13 April 2015

Jalinan benang sutera yang akan ditenun menjadi kain @ATJEHPOST.co/Ihan Nurdin
Jalinan benang sutera yang akan ditenun menjadi kain @ATJEHPOST.co/Ihan Nurdin
reusam
Tenun Aceh Terancam Punah
Ihan Nurdin
04 January 2015 - 12:09 pm
Hampir seluruh kaum perempuan di Siem bisa menenun. Namun yang masih melakoni pekerjaan itu hingga kini bisa dihitung dengan jari

RUMOH Aceh itu tak berpenghuni. Halamannya dipenuhi rumput liar. Sepi. Sejak pemiliknya Maryamu atau Nyak Mu meninggal dunia pada 2009 lalu, rumah ini dibiarkan kosong.

Nyak Mu merupakan sosok yang melegenda. Ia adalah penjaga warisan tenun Aceh. Di tangannya kain songket Aceh mencapai puncak kejayaannya. Desa Siem, Kecamatan Darussalam, Aceh Besar, tempat Nyak Mu berasal terkenal sebagai sentra kerajinan songket di Aceh.

“Setelah ibu meninggal rumah ini jatuh kepada adik saya, sedangkan Rumoh Teupeuen ini jatuh kepada abang saya,” kata Dahlia, anak perempuan Nyak Mu kepada atjehpost.co, Rabu, 31 Desember 2014. Sementara Dahlia tinggal di rumah sendiri yang tak jauh dari rumah Nyak Mu.

Rumoh Teupeuen atau Rumah Tenun yang dimaksud Dahlia adalah bangunan permanen yang ada di samping rumoh Aceh tadi. Rumah ini dibangun oleh Dinas Perindustrian Aceh pada tahun 1981 silam. Di sinilah Nyak Mu mengembangkan tenun Aceh hingga dikenal ke berbagai pelosok negeri. Namun sejak Nyak Mu meninggal dunia, Rumoh Teupeuen ini tidak berfungsi lagi.

“Saya tidak sanggup mengelolanya seperti yang dilakukan Nyak Mu. Fisik saya juga tidak kuat lagi,” kata Dahlia, 53 tahun.

Di dalam Rumoh Teupeun ini terdapat tujuh alat tenun. Namun hanya satu yang terlihat sedang digunakan untuk menenun. Di bagian lain terlihat tumpukan benang sutera di atas dipan yang dipenuhi debu. Benang-benang sutera itu terlihat kotor. Di ruangan itu juga ada satu bak kecil yang dulu sering digunakan untuk merendam sutera ketika sedang mewarnai. “Ini juga ada dapur untuk merebus air untuk pewarnaan,” kata Dahlia.

Dapur yang dimaksud Dahlia hampir tidak terlihat karena tertutup tumpukan perkakas lain. Sedangkan tumpukan sutera tadi, merupakan sutera bantuan namun tidak bisa digunakan karena seratnya terlalu halus. Untuk kain yang ditenun secara manual memerlukan serat benang yang lebih kasar agar tidak mudah putus saat ditenun.

Dahlia

Desa Siem dikenal sebagai sentra kerajinan tenun di Aceh. Tradisi menenun di desa ini mulai dikembangkan sejak awal 1970-an. Pionirnya adalah Nyak Mu. Sejak itu Siem sering didatangi sejumlah orang dari daerah lain yang ingin belajar membuat songket Aceh pada Nyak Mu. Mereka datang dari Aceh Timur, Pidie dan Calang. Setelah mereka pandai kemudian pulang dan mengembangkannya di daerah masing-masing.

Hampir seluruh kaum perempuan di Siem bisa menenun. Namun yang masih melakoni pekerjaan itu hingga kini bisa dihitung dengan jari. “Tinggal lima orang,” kata Dahlia. “Itu pun yang bisa memasangkan motif cuma saya, yang lainnya hanya bisa menenun saja,” ujarnya.

Diakui Dahlia, kesulitan mendapatkan bahan baku menjadi kendala bagi pengrajin. Generasi mudanya tak berminat meneruskan tradisi tersebut. Salah seorang anak gadis Dahlia, langsung menggeleng sambil mengatakan 'Han (tidak)' saat ditanya apakah ia tertarik pada tenun.

Mereka yang masih menenun pun, melakukannya sambil menyambi. “Mereka menenun di rumah masing-masing, tapi kalau musim sawah tidak menenun,” kata Dahlia.  Menenun memang bukan pekerjaan mudah. Dibutuhkan konsentrasi dan ketelatenan tingkat tinggi. Juga harus benar-benar menjiwai.

Setelah ibunya meninggal, Dahlia juga sempat terpikir untuk tidak lagi menggeluti kerajinan tersebut. Tapi karena tidak ingin tradisi yang telah menjadi identitas desanya itu hilang, ia kembali melakoninya. Namun hanya sebatas pada pengadaan bahan baku bagi pengrajin lain, itupun berkat dorongan abangnya.[]

Editor: Ihan Nurdin

Ikuti Topic Terhangat Saat Ini:

Terbaru >>

Berita Terbaru Selengkapnya

You Might Missed It >>

Membaca Filosofi Songket Aceh

Anggota Dewan: Masyarakat Jangan Dibiarkan Apoh-apah

Peneliti Minta Pihak Terkait Jaga Eksistensi…

Ini Dasar Pembuatan Motif Tenun Aceh

Tenun Aceh Terancam Punah

HEADLINE

Kisah Malaikat Jibril dan Mikail Menangis Saat Iblis Dilaknat

AUTHOR