KEPALA Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kota Lhokseumawe, Rusli, mengatakan, pelaku pelecehan terhadap anak kecil yang muncul dalam video beredar di Youtube, bukan siswa dari sekolah di kota ini.

“Nyan kon awak tanyoe, awak luwa dijak maen keunoe (itu bukan siswa dari sekolah di Lhokseumawe, siswa dari luar bermain ke waduk Lhokseumawe),” kata Rusli kepada ATJEHPOSTcom lewat telpon seluler, tadi pukul 16.30 WIB, Jumat, 9 Mei 2014.

Ditanya bagaimana dia mengetahui siswa tersebut bukan dari sekolah di Lhokseumawe, Rusli mengatakan, “Dari baju siswa itu. Siswa kita bukan seperti itu bajunya (seragam sekolah)”.

Akan tetapi, Rusli tidak mengetahui sekolah dari daerah mana yang siswanya memakai seragam seperti dalam video Youtube tersebut. “Yang jelas bukan siswa kita. Jangan karena kita dekat dengan waduk, kemudian dianggap siswa kita. Anak-anak (siswa Lhokseumawe) kita tidak suka lagi dengan waduk karena sudah sering dilihat,” ujarnya.

Penjelasan hampir sama disampaikan Kepala Bidang Pendidikan Menengah (Dikmen) Dinas Dikpora Kota Lhokseumawe, Nasruddin. “Kami sudah lihat videonya, tampaknya bukan dari sekolah di Lhokseumawe jika dilihat seragamnya. Tapi kita akan cek dari sekolah mana siswa itu, karena lokasi dalam video itu berada di waduk Lhokseumawe,” kata Nasruddin.

Rusli menyebutkan, apabila ada siswa di Lhokseumawe yang berperilaku menyimpang, maka pihaknya akan melakukan pembinaan. “Kita panggil komite sekolah dan orangtuanya untuk sama-sama melakukan pembinaan. Jadi butuh kerja sama untuk membimbing siswa, karena siswa berada di sekolah hanya enam jam (per hari), lebih banyak di rumah dan lingkungan masyarakat,” ujarnya.

Di semua sekolah di Lhokseumawe, kata Rusli, saban hari Jumat diberikan penjelasan kepada para siswa menyangkut aqidah dan moral. “Termasuk pendidikan karakter anak-anak,” kata Rusli.[]

Berita terkait:

Video Pelecehan Anak Kecil di Lhokseumawe Beredar di Youtube