30 March 2015

Ilustrasi eksplorasi panas bumi | Foto: davies-smith.com
Ilustrasi eksplorasi panas bumi | Foto: davies-smith.com
meukat
Jerman Cok Silop dari Geotermal Seulawah?
Yuswardi A. Suud
03 December 2014 - 08:15 am
Jerman adalah penyandang dana yang memberi hibah 70 miliar kepada Pemda Aceh

PROYEK panas bumi geotermal Seulawah yang mulai terdengar sejak 2011, hingga kini tak jelas juntrungannya. Padahal, hasil lelang memutuskan Pertamina sebagai pemenangnya.

Proyek panas bumi yang bisa dipakai untuk energi listrik ini juga melibatkan Jerman sebagai penyandang dana pihak ketiga. 

Namun, belakangan kabar tentang proyek geotermal Seulawah ini tak terdengar lagi gaungnya. Sumber ATJEHPOST.CO di Dinas Pertambangan Aceh mengatakan, pihak Jerman sudah menarik diri dari proyek ini. "Jerman ka jicok silop karena persoalannya berlarut-larut," kata sumber itu. 

Kepala Dinas Pertambangan Aceh Said Ikhsan belum dapat dimintai konfirmasinya. 

Pada Agustus 2014 lalu, Menteri BUMN Dahlan Iskan mengultimatum Pertamina agar mengkaji ulang sejumlah proyek geotermal yang dimenangkan Pertamina, termasuk di Seulawah. 

"Saya minta diselesaikan. Kalau dianggap merugikan jangan diteruskan. Namun jika tidak diteruskan, Pertamina akan kehilangan uang sekitar Rp1 miliar karena sudah ada investasi di sana," kata Dahlan saat itu. 

Dahlan Iskan pernah memuji cara pengelolaan geothermal Seulawah sebagai "cara Aceh" yang layak ditiru. Sebab, penyandang dananya adalah pihak ketiga. Dengan begitu, tidak ada resiko kerugian apabila pengeborannya tidak menemukan panas bumi seperti diperkirakan sebelumnya. 

Dalam kasus Aceh, kata Dahlan, Jerman adalah penyandang dana yang memberi hibah 70 miliar kepada Pemda Aceh. Kalau pengeboran gagal menemukan panas bumi, Pemda Aceh tidak menikmati apa-apa dari hibah tersebut. Tetapi, kalau ternyata berhasil, Pemda Aceh akan memiliki sejumlah saham di usaha geotermal itu. 

Itu sebabnya, para investor antusias mengikuti lelang. Sebab, siapapun pemenangnya akan mendapat dana USD 7,5 juta atau lebih dari 70 miliar plus menggandeng Pemda Aceh sebagai pemegang saham. 

Namun fasilitas yang menggiurkan tanpa resiko itu rupanya tidak menjadi jaminan proyek berjalan lancar. Kabar yang merebak, perkara pembagian saham inilah yang menyebabkan proyek ini berlarut-larut. 

Akhir Agustus lalu, Direktur Perusahaan Daerah Pembangunan Aceh (PDPA) Sayed Fakhry kepada ATJEHPOST.CO mengatakan Aceh akan mendapat kompensasi bagi hasil 25 persen dalam bentuk penyertaaan saham di proyek itu. 

Saat itu, Sayed mengatakan skema bagi hasil itu telah disetujui kedua pihak, tinggal penyelesaian administrasi perusahaan patungan antara Pertamina dan PDPA. (Baca: PDPA: Aceh Dapat 25 Persen Saham Geothermal Seulawah

Namun, ketika dihubungi kembali akhir November 2014, Sayed mengatakan angka 25 persen itu adalah penawaran yang diajukan oleh Pemerintah Aceh melalui PDPA. 

"Belum, belum ada kesepakatannya. Masih sedang berproses," kata Sayed sebelum menutup telepon selularnya.

Ketika melantik Nasruddin Daud sebagai Direktur PDPA pada Maret 2013, Gubernur Zaini Abdullah mengatakan Jerman telah berkomitmen untuk terlibat dalam investasi geothermal Seulawah. 

“Dengan demikian nantinya, kita harapkan PDPA akan bisa bekerja sama dengan para Investor dalam pengelolaan SDA yang ada di Aceh” kata dia.

Namun, pada Maret 2014, Nasruddin Daud dicopot dari jabatannya. Sebagai penggantinya ditempatkan Sayed Fakhry yang disebut-sebut kolega dekat Muhammad Abdullah, adik kandung Gubernur Zaini Abdullah yang ditempatkan di tim Energi Sumberdaya Mineral (ESDM) Aceh.

Hampir setahun setelah pergantian itu, nasib geotermal Seulawah masih tak jelas juntrungannya.[]

Baca juga:
Begini Reaksi Pertagas Akibat Campur Tangan Adik Gubernur Zaini di PDPA 

Editor: Yuswardi A. Suud

Ikuti Topic Terhangat Saat Ini:

Terbaru >>

Berita Terbaru Selengkapnya

You Might Missed It >>

PDPA Mau 'Dibunuh', Bosnya Loncat ke…

DPR Aceh: Tak Perlu Pansus BUMA,…

Aktivis Desak DPR Aceh Segera Bentuk…

FPMPA Minta Perusahaan Daerah Pembangunan Aceh…

IPPAT Minta DPR Aceh Segera Bentuk…

HEADLINE

Pesona Giok Pikat Master Limbad ke Gayo

AUTHOR