17 March 2015

Nurlaili. @Dok
Nurlaili. @Dok
gaminong
Nurlaili; Dosen Asal Aceh Penyuka Tari India
atjehpost.co
04 March 2015 - 17:30 pm
Tarian yang Ai dalami adalah tari Kathak, yaitu tarian yang berasal dari India Utara yang bermakna tarian bercerita.

NAMANYA Nurlaili. Dia adalah salah satu dosen di Program Studi Seni, Drama, Tari dan Musik (Sendratasik) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Syiah Kuala. Wanita yang kerap disapa Ai ini mengaku sangat menyukai tarian India.

“Saya orangnya suka tarian yang atraktif. Kalau tarian India kan identik dengan hentakan-hentakan, gerakannya itu energik,” ujar Ai kepada ATJEHPOST.co, Selasa, 3 Maret 2015.

Perempuan kelahiran Lhokseumawe, 10 Juni 1976 tersebut, pernah belajar tarian India selama dua tahun di Jawaharlal Nehru Indian Cultural Centre (JNICC), di bawah Kedutaan Besar India di Jakarta. Tarian yang Ai dalami adalah tari Kathak, yaitu tarian yang berasal dari India Utara yang bermakna tarian bercerita.

“Saya belajar basic tari Kathak itu selama dua tahun, karena menurut saya berat bagi kita untuk mempelajarinya. Tingkat kesulitannya tinggi dan saya benar-benar mempelajari teknik dan kemampuan dasar tari itu selama di sana,” katanya.

Ia mengatakan ada dua gerakan dasar dalam Kathak ini. Pertama adalah gerak Tahtkar, yaitu gerakan hentakan kaki, dan gerak Chakkar yaitu gerakan putar. Tak hanya tarian, Ai juga mengaku gemar menonton film-film bertema Bollywood modern seperti Kuch Kuch Hotahai.

“Kalau film yang paling saya suka itu Kuch Kuch Hota Hai. Tapi dalam film lain yang berjudul Devdas, saya juga suka karena mengandung banyak unsur tarian kathak,” katanya.

Film India memang terkenal dengan nyanyian dan tariannya yang didominasi sebagai wujud pemujaan kepada dewa-dewi. “Sama dengan misalnya Kristiani yang identik dengan nyanyian-nyanyian kepada tuhan, dalam tarian india mengandung unsur pemujaan dan juga diiringi oleh musik, bisa dalam tariannya maupun nyanyiannya,” ujar alumni Sendratasik Unsyiah ini.

Penggemar Aishwarya Rai ini juga merupakan penari di Kedubes India selama tiga tahun, setelah dua tahun sebelumnya belajar tarian India. “Kalau dulu makanya belajar basic tarian Kathak India, kemudian tiga tahun itu sering menjadi penari di Kedutaan India untuk event-event kebudayaan India.”

Ai pernah bergabung dalam Teater Mata dan banyak mengikuti pentas drama selama menjadi mahasiswa. Ai juga pernah bermain dalam naskah ’Malam Jahannam’ dan ‘Musyawarah Burung’, dan beberapa drama lainnya. Ai juga pernah bergabung dengan Bengkel Musik Batas, yaitu grup musikalisasi puisi.

Ibu dua anak ini juga menyukai tarian Korea selain India. Dalam pengajarannya pun Nurlaili menerapkan tarian mancanegara bagi mahasiswa dan menurutnya minat mahasiswa terhadap tarian tersebut sangat tinggi.

Ia berharap mahasiswa Unsyiah mampu memahami budaya India melalui tarian. Apalagi di kampus tersebut kini sudah ada India Corner.

“Kalau di Perpustakaan Unsyiah kan sudah ada India Corner, setidaknya dengan minat mahasiswa kita di India, kalau ada pertukaran mahasiswa ke India, saya lebih mengusulkan mahasiswa yang berbakat seni India untuk ke sana,” ujarnya.[] Laporan: Riska Fitriana

Editor: Boy Nashruddin Agus

Ikuti Topic Terhangat Saat Ini:

Terbaru >>

Berita Terbaru Selengkapnya

You Might Missed It >>

Nurlaili; Dosen Asal Aceh Penyuka Tari…

Yuk Belajar Budaya India di Indian…

Menengok Sisa-Sisa Kejayaan Islam dalam Dinasti…

Identik Budaya Hindu, Mahasiswa Lhokseumawe Minta…

Pemutaran Film Shah Rukh Khan Dihentikan…

HEADLINE

Wajib Simak! Karya Aneuk Aceh Ini Keren

AUTHOR