25 March 2015

Ilustrasi pendidikan Aceh
Ilustrasi pendidikan Aceh
Printed
Nasib Perih Yatim Aceh
Murdani Abdullah
13 August 2014 - 19:25 pm
Ada 112 ribu yatim Aceh belum menerima beasiswa hingga Agustus 2014. Program prioritas Pemerintahan Zikir pun terabaikan.

NURLINA tertunduk lesu. Raut mukanya tampak muram. Wajahnya terlihat lebih tua dari umurnya. Padahal, Nurlina adalah siswi salah satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Aceh Besar.

“Alhamdulillah masih bisa bersekolah. Tadi juga baru pulang (sekolah-red),” ujar Nurlina mencoba tersenyum.

Hidup Nurlina memang kurang beruntung. Ayahnya meninggal saat dia masih berumur 9 tahun. Dia adalah anak sulung dari dua bersaudara. Sedangkan ibunya, hanya ibu rumah tangga.

“Kalau ibu kerja serabutan. Kadang cari tiram, kadang ke pabrik batubata,” ujar siswa yang selalu meraih prestasi ini.

Biarpun hidupnya susah, Nurlina mengaku tetap bangga bisa menempuh pendidikan sama seperti siswa lainnya. “Siapa tahu suatu saat nanti, hidup kami bisa berubah,” ujar dia optimis.

Sebenarnya, Nurlina merupakan salah seorang penerima beasiswa yatim dari Pemerintah Aceh. Walaupun tak besar, namun bantuan tersebut sangat membantu.

“Beli keperluan sekolah dari beasiswa. Namun beasiswanya keluar selalu akhir tahun, jadi untuk awal dan pertengahan tahun tetap dari ibu,” ujar remaja berkulit sawo matang ini.

“Selama ini banyak bantuan dari tetangga dan guru di sekolah. Jadi banyak membantu,” kata dia lagi.

+++++

KISAH Nurlina sebenarnya hanya satu dari ratusan ribu yatim di Aceh. Sebanyak 112 ribu lebih anak yatim di Aceh hingga Agustus 2014, dikabarkan belum menerima beasiswa pendidikan untuk tahun 2014. Padahal, program beasiswa anak yatim merupakan salah satu program prioritas dari pemerintahan Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf.

Alokasi bantuan beasiswa yatim ini kepada empat kelompok pendidikan meliputi SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs, SMA/SMALB/SMK/MA dan dayah.

Informasi yang diperoleh The Atjeh Times, terlambatnya pendistribusian beasiswa ini mengakibatkan sejumlah anak yatim di Aceh kesulitan untuk menempuh pendidikan.

“Biasanya, kami menerima beasiswa per 3 bulan sekali. Namun semasa Anas M. Adam selalu terlambat. Bahkan untuk tahun ini, sudah bulan 8 belum juga disalurkan,” ujar Nurdin, wali dari Nurlina kepada Atjeh Post, Kamis, 7 Agustus 2014.

Menurutnya, beasiswa ini disalurkan melalui Dinas Pendidikan Aceh. Per anak yatim mendapatkan beasiswa sebesar Rp1.800.000 per tahun.

Karena persoalan keterlambatan ini, kata dia, berbagai keperluan sekolah anak yatim, tersendat.

“Kami terpaksa mengutang kiri-kanan untuk memenuhi keperluan saudara kami yang tidak lagi memiliki orang tuanya. Padahal, jika beasiswa ini dicairkan maka akan sangat membantu,” ujar dia.

Terkait hal ini, Nurdin mengharapkan Pemerintah Aceh segera mencairkan beasiswa anak yatim.

“Saya yakin, bukan hanya kami yang mengharapkan hal ini, tetapi ribuan anak yatim lain juga mengharapkan hal yang sama,” kata Nurdin.

Keterlambatan penyaluran beasiswa yatim juga tak hanya terjadi pada 2014. Kasus sama juga terjadi pada 2013 lalu.

Tahun 2013, beasiswa untuk anak yatim Aceh juga baru disalurkan pada akhir tahun. Itu pun setelah Gubernur Aceh Zaini Abdullah menandatangani Peraturan Gubernur (Pergub) tentang Penetapan Besaran Bantuan Sosial Beasiswa kepada Anak Yatim, Piatu, dan Yatim Piatu dalam Wilayah Aceh untuk Tahun 2013.

Dalam Pergub Nomor 463/826/2013  saat itu, menyebutkan dana dialokasikan untuk 116.568 anak yatim, piatu, dan yatim piatu se-Aceh mencapai  209.822.400.000 miliar.

Gubernur Aceh pada saat itu mengaku merasa sangat lega dan gembira atas ditetapkannya Kepgub. Gubernur juga berterimakasih kepada semua masyarakat Aceh yang sangat sabar dalam menunggu berbagai proses yang harus dilalui Pemerintah Aceh hingga penandatanganan Kepgub.

Bahkan, kata Doto Zaini dalam kesabaran, ada sebagian kalangan masyarakat yang memberi respons secara beragam. "Respons yang beragam dari berbagai kalangan dapat kami pahami," ujar Zaini,  tahun lalu.

Gubernur menambahkan, bantuan ini menjadi sangat penting bagi upaya pemenuhan kebutuhan pendidikan bagi para yatim, piatu dan yatim piatu yang tersebar di seluruh kabupaten/kota wilayah Aceh. "Pendidikan Aceh harus terus didorong, salah satunya melalui penyaluran beasiswa anak yatim," sambungnya tahun lalu.

Gubernur berharap, beasiswa ini dapat digunakan sebaik-baiknya oleh para yatim untuk kepentingan pendidikan mereka. Gubernur juga mengucapkan selamat kepada yatim piatu yang menerimanya.

“Kita berharap tahun-tahun selanjutnya dapat lebih lancar,” ujar Doto Zaini.

Sayangnya, harapan Doto Zaini ini kembali tak terealisasi pada APBA 2014. Dengan kata lain, tahun ini merupakan tahun kedua terjadinya keterlambatan penyaluran beasiswa anak yatim semasa Anas M. Adam menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan Aceh.

Terkait hal ini, Dinas Pendidikan Aceh berdalih keterlambatan terjadi karena anggaran beasiswa yatim masuk dalam APBA Perubahan tahun 2014.
“Anggaran untuk beasiswa anak yatim tahun ini masuk dalam anggaran perubahan,” kata Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Anas M. Adam, Jumat pagi, 8 Agustus 2014.

Menurutnya, kelengkapan administrasi untuk bantuan beasiswa anak yatim yang diajukan oleh masing–masing kabupaten/kota sudah siap diverifikasi oleh panitia Dinas Pendidikan Aceh.

“Sedangkan kepastian kapan disalurkan beasiswanya saya belum bisa pastikan, karena belum dibahas oleh DPR Aceh. Namun kabarnya Minggu depan sudah mulai dibahas oleh dewan,” kata dia.

Alasan yang diungkapkan oleh Anas M. Adam ini hampir sama dengan yang diucapkannya pada 2013 lalu. Namun cuma beda tanggal dan tahun.

Sedangkan Kabid Program Dinas Pendidikan Aceh, Muslim, mengatakan keterlambatan penyaluran beasiswa yatim bukanlah kesalahan dari pihaknya, tetapi di Dinas Keuangan Aceh.

“Coba tanya sama Dinas Keuangan Aceh soal itu (beasiswa yatim-red),” ujar Muslim.

Dinas Keuangan Aceh sendiri, hingga laporan ini diturunkan belum diperoleh konfirmasinya.

Sementara itu, anggota Komisi F Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Aceh, Mahyaruddin Yusuf, sangat menyayangkan Pemerintah Aceh melalui dinas terkait ternyata belum juga menyalurkan beasiswa yatim 2014.

Mahyaruddin mengatakan pihaknya sudah menganggarkan dana tersebut ke dalam anggaran murni tahun 2014. Ini  karena menurutnya, program tersebut merupakan prioritas kepemimpinan Aceh saat ini.

“Anggaran 130 miliar lebih itu sudah kami anggarkan ke dalam anggaran murni APBA 2014. Ini program murni, bukan program tambahan,” kata Mahyaruddin.

“Seharusnya, beasiswa yatim sudah bisa disalurkan jika sudah lengkap administrasinya. Selama tidak ada permasalahan mengenai anggaran untuk anak yatim ini, tidak perlu ditunda-tunda. Selagi tidak ada kendala, semua anak yatim sudah bisa menerima uang bantuan ini,” kata Mahyaruddin.

Sedangkan masalah belum disalurkan bantuan ini, kata dia, dirinya tidak mengetahuinya.

“Masalah belum disalurkan sampai sekarang, itu wewenang Dinas Pendidikan Aceh. Ada atau tidak ada kendala mereka yang tahu,” ujar politisi PKS ini lagi.

+++++

BAGI Nurlina, beasiswa yatim sangat untuk pendidikannya. Nurlina cuma berharap bantuan ini bisa cair tepat waktu.

“Minimal ibu saya tidak lagi bersusah payah memikirkan keperluan sehari-hari saya. Saya juga bisa bersekolah dengan tenang tanpa harus memikirkan biaya sehari-hari,” ujar dia.

Nurlina mengaku tak menyalahkan pemerintah karena keterlambatan. “Mungkin karena saya sangat berharap,” ujarnya bijak dan dewasa. []

Laporan: Zulkarnaini

Editor: Boy Nashruddin Agus

Ikuti Topic Terhangat Saat Ini:

Terbaru >>

Berita Terbaru Selengkapnya

You Might Missed It >>

Besok, Beasiswa LPSDM Aceh Ditransfer

Anas M Adam: Beasiswa Yatim Aceh…

Santri di Dayah Ini Belum Terima…

Beasiswa Yatim Tahap II Belum Disalurkan…

Para Yatim Ini Mengaku Belum Menerima…

HEADLINE

Dewan Baru Aceh Periode 2014-2019

AUTHOR

Mencari Jejak Lamuri
Boy Nashruddin Agus