24 March 2015

Rovy Pratama @istimewa
Rovy Pratama @istimewa
gaminong
Si Tampan Penemu Alat Terapi Reumatik dari Unsyiah Ingin Jadi Ahli Ortopedi
Ihan Nurdin
20 August 2014 - 15:45 pm
Di Aceh jumlah dokter ahli bedah ortopedi hanya lima orang

MAHASISWA Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, Rovy Pratama, yang menemukan Laterally Wedged Insoles atau LWI kelak ingin menjadi seorang ahli bedah tulang. Ia memang menaruh minat khusus pada tulang. Ini pula yang melatari penelitiannya mengenai LWI yang menjadi proyek skripsinya untuk meraih gelar sarjana. (Baca: Mahasiswa Tampan dari Unsyiah Ini Penemu Cara Tanggulangi Reumatik)

LWI merupakan alat terapi alternatif bagi penderita Osteoartritis atau reumatik. Alat yang terbuat dari bahan sol sepatu ini sudah diujicoba secara klinis dan terbukti bisa mengurangi efek nyeri dan kekakuan pada penderita reumatik grade satu dan dua. Sementara untuk grade tiga dan empat hanya bisa diatasi dengan cara pembedahan.

Sejak masih SMP, Rovy sudah punya keinginan yang begitu kuat untuk menjadi seorang dokter. Selain itu, ia juga terinspirasi dari dosen pembimbingnya dr. Safrizal Rahman yang seorang Ahli Ilmu Bedah Ortopedi FK Unsyiah dan RSUZA Banda Aceh. Di Aceh sendiri jumlah dokter ahli bedah ortopedi masih sangat minim, jumlah mereka hanya ada lima orang. Tak heran jika antrian pasien operasi bedah tulang di RSUZA Banda Aceh bisa mencapai tiga bulan.

Perjuangan Rovy untuk ingin menjadi dokter tidaklah mudah, sebelum  lulus di Fakultas Kedokteran Unsyiah ia pernah tiga kali gagal tes masuk ke FK Universitas Sumatera Utara, Medan. Sebenarnya ia bisa masuk lewat jalur mandiri di USU, tapi terbentur dengan biaya pendidikan yang sangat mahal.

“Akhirnya saya coba ke Unsyiah dan alhamdulillah lulus dan sekarang sedang mengikuti program koas di rumah sakit (RSUZA),” kata Rovy saat berbincang-bincang dengan ATJEHPOST.co di kantin RSUDZA kemarin, Selasa 19 Agustus 2014.

Bagi pria berkulit hitammanis ini menjadi ahli ortopedi punya keunikan tersendiri. Hal ini tak lain karena penyakit tulang jarang menjadi penyebab kematian seseorang. Tetapi menjadi penyebab tertinggi untuk angka kecacatan.

Selain itu, khususnya masyarakat Aceh, tingkat kepercayaan mereka pada dukun masih sangat tinggi. Tak heran jika terjadi kasus patah tulang karena kecelakaan mereka akan membawa korban ke dukun patah ketimbang ke dokter.

“Tapi biasanya ini menjadi sumber masalah di belakang hari,” kata cowok yang tidak suka nonton sepak bola ini.

Berdasarkan riset tahun 2007 jumlah penderita penyakit sendi di Indonesia mencapai angka 33 persen. Aceh termasuk salah satu dari 11 provinsi di Indonesia yang angka penderita penyakit sendinya di atas rata-rata angka nasional.

Faktor primer penyebab penyakit ini belum diketahui sampai sekarang, namun beberapa penyebab sekunder bisa terjadi karena jatuh, trauma, obesitas atau diabetes dan hipertensi.[]

Editor: Ihan Nurdin

Ikuti Topic Terhangat Saat Ini:

Terbaru >>

Berita Terbaru Selengkapnya

You Might Missed It >>

[Galeri Foto] Rovy, Si Tampan dari…

Kembangkan Alat Terapi Rematik, Ini Kata…

Begini Cara Kerja Alat Terapi Reumatik…

Si Tampan Penemu Alat Terapi Reumatik…

Mahasiswa Tampan dari Unsyiah Ini Penemu…

HEADLINE

Tips Mengatasi Stress Saat Bekerja

AUTHOR