15 March 2015

Dayah daruzzahidin di Lam Ateuk, Kuta Baro, Aceh Besar @ATJEHPOST.co/Rizqa Fitriana
Dayah daruzzahidin di Lam Ateuk, Kuta Baro, Aceh Besar @ATJEHPOST.co/Rizqa Fitriana
dayah
Dayah Daruzzahidin Lam Ateuk; Padukan Sistem Salafiyah dengan Sekolah
atjehpost.co
20 February 2015 - 11:00 am
Kurikulum yang diterapkan mengacu pada kurikulum Kementerian Agama dan Kemendikbud serta pengajarnya banyak lulusan luar negeri

DAYAH Daruzzahidin di Lam Ateuk ini merupakan dayah yang memadukan antara pendidikan dayah salafiah dengan sistem pendidikan sekolah. Kurikulum yang diterapkan mengacu pada kurikulum Kementerian Agama dan Kemendikbud serta pengajarnya banyak lulusan luar negeri.

Dayah atau pesantren ini didirikan pada 9 Oktoberr 1966 oleh Teungku H. Abdullah Ahmad yang dibantu oleh beberapa tokoh masyarakat, di antaranya Waki Gam, Teungku Anib Lam Asan, Teungku Adam Lamceu, Chiek Seman dan beberapa teungku lainnya. Dayah yang memiliki akreditasi A ini terletak di Desa Lamceu, Kecamatan Kuta Baro, Kabupaten Aceh Besar.

Berjarak sekitar 10 kilometer dari pusat Kota Banda Aceh dan 1 km dari pasar Lam Ateuk. Dayah ini memilliki lingkungan yang asri dan nyaman, selain itu juga terletak di tengah-tengah pemukiman sehingga mudah dijangkau. Pendidikan agama Islam merupakan pelajaran utama dalam kurikulum Dayah Daruzzahidin.

Guna meningkatkan kualitas pembelajaran dan mengintegrasikan keunggulan sistem pendidikan, sejak tahun 2012 Dayah Daruzzahidin dinaungi program pembinaan Sekolah Berbasis Pesantren (SBP) yang dikembangkan melalui kerjasama Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenetrian Agama Pusat.

Dayah Daruzzahidin terbagi dalam dua jenjang pendidikan yaitu tingkat SMP dan MA. “Karena pesantren ini mendapat dua izin, yaitu dari Kementerian Agama dan Kemendiknas, makanya dibuat dua jalur yaitu SMP IT dan MA yang keduanya pada dasarnya sama-sama menekankan pada pendidikan yang islami,” ujar Asmaul Husna, salah satu staf pengajar di dayah ini kepada ATJEHPOST.co pekan lalu.

Sistem pendidikan untuk tingkat MA mengacu pada kurikululm yang ditetapkan oleh Depag, sedangkan untuk tingkat SMP mengikuti kurikulum Depdiknas dan SMP SBP. Kurikulum pesantren diarahkan pada upaya pemahaman nilai-nilai islami melalui literatur bahasa Arab klasik yang dikenal dengan kitab kuning dan kontemporer berdasarkan kurikulum yang ditetapkan oleh Badan Pembinaan Pendidikan Dayah Aceh.

Untuk saat ini dayah tersebut dipimpin oleh Teungku H. Abd. Razak, Lc, dan yang menjabat sebagai kepala sekolah di SMP Daruzzahidin ini adalah Azhari SE. Sedangkan MA Daruzzahidin dikepalai Muhammad Hadi, SE, M. Pd.

Sesuai visinya yaitu membentuk insan kamil yang berilmu, beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dalam setiap aspek kehidupannya, dayah tersebut menetapkan misi untuk mendidik santri memahami kitab kuning (kutubutturats), mendidik santri untuk memiliki keteladanan bagi masyarakat, dan menyeimbangkan antara fikir dan zikir dalam rangka menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

“Untuk hari-harinya para murid akan diajarkan mata pelajaran umum, tetapi kalau malam, pengajarannya mengenai kitab-kitab agama,” lanjutnya.

Staf pengajar di Dayah Daruzzahidin ini terdiri dari alumni-alumni dari Universitas Al-Azhar Kairo, International Islamic University Malaysia (IIUM), UIN Ar-Ranirry Banda Aceh, Unsyiah, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, UIN Malang, Dayah Ruhul Fata Seulimum, Dayah Malikussaleh Panton Labu, Dayah Budi Lamno, Mudi Mesra Samalanga, dan guru dari Dinas Pendidikan kabupaten/kota lainnya. Santri di dayah ini tidak hanya berasal dari Aceh, tapi ada juga yang berasal dari Medan dan Pekan Baru.

Pascatsunami 2004 silam, dayah ini menjadi salah satu tempat menampung korban tsunami.  “Selepas tsunami, kami menampung banyak anak-anak korban tsunami, kebanyakan dari mereka berasal dari wilayah Pulo Aceh dan Lhong.”

Dayah Daruzzahidin juga memiliki fasilitas yang memadai, seperti masjid, asrama putra dan putri, gedung sekolah, perrpustakaan, aula, lab bahasa, lab Komputer, lab IPA, dapur umum dan ruang makan. Ada juga koperasi dan kantin, sarana olahraga, kamar mandi, pelayanan kesehatan, lokasi agribisnis, dan fasilitas penunjang lainnya.

Selain itu, para siswa juga memiliki tempat untuk menyalurkan bakat dalam program ekstrakurikuler seperti tahfidhul quran, latihan pidato empat bahasa (Arab, Inggris, Indonesia, Aceh), pelatihan fahmil quran, seni baca alquran, zikir dan dalail khairat, pramuka, kursus komputer, kursus menjahit, pencak silat dan olahraga lainnya.

Dayah ini pernah menyelenggarakan kegiatan pelatihan pembelajaran berbasis komputer untuk narasumber teknis pada pondok pesantren se-Sumatera pada tanggal 9-18 Januari 2010. Kegiatan ini diikuti 20 peserta dari pondok pesantren se-Sumatera. (Laporan Rizqa Fitriana)

Editor: Ihan Nurdin

Ikuti Topic Terhangat Saat Ini:

Terbaru >>

Berita Terbaru Selengkapnya

You Might Missed It >>

Dayah Daruzzahidin Lam Ateuk; Padukan Sistem…

HEADLINE

AUTHOR