SEORANG perempuan santri berusia belasan tahun di Provinsi Aceh, diduga menjadi korban trafficking atau perdagangan manusia.
"Kami duga begitu, karena di sekitar tempat tinggalnya ada riwayat perdagangan manusia beberapa waktu lalu," kata Manajer Program LBH Anak Aceh, Rudi Bastian, di Banda Aceh, Senin.
Sebelumnya, Rosnidar, 17 tahun, santri Dayah Darul Munawarah, Ulee Glee, Kabupaten Pidie Jaya, dilaporkan hilang saat berada di Pasar Ulee Glee. Korban warga Ie Rhob, Kecamatan Simpang Mamplam, Kabupaten Bireuen, Aceh, dilaporkan hilang sejak 17 Juni 2014.
"Ini dugaan sementara kami. Sebab, hingga kini tidak ada kabar keberadaan korban. Keluarga korban juga sudah melapor ke polisi, tetapi tidak mendapat respon memuaskan. Karena itu, kami mendesak kepolisian mengusut tuntas kasus ini," kata Bastian.
Sementara itu, As'Ari, abang kandung korban, menjelaskan adiknya tidak ada kabar sampai kini setelah diantar seorang tukang ojek ke Pasar Ulee Glee, pada 17 Juni 2014. Setelah itu, tidak ada kabar dari adiknya itu.
"Setelah mencari, akhirnya kami melaporkan ke Polsek Simplang Mamplam, Kabupaten Bireuen. Namun, polisi menolak laporan kami karena katanya polisi tidak ada personel dan biaya untuk mencari adik saya," kata As'Ari.
Akhir, kata dia, pihak keluarga berupaya mencari sendiri dengan mendatangi sejumlah daerah di Aceh, termasuk mengabari sanak famili di beberapa kabupaten/kota di provinsi itu. Namun, sang adik tidak kunjung ditemukan.
"Setelah sebulan kami cari, akhirnya kami mencoba melapor ke Polres Bireuen. Namun, kami tetap mendapat jawaban tidak memuaskan dari kepolisian," kata dia. | sumber: antaranews.com
Editor: Nurlis E. Meuko