DUA bus Damri meluncur dengan kecepatan sedang di jalan Banda Aceh-Medan. Jalanan masih sepi saat itu. Maklum, jarum jam masih menunjukan pukul 06.10 WIB, Kamis kemarin, 26 Juni 2014.

Sejumlah penumpang juga ada yang terkantuk-kantuk. Namun ada juga yang memanfaatkan waktu perjalanan untuk membersihkan lensa kamera.

Para penumpang adalah jurnalis dari berbagai media massa ternama di Indonesia. Sebagian besar dari mereka ‘berwajah asing’ bagi Aceh. Maklum, mereka adalah rombongan yang diboyong langsung dari Jakarta oleh calon wakil presiden Jusuf Kalla dengan pesawat pribadinya.

Sekitar 35 menit kemudian, laju bus mulai lamban. Memasuki jalan desa hingga tiba di sebuah komplek pemakaman.

Di sana, sejumlah petugas keamanan yang terdiri dari pihak kepolisian dan tentara. Mereka terlihat berjaga-jaga lengkap dengan atribut militernya di kompleks makam Hasan Tiro.

Komplek ini berada di Desa Meureu, Kecamatan Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar.

Awak media bergegas turun. Mereka berkumpul di tanah yang sedikit lapang depan komplek makam tokoh perdamaian Aceh itu. Sejumlah perlengkapan elektronik pun mulai dipasang.

Di beberapa titik lainnya, juga terlihat beberapa awak media lain. Mereka seperti sedang menanti momen bagus bagi media masing-masing.

Mereka menanti kedatangan rombongan Jusuf Kalla, calon wakil presiden Republik Indonesia dan Gubernur Aceh, Zaini Abdullah yang hendak berziarah ke makam Wali Nanggroe Aceh Hasan Tiro.

Sekitar 15 menit kemudian, atau saat jarum jam menunjukkan pukul 07.15 WIB, akhirnya rombongan JK tiba di kompleks Makam Hasan Tiro dengan menumpang mobil Alphard Vellfire warna putih.

Di antara rombongan ini, juga terlihat Gubernur Aceh, Zaini Abdullah, Tuha Peut Partai Aceh Zakaria Saman, politisi Golkar Sayed Fuad Zakaria serta sejumlah timses relawan Jokowi-JK dan politisi dari Partai Nasdem.

JK tampak tersenyum saat turun dari kenderaannya. Dia menyalami beberapa ulama yang sudah menunggu di komplek makam. Salah satunya adalah Waled Nu.

Namun, suasana di sana terasa agak berbeda. Pasalnya, masyarakat setempat biasanya sangat antusias menyambut kedatangan rombongan petinggi Aceh tersebut. Apalagi, salah satu rombongan yang berziarah ke tempat itu, adalah Jusuf Kalla yang merupakan mantan pemimpin nomor dua di Indonesia, periode 2004 hingga 2009.

Di setiap sudut jalan gampong, suasana di sudut jalan terlihat sepi. Beberapa warga Meureu, hanya terlihat nongkrong di warung kopi saat rombongan tokoh petinggi Aceh dan nasional ini melintas di sana.

Ibu-ibu lebih memilih turun ke sawah dibandingkan hadir ke lokasi saat acara sedang berlangsung. Malah, jarak antara rumah ataupun sawah dengan komplek makam ini tidaklah berjauhan.

Beberapa fotografer juga sempat memotret kaum ibu-ibu yang sedang turun ke sawah.

Usai rombongan JK berlalu. Nuasana di pintu gerbang kembali terasa sepi. Beberapa kameramen saling pandang. Entah apa yang mereka pikirkan saat itu.

Tak lama, mereka kembali membongkar perlengkapannya untuk mengikuti rombongan masuk dalam komplek. Di dalam, acara seremonial mulai berlangsung.

Usai berdoa, JK menyampaikan arti pentingnya mengingat jasa pahlawan Aceh dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

"Tgk Chik di Tiro dan Hasan Tiro merupakan dua figur yang berperan dalam memperjuangkan hak dan martabat bangsa Indonesia dan Aceh khususnya. Jadi marilah kita senantiasa mengingat jasa beliau betapa ikhlasnya memperjuangkan hak dan marwah bangsa kita hingga menjadi bangsa yang adil dan beradab," ujar Jusuf Kalla.

Sementara itu, Zaini Abdullah, di sela-sela acara mengatakan dirinya optimis Jokowi-JK menang besar di Aceh.

“Kita harap jika pasangan capres Jokowi-JK nanti menang dalam pilpres, mereka bisa membantu mempercepat penyelesaian masalah Aceh dengan pusat yang belum tuntas tadi,” ujarnya.

Acara tersebut berakhir sekitar pukul 10.00 WIB. JK dan rombongan kemudian meninggalkan lokasi makam. Demikian juga dengan rombongan wartawan yang menyertainya.[]