NAHDLATUL Ulama meminta Pemerintah Aceh untuk segera menerapkan sistem ekonomi Islam. Sistem ini dinilai akan sangat mendukung perekonomian daerah yang dikenal kental dengan syariat Islam ini.
Hal tersebut diungkapkan oleh Teungku Faisal Ali, Ketua Nahdlatul Ulama di Aceh, saat dimintai pendapatnya oleh ATJEHPOSTcom, Selasa sore, 13 Mei 2014.
“Sudah saatnya Aceh diberlakukan sistem ekonomi Islam. Namun yang punya kendali atas ini adalah Kepala Pemerintah Aceh,” ujar Teungku Faisal Ali.
Menurutnya, pakar ekonomi dunia saat ini sedang tertarik untuk mempelajari sistem ekonomi Islam. Hal ini karena sistem ekonomi barat dinilai rapuh serta tidak akan mampu bertahan.
Sebagai daerah yang mayoritas muslim, kata Faisal Ali, Aceh semestinya bergerak cepat untuk menerapkan ekonomi Islam.
“Pakar ekonom barat tahu bahwa daerah yang memiliki banyak uang saat ini adalah timur tengah. Di sana (timur tengah-red), banyak orang Islam sehingga perlu sistem ekonomi Islam agar para saudagar tadi mau berinvestasi ke barat,” kata pria yang akrab disapa Lem Faisal ini.
Sedangkan untuk Aceh, kata Lem Faisal lagi, yang perlu segera dilakukan oleh Pemerintah Aceh adalah mengalihkan Bank Aceh dari sistem ekonomi konvensional ke sistem syariah.
“Jadi semua Bank Aceh yang saat ini masih menganut sistem konvensional harus segera dialihkan ke syariah. Pemerintah Aceh bisa melakukannya sebagai pemegang saham terbesar. Kalau Pemerintah Aceh berani bertindak, maka kabupaten kota akan menyusul,” ujar Lem Faisal.
Seperti diketahui, sejak 2002 Aceh menjadi satu-satunya provinsi di Indonesia yang menerapkan syariat islam. Namun, hingga 2014 belum menyentuh pada aspek ekonomi. Bank-bank yang menerapkan sistem bunga --yang dalam Islam dikategorikan riba-- masih beroperasi seperti biasa.[]
Berita terkait:
Amerika Pun Kepincut Asuransi Syariah
Begini Model Bisnis Sistem Syariah
Unsyiah Akan Buka Program Studi Ekonomi Islam