yang terkadang memberikan nama anaknya terlebih dahulu, baru mencari tau arti belakangan. Padahal dalam Islam nama adalah perkara yang sangat penting dan bagian dari doa.

Abi juga menguraikan panjang lebar tentang perbedaan Fiqh, Ushul Fiqh dan Kaedah Fiqh saat mengawali pembelajaran kitab waraqat. Ushul Fiqh merupakan sekumpulan teori yang digunakan oleh para Mujtahid untuk menggali hukum Fiqh, jadi secara teori Ushul Fiqh lahir sebelum fiqh, sedangkan kaedah fiqh justru lahir setelah fiqh.

Salah satu hal lain yang menarik dari kitab ini adalah Hasyiahnya dikarang oleh orang Indonesia, Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi. Abi menceritakan bahwa dulu banyak ulama Indonesia yang berpaham Ahlussunnah Waljamaah yang mengajar di Masjidil Haram sebelum Arab Saudi dikuasai oleh kalangan Wahabi.

Dalam mengomentari kitab Sulam Munauraq dalam fan mantiq, salah satu hal yang disampaikan oleh Abi adalah letak perbedaan antara filsafat Islam dan filsafat barat. “Filsafat Islam berangkat dari keyakinan, sedangkan filsafat barat berangkat dari keraguan,"

Kemudian dalam hal pencapaian ilmu, filsafat barat hanya berorientasi pada mahsus (indrawi) dan al-‘aqlu (rasio), sedangkan filsafat Islam dalam pencapaian ilmu diklasifikasikan dalam tiga hal, mahsus, al-‘aqlu dan tawatur yaitu sesuatu yang bersumber dari Alquran dan hadis dengan periwayatan dalam jumlah ramai.

Di akhir pengajian muqaddimah Mantiq, Abi Zahrul menceritakan sosok Syekh Abdurrahman Al-Ahdhari yang mengarang kitab Mantiq ini pada usia 21 tahun. Namun, ternyata masih ada pengarang yang lebih muda dari Syekh al-Ahdhari yaitu Ibnu Hajib yang mengarang nazam Jamal al-Khawanji pada usianya yang masih 6 tahun. Acara peuphon kitab ini diakhiri dengan salam-salaman yang dipandu dengan shalawat badar.[]

Editor: Ihan Nurdin

Ikuti Topic Terhangat Saat Ini:

Terbaru >>

Berita Terbaru Selengkapnya

You Might Missed It >>

Grup Shalawat MUDI Mesra Diundang Meriahkan…

Malam Ini Ada Pengajian Tastafi Bersama…

Santri Jamiah Al-Aziziyah 'Peuphon Kitab' Bersama…

Mudi Mesra Kenalkan Dunia Pesantren di…

HEADLINE

Doto Zaini Sempat Nostalgia Soal Perjuangan di Samalanga

AUTHOR