19 April 2015

Gambar Repana. Foto Repro
reusam
Ensiklopedi Musik Aceh Bagian 4
Dari Biola Aceh hingga Rebani
Irman I. Pangeran
13 July 2014 - 16:41 pm
Biola/viol di sini tidaklah berarti biola/viol spesifik Aceh; tetapi biola biasa (biola yang dimasukkan dari luar seperti biola/viol yang dipakai pada orkestra besar dan orkes kroncong).

BIOLA Aceh nama yang diberikan pada suatu cabang kesenian musik yang terdapat di Kabupaten Pidie. Perangkat musik ini terdiri dari sebuah biola/viol dan ditambah dengan sebuah rapai (lihat rapai). Biola/viol di sini tidaklah berarti biola/viol spesifik Aceh; tetapi biola biasa (biola yang dimasukkan dari luar seperti biola/viol yang dipakai pada orkestra besar dan orkes kroncong).

Cara menyetel talinya pun sama dengan menyetel biola biasa (G---D—A—E), hanya saja cara memainkannya yang berbeda. Cara memainkan Biola Aceh ini tidak menurut metode biola, seperti posisi jari (fingering), cara pegang penggosoknya (streik stock); cara memegang biola (standing) dan sebagainya. Jadi dapat dikatakan permainan Biola Aceh tidak berorientasi pada metode bermain biola, tapi berorientasi pada lagu.

Lagu-lagu yang dimainkan di sini biasanya lagu daerah yang khas bertendenskan;

percintaan, komik (lelucon) dan mengiringi cerita-cerita rakyat. Nama kesenian ini Biola Aceh karena justru Biolalah yang memegang peranan dalam membawakan, baik lagu-lagu maupun mengiringi cerita (babakan). Rapai hanya berfungsi sebagai pengiring saja (fungsi rithmic).

Pengertian Biola Aceh di Kabupaten Pidie bukanlah dimaksudkan instrumen biolanya, tetapi masyarakat menafsirkannya sebagai suatu pertunjukan khas merupakan semacam suatu sandiwara kecil di mana di dalamnya biola pegang peranan.

Dari informasi yang diperoleh, Biola Aceh ini telah hidup di Kabupaten Pidie selama tiga generasi (sekitar 75 tahun). Begitu populernya Biola Aceh sehingga cabang kesenian ini pernah ditampilkan dalam Pekan Kebudayaan Aceh II (PKA-II) tahun 1972.

Penggesek biola sambil memainkan biolanya dapat juga berfungsi sebagai penyanyi; dan sekaligus bertindak sebagai sutradara dari adegan yang dimainkan groupnya.

Perkumpulan (Group) biola Aceh diberi nama menurut nama penggesek biolanya, misalnya Group Syekh Lah; Group Syekh Ali dan sebagainya.

Beberapa istilah dalam Biola Aceh

Si Mien Gambe = badut (pemain komik), Syekh = penggesek biola, dan Abi = penggesek biola.

Beberapa tokoh (syekh) dalam Biola Aceh

1. Syekh Ali Basyah, 50 tahun, tinggal Kampung Kembang Tanjung, Kabupaten Pidie.

2. Syekh Lah (Abdullah), 50 tahun (almarhum), tinggal di Kecamatan Mutiara, Pidie.

3. Syekh Talep (T. Talep), 50 tahun, mulai bermain biola sejak umur 15 tahun, tinggal di Kecamatan Kota Bakti, Pidie.

***

RAPAI sejenis instrument musik pukul (percussi) tradisional Aceh. Jenis-jenis rapai adalah:

— rapai Pasee (rapai gantung)

— rapai Daboih

— rapai Geurimpheng (rapai macam)

— rapai Pulot

— rapai Anak/tingkah (= ukuran kecil)

Perbedaan dari masing-masing jenis rapai ini adalah dari segi besarnya dan suaranya. Badan rapai terbuat dari kayu yang keras (ada juga yang terbuat dari kayu nangka), dalam bahasa daerahnya disebut baloh. Untuk suara gemerincing (phring) apabila dipalu/dipukul pada balonnya dilengketkan/diberi beberapa lempengan logam.

Kulit yang dipakai pada rapai biasanya kulit kambing, ada juga yang memakai kulit himbe (sebangsa kera). Apabila rapai ini besar (rapai Pasee) dipergunakan kulit sapi.

***

Repana

Repana alat musik pukul (percussie) tradisional Aceh Tengah. Alat ini bentuknya hampir mirip dengan gendrang Tamiang, hanya saja terdapat beberapa perbedaan dari segi bahan dan tehnis pembuatannya.

Repana ini khusus terdapat di daerah Gayo, Aceh Tengah, dan berfungsi sebagai alat pengiring tari Guwel. Repana bersama-sama dengan Gong, Mémong dan Canang (alat musik mukul, dari tembaga campuran kuningan) merupakan perangkatan instrumen untuk mengiringi tarian Guwel.

Komposisi dari perangkatan musik ini terdiri dari:

Repana dua buah, Gong satu buah, Canang dua buah, dan Memong satu buah. Selanjutnya perangkatan musik dikenal sebagai musik Rakyat Gayo yang masih khas sampai sekarang (belum ada dicampuri baik alat maupun irama/tingkah musik dari luar).

Perangkatan musik ini setiap instrumen dimainkan satu orang, kecuali dua buah Repana dimainkan satu orang dengan cara kedua Repana digandengkan dengan sekerat kawat. Si pemain memukulnya sambil duduk dan Repana berada pada bagian depan kaki pemain sedemikian rupa, sehingga mudah sebuah Repana dipukul dengan tangan kiri dan sebuah lagi dengan tangan kanan.

Bentuk dan ukuran

Bentuknya (lihat gambar), dan ukuran tebal (bagian kayu) 12 cm., tebal repana 17 cm. (Jadi ada antara dari kayu karotan lingkaran bagian bawah repana sejarak sekitar 5 cm untuk pasak guna mengencangkan kulit (meregangkan kulit). Pasak (baji): terbuat dari kayu sebanyak sembilan buah, berjarak sama dilingkaran bawah rotan. Alat peregang kulit terbuat dari rotan belah sebanyak 35 buah terbagi rata mengelilingi seluruh badan Repana.

Bahan

Repana terdiri dari bahan kayu gerupel, rotan (rotan bilah dan rotan lingkaran, serta rotan pasak, kayu pasak dan kulit kambing). Kedudukan repana dalam perangkatan musik guwel sangat penting karena Repanalah yang menentukan dinamika dari musik ini. Irama-irama yang keluar dari musik guwel ini ditentukan oleh tingkah Repana: Dapat dikatakan kedudukan repana disini merupakan kunci utama dari kekhasan musik tradisional guwel ini.

Pukulan/irama yang dapat dikeluarkan dalam musik guwel ini adalah:

a. Pukulan/irama Menetap.

Pukulan/irama ini diperkirakan irama asli Gayo. Dilihat dari segi luasnya daerah Gayo yang mempunyai irama menetap ini: Sebelah Timur; Lokop/Serba jadi, Sebelah Barat; Pame, Sebelah Selatan; Isak/Linge, Sebelah Utara; Blang Rakal.

b. Pukulan/irama Redep

c. Pukulan/irama Ketibung

d. Pukulan/irama Cincang nangka

Dari ke empat macam pukulan/irama yang dikonsumer untuk mengiringi tari Guwel ini perbedaan-perbedaan antara satu irama dengan irama lainnya terletak pada:

— Pergantian tingkah dan masing-masing alat musik (Repana, Gong, Memong dan Canang).

--- Lambat/cepatnya pukulan/irama (satuan metronomnya).

— Keras/lunaknya pukulan/irama.

— Dan penjiwaan dalam memprodusir irama irama tersebut.

***

Rebani

Rebani salah satu cabang kesenian tradisional vocal yang terdapat di Aceh Timur tepatnya di sekitar Peureulak. Kesenian Rebani ini merupakan nyanyian bersama (menyanyikan pantun) yang tidak diiringi oleh Rapai.

Pada umumnya dari daerah ini cabang-cabang kesenian (tari dan nyanyi) selalu mendapat pengiring dengan Rapai seperti tari Cuwek. Tetapi Rebani salah satu cabang kesenian yang tidak memakai Rapai.

Pengiring dari kesenian Rebani ini biasanya dipakai Rebani kecil (semacam gendang yang tipis bentuknya) dan/atau tamborin. Fungsi pengiring ini memberikan rithmis dari nyanyian yang sedang dilaksanakan.

Pemain Rebani biasanya terdiri dari 8-10 penyanyi, dan di antaranya terdapat 4-6 orang sebagai pemain rebananya/tamborin. Cabang kesenian ini termasuk baru dan diperkirakan merupakan modifikasi dari kesenian-kesenian lainnya (tari/nyanyi) yang pernah terdapat di daerah tersebut.

Pagelaran Rebani biasanya pada tempat-tempat keramaian seperti pesta perkawinan, sunat Rasul, perayaan hari-hari besar lainnya. Pemain Rebani biasanya terdiri dari gadis-gadis/ibu-ibu, pemimpin disebut syekh. Syekh menentukan lagu-lagu dan tinggi rendahnya suara dari acara yang akan dimainkan groupnya.[]

Catatan: Jika pembaca memiliki informasi lebih banyak lagi, silahkan berbagi data di ruang komentar di bawah ini.

BAGIAN 1: Arbab: Alat Musik Gesek yang Punah?

BAGIAN 2: Tahukah Anda Alat Musik Bangsi Alas dan Bebelen?

BAGIAN 3: Cara Meniup Bensi dan Bereguh

Editor: Murdani Abdullah

Ikuti Topic Terhangat Saat Ini:

Terbaru >>

Berita Terbaru Selengkapnya

You Might Missed It >>

Soal Alat Musik, Ini Kata Kadis…

Walah, Memainkan Alat Musik Dilarang di…

Dari Biola Aceh hingga Rebani

Cara Meniup Bensi dan Bereguh

Tahukah Anda Alat Musik Bangsi Alas…

HEADLINE

Begini Asal-Usul Penggunaan Cincin

AUTHOR