JAJARAN Polres Aceh Timur membantah pernyataan kelompok bersenjata Din Minimi yang menyatakan bahwa polisi yang pertama kali berusaha menembaknya saat penggerebekan di rumahnya di desa Julok pada Minggu malam lalu, 28 Desember 2014.

"Tidak benar kami (polisi-red) yang menembaknya duluan. Mana ada penjahat yang mengaku salah," ujar Kapolres Aceh Timur, AKBP Muhajir kepada ATJEHPOSTco via telepon seluler, Selasa, 5 Januari 2015.

Ia menjelaskan, berdasarkan kronologis awalnya, pihak kepolisian hanya memerintahkan agar Din Minimi segera menyerahkan diri. Pasalnya, katanya lagi, rumah Din Minimi sudah terkepung.

Menurutnya, pada saat diminta untuk menyerah, Din Minimi malah menyuruh istrinya keluar dan berteriak supaya Din Minimi kabur.

"Saat itu, istrinya dijadikan tameng. Sebab kami (polisi-red) kan tidak bisa menembak sembarangan karena istri dan anaknya berada dalam rumah. Malah ia duluan yang berusaha menembak anak buah saya hingga berujung kontak tembak selama beberapa menit saat dia sudah keluar dari rumah. Lagipula ia tertembak di betis kiri bukan di dalam rumah, tapi ketika sudah melompat dan keluar dari rumahnya, tepatnya di belakang rumah saat hendak berusaha kabur," ujarnya lagi.

Sementara itu, Kapolres Muhajir juga membantah pihaknya menggerebek Din Minimi sedang ngopi bersama warga setempat. Menurutnya, momen ini segera dimanfaatkannya untuk memprovokasi kepada masyarakat agar ia mendapat simpatik dari masyarakat.

"Mana mungkin Din Minimi yang banyak terlibat serangkaian aksi kejahatan, mulai pemerasan, penculikan dan perampokan itu bisa mendapat perlindungan dari masyarakat. Itukan cuma provokasi murahan dia," ujarnya lagi.

Semantara itu, Kapolres Muhajir mengaku akan terus memburu jejak persembunyian Din Minimi yang dinilai mencoreng perdamaian serta menganggu ketenteraman warga.

"Sesuai amanat Kapolri dan Kapolda Aceh, Din Minimi resmi DPO kami karena terlibat kriminal di wilayah hukum saya, Aceh Timur," ujarnya lagi.[]