30 March 2015

@atjehpost
@atjehpost
meukat
Calang Segera Buka Pusat Pasar Giok
04 January 2015 - 14:30 pm
“Saat ini, warga mulai beralih ke batu giok, baik sebagai pemburu maupun proses pembuatan batu menjadi cincin atau lainnya."

PEMERINTAH Kabupaten Aceh Jaya akan segera membuka pasar batu giok, seiring harga yang ditawarkan para pedagang tidak menarik para calon pembeli dari luar daerah atau tidak ekonomis. Hal itu terlihat jelas dalam pameran batu giok yang digelar di Panga dan ditutup pada Sabtu (3/1) malam.

M Yusuf, Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Krueng Sabee, Aceh Jaya, Sabtu (3/1) menyatakan hasil alam batu giok akan kembali meningkatkan perekonomian rakyat. Dia mengakui era perburuan emas di Gunong Meueh telah berakhir, hanya tersisa beberapa orang lagi yang mencari dalam jumlah terbatas, sedangkan lainnya telah beralih ke berburu giok.

“Saat ini, warga mulai beralih ke batu giok, baik sebagai pemburu maupun proses pembuatan batu menjadi cincin atau lainnya,” ujarnya. Pria yang dikenal supel oleh masyarakat ini menyatakan pasar batu giok terbuka lebar, bukan hanya di pasar, tetapi juga di kalangan masyarakat yang memburu sekaligus membuat sendiri menjadi cincin.

Prihal pantauan Serambi di arena pameran batu akik di Panga pada Jumat (2/1) malam bahwa harga yang ditawarkan tidak ekonomis dan tidak variatif, M Yusuf menyatakan telah salah arah. Dia mengungkapkan potensi pasar sebenarnya terbuka lebar, jika harga yang ditawarkan variatif yakni dari yang terjangkau, berharga seratusan ribu rupiah sampai tertinggi, jutaan rupiah, sehingga masyarakat memiliki pilihan.

“Sebagai produsen batu giok, seharusnya harga yang ditawarkan variatif, sehingga warga luar yang datang ke Aceh Jaya, tertarik untuk membeli, baik sebagai pecinta batu ataupun tidak,” katanya. Dia menjelaskan, jika hal ini dapat diwujudkan, maka perputaran uang di Aceh Jaya akan bertambah, sehingga perekonomian masyarakat juga meningkat.

Pria berkulit putih dan berkaca mata itu menambahkan daya tarik batu giok, seharusnya tidak hanya ditujukan kepada pecinta batu, tetapi juga kalangan masyarakat yang tidak mencintai batu giok. Dia mencontohkan, kaum ibu-ibu yang menyenangi perhiasan, sebenarnya juga senang dengan batu giok, jika harga yang ditawarkan terjangkau.

Sementara itu, dalam sebuah perbincangan ringan di sebuah warung kopi di Desa Mon Mata, Krueng Sabee pada Jumat (2/1) malam, seluruh warga yang hadir mengenakan batu cincin giok. Perbincangan terus difokuskan pada batu akik itu, mulai dari adanya khasiat batu sampai hal lainnya, sehingga mengundang tawa seluruh pengunjung warung.

M Yusuf yang juga hadir bersama Kades Mon Mata, H Hamid TT juga membahas tentang batu giok yang dimilikinya. Tetapi, Kades Hamid lebih condong mengupas tentang program turun ke sawah 2015, termasuk pembangunan tanggul penahan banjir.

Sebelumnya dilaporkan, kekayaan alam di Aceh Jaya saat ini makin terlihat dengan munculnya batu mulia jenis Cempaka Madu. Hal itu dibuktikan melalui pameran batu akik khusus jenis Cempaka Madu yang digelar di depan Puskesmas Keude Panga, Kecamatan Panga Sabtu (27/12/2014) malam. Batu jenis ini semakin banyak diminati para pecinta batu akik di Aceh Jaya maupun dari luar kabupaten itu.

Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Perindagkop), Aceh Jaya, Drs Marzuki, saat membuka pemeran batu akik itu mengatakan, pameran ini untuk memperlihatkan kekayaan alam yang dimiliki daerah ini.

Kekayaan alam yang dimiliki Kabupaten Aceh Jaya ini diharapkan dapat meningkatkan pendapat perekonomian masyarakat di wilayah itu. | sumber: serambinews.com

Editor: Nurlis E. Meuko

Ikuti Topic Terhangat Saat Ini:

Terbaru >>

Berita Terbaru Selengkapnya

You Might Missed It >>

Ada Gambar Orang Salat di Batu…

Ini Kondisi Terakhir Giok 20 Ton…

Batu Akik Motif Tutul Ditawar Puluhan…

100 Peserta Mendaftar Kontes Batu Akik…

Menteri Koperasi: Giok Aceh Laku di…

HEADLINE

Batu Akik Motif Tutul Ditawar Puluhan Juta Rupiah

AUTHOR