Keberadaan Masjidil Haram dan Masjidil Aqsa adalah bagian tak terpisahkan dari peristiwa penting Isra’ Mi’raj yang dialami Nabi Muhammad SAW di masa silam. Keberadaan dua masjid ini menjadi simbol penting bagi umat Islam di seluruh dunia. (Selengkapnya baca: Isra' Mi'raj dan Perintah Turunnya Salat)

Berada di Kota Mekkah, Masjidil Haram menjadi tujuan utama umat Islam dalam menunaikan rukun Islam kelima yaitu haji. Masjid yang dibangun mengelilingi Ka’bah ini merupakan masjid terbesar di dunia dan mampu menampung hingga empat juta jamaah pada musim haji.

Berbeda dengan masjid mana pun di dunia, shaf salat di Masjidil Haram membentuk lingkaran yang semuanya tertuju ke Ka’bah yang berada di tengah masjid. Inilah yang menjadi keunikan masjid ini yang tak dimiliki masjid lain.

Masjidil Haram memiliki luas sekitar 656.000 m², memiliki tiga lantai dan tujuh buah menara yang khas. Masjid ini memiliki empat pintu utama dan 45 pintu biasa. Tiap-tiap pintu memiliki nama sendiri. Saking banyaknya pintu-pintu di masjid ini, banyak jamaah yang kadang-kadang tersesat.

Ka’bah yang berada di tengah-tengah Masjidil Haram adalah bangunan pertama yang ada di muka bumi. Bangunan ini menjadi arah kiblat bagi umat Islam dalam menjalankan rukun Islam kedua yaitu salat. Disebut sebagai Baitullah (Rumah Allah), Ka’bah berupa bangunan persegi yang dibuat dari batu-batu gunung kebiru-biruan dari Mekkah. Fondasinya berasal dari marmer, pembangunannya menurut sejarah berlangsung selama 10 generasi.

Pembangunan generasi pertama dilakukan oleh Malaikat atas perintah Allah sekitar dua ribu tahun sebelum Adam diciptakan. Generasi kedua pada masa Nabi Adam, generasi ketiga dibangun oleh Nabi Syits putra Nabi Adam. Generasi keempat adalah Nabi Ibrahim dan putranya Nabi Ismail. Generasi kelima oleh suku Amaliqah, generasi keenam oleh suku Jurhum, generasi ketujuh oleh Qushai bin Kilab, generasi kedelapan oleh Abdul Muthalib, generasi kesembilan oleh suku Quraisy dan generasi terakhir oleh Abdullah bin Zubair.

Pada masa Nabi Ibrahim dan putranya pembangunan Ka’bah ditambah dengan pembangunan Masjidil Haram. Kemudian mulai diperluas kembali pada tahun 638 pada masa Khalifah Umar bin Khattab. Rumah-rumah di sekililing Ka’bah pada masa itu dibeli dan diruntuhkan untuk memperluas bangunan masjid. Selanjutnya diperluas kembali pada masa Khalifah Usman bin Affan sekitar tahun 647 Masehi.

Banyak riwayat shahih yang menyebutkan satu kali salat di Masjidil Haram memiliki keutamaan sama dengan 100 ribu kali salat di masjid lain kecuali di Masjid Nabawi dan Masjidil Aqsa. Tiga masjid ini merupakan tempat suci umat Islam dan dianjurkan untuk menziarahinya.

Sedangkan Masjidil Aqsa merupakan masjid kedua dibangun di dunia setelah Masjidil Haram. Jarak pembangunan antara keduanya terpaut sekitar 40 tahun. Al Aqsa menjadi arah kiblat pertama umat Islam, setelah turun Q.S Al Baqarah: 144 arah kiblat diperintahkan menghadap Ka’bah.

Di masjid inilah Nabi Muhammad sebelum Mi’raj ke langit memimpin salat bagi seluruh Nabi dan Rasul sebelumnya.  Di bagian bawah masjid ini terdapat sumber-sumber mata air yang terus menjadi sumber kehidupan warga setempat sampai sekarang.

Masjidil Aqsa berada di Yerussalem. Jauh sebelumnya, istilah Masjidil Aqsa bukan hanya merujuk pada bangunan masjid, melainkan juga area di sekitarnya yang dianggap sebagai kawasan suci. Barulah pada masa Kesultanan Ustmaniyah (sekitar abad ke-16 hingga awal 1918) kawasan ini disebut Al Haram Asy-Syarif, sedangkan bangunan masjid yang didirikan oleh Umar bin Khattab disebut Jami’ Al Aqsa atau Masjid Al-Aqsa.

Walaupun Al Aqsa berada di Yerussalem di bawah pengawasan Israel, masjid ini berada di bawah perwalian lembaga wakaf Islam yang dipimpin orang Palestina. | Dari Berbagai Sumber