14 April 2015

Proyek revitalisasi eks kantor Bappeda menjadi Wisma Tamu Lhoskeumawe. @Irman I. Pangeran/atjehpost.co
Proyek revitalisasi eks kantor Bappeda menjadi Wisma Tamu Lhoskeumawe. @Irman I. Pangeran/atjehpost.co
news
Pembangunan di Lhokseumawe
Sederet Proyek Miliaran Tanpa Papan Informasi
Irman I. Pangeran
06 September 2014 - 10:32 am
“Kita sangat kecewa dengan Pemerintah Lhokseumawe yang tidak transparan..."

Proyek fisik yang tengah direalisasikan di Lhokseumawe mengabaikan prinsip transparansi sebab tanpa papan informasi di lokasi pekerjaan. Proyek-proyek bernilai miliaran sumber dana APBK tahun 2014 itu di bawah tanggung jawab Dinas Pekerjaan Umum (PU), Badan Lingkungan Hidup dan Kebersihan (BLHK), dan Dinas Perhubungan, Pariwisata, dan Kebudayaan (Dishuparbud) Lhokseumawe.  

Proyek Dinas PU antara lain peningkatan Jalan T. Hamzah Bendahara Kota Lhokseumawe dengan pagu dana Rp4 miliar di bawah tanggung jawab Dinas PU. (Baca: Proyek Jalan Senilai Rp4 Miliar Tanpa Papan Nama).

Pantauan ATJEHPOST.co, hingga Jumat, 5 September 2014, sore, tidak ada papan informasi/data proyek di lokasi pekerjaan. Kondisi sama di lokasi proyek revitalisasi eks kantor Bappeda menjadi Guesty House/Wisma Tamu Lhokseumawe dengan pagu Rp1,5 miliar. Selain itu, proyek Jalan Peunteut-Line Pipa senilai Rp2,5 miliar.

Proyek BLHK tanpa papan informasi di lokasi pekerjaan, salah satunya revitalisasi Taman Riyadhah senilai Rp1 miliar. Sementara proyek Dishubparbud di antaranya pembangunan Gedung Museum Kota Lhokseumawe dengan pagu Rp1,850 miliar, juga mengabaikan prinsip transparansi dalam tata kelola pengadaan barang/jasa (PBJ) pemerintah. (Baca: Papan Proyek Museum Lhokseumawe Belum Dipasang).

“Proyek-proyek yang ada di kawasan pusat kota saja tidak transparan, apalagi proyek di daerah pinggiran. Itu menunjukkan Pemerintah Lhokseumawe  menyembunyikan data proyek di tengah keramaian. Lama-lama kita khawatirkan pihak pemerintah semakin berani “mencuri (korupsi)” di siang bolong,” ujar Herman, tokoh pemuda Desa Uteun Bayi, Banda Sakti, Lhokseumawe.

Menurut Herman, salah satu potensi terjadinya penyimpangan dalam kegiatan pembangunan, berawal tidak adanya prinsip transparansi. “Bagaimana masyarakat bisa mengawasi kalau kita tidak tau data proyek yang sedang dikerjakan pemerintah. Pertanyaannya, proyek-proyek dari APBK itu untuk masyarakat atau untuk pejabat,” kata dia.

Pernyataan hampir sama disampaikan Mukhtar, warga Peunteut, Blang Mangat, dan Azwar, warga Muara Dua, Lhokseumawe. “Kita sangat kecewa dengan Pemerintah Lhokseumawe yang tidak transparan. Masyarakat hanya bisa melihat ada proyek di lapangan, tapi berapa anggaran, dari mana sumbernya, dan siapa yang kerjakan tidak jelas. Kesannya seperti proyek siluman,” ujar Azwar.

Masyarakat Transparansi Aceh (MaTA) menilai dinas-dinas terkait berani membiarkan proyek tanpa papan informasi lantaran Walikota Lhokseumawe tidak bersikap tegas. “Karena Walikota  membiarkan hal seperti itu terjadi, maka dinas-dinas berani mengabaikan prinsip transparansi, sehingga cuma fokus pada proyek dan ada fee.  Bukan masanya lagi pola-pola demikian dipraktekkan,” ujar Koordinmator MaTA, Alfian. (Baca: MaTA Dinas Tak Transparan Cendrung Korup).

Berikut sebagian proyek bernilai miliaran di bawah tanggung jawab Dinas PU, BLHK, dan Dishubparbud Lhokseumawe tahun 2014:

DINAS PEKERJAAN UMUM

Lokasi proyek di Kecamatan Banda Sakti:

Pembangunan Jalan Lingkar Ujong Blang–Pusong (pagu Rp4,892 miliar, pemenang lelang/rekanan pelaksana PT. Irham Jaya, beralamat di Lhokseumawe).

Peningkatan Jalan T. Hamzah Bendahara Kota Lhokseumawe (pagu Rp4 miliar, rekanan pelaksana PT. Bugak Brawang Cemerlang, Lhokseumawe).

Peningkatan Jalan Cut Meutia + Box Culvert Pusong (pagu Rp2 miliar, rekanan pelaksana CV. Bina Kontruksi, Bireuen).

Revitalisasi Eks. Kantor Bappeda menjadi Guesty House/Wisma Tamu Lhokseumawe (pagu Rp1,5 miliar, rekanan pelaksana CV. Risfar Corporation, Aceh Utara).

Pembangunan Jalan Petua Malem/Jalan SMA 3 Lhokseumawe (pagu Rp1miliar, rekanan pelaksana CV. Alam Abadi, Aceh Utara).

Lokasi proyek di Kecamatan Muara Dua:

Lanjutan Pembangunan Tanggul Cunda–Meuraksa (pagu Rp3,4 miliar, rekanan pelaksana PT. Araz Mulia Mandiri, Lhokseumawe).

Lokasi proyek di Kecamatan Blang Mangat:

Peningkatan Jalan Puntuet - Line Pipa (pagu Rp2,5 miliar,  rekanan pelaksana CV. Jasa Kubina Cemerlang, Lhokseumawe).

BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEBERSIHAN

Lokasi proyek di Kecamatan Banda Sakti:

Pembangunan Revitalisasi Taman Riyadhah (pagu Rp1 miliar, rekanan pelaksana CV. Ozy Corporation, Lhokseumawe).

Pembangunan Taman dan Penghijauan Wilayah Kota Lhokseumawe/DAK (pagu Rp550 juta, rekanan pelaksana CV. Darkhaf Corporation, Lhokseumawe).

DINAS PERHUBUNGAN, PARAWISATA DAN KEBUDAYAAN

Lokasi proyek di Kecamatan Banda Sakti:

Pembangunan Gedung Museum Kota Lhokseumawe (pagu 1,850 miliar, rekanan pelaksana CV. Elitte, Aceh Utara).

[] Sumber data proyek: LPSE Lhokseumawe

Editor: Boy Nashruddin Agus

Ikuti Topic Terhangat Saat Ini:

Terbaru >>

Berita Terbaru Selengkapnya

You Might Missed It >>

Mahasiswa Ekonomi Pembangunan di Aceh Bentuk…

Pembangunan 14 Ruas Jalan Tembus Diminta…

Pembangunan Ganti Beton Pada Ruas Jalan…

Dewan Sesalkan Dinas Biarkan Proyek Tanpa…

Sederet Proyek Miliaran Tanpa Papan Informasi

HEADLINE

Muzakir Manaf Bermalam di Pedalaman

AUTHOR