27 March 2015

Nurul bersama 100-an anak yatim Aceh sepulang haji | Foto: detikcom
Nurul bersama 100-an anak yatim Aceh sepulang haji | Foto: detikcom
profile
Kisah Haru Nurul, Yatim Tsunami Diperlakukan Bak Presiden Saat Berhaji
detik.com
15 October 2014 - 15:45 pm
Banyak yang bertanya-tanya siapa sebenarnya mereka. Apakah mereka pangeran di negaranya?

MUSIM haji tahun ini menjadi yang paling spesial bagi 105 anak yatim korban tsunami di Aceh. Mereka yang sebagian besar berusia 18 tahun, diundang khusus untuk naik haji oleh Raja Arab Saudi. 

Salah satu dari mereka adalah Nurul Nadia, pelajar kelas dua SMA Negeri 1 Muara Batu, Aceh Utara. Nurul bersama rekan seperjalannya sudah tiba kembali di Banda Aceh pada Selasa, 14 Oktober 2014. 

Kepada detik.com, Nurul bercerita tentang pengalamannya di sana. Katanya, mereka diperlakukan layaknya seorang presiden. Maklum, mereka adalah tamu khusus Raja Arab Saudi, Raja Abdullah bin Abdul Aziz.

Meski cuaca Arab sangat panas, namun Nurul tak tahu bagaimana panasnya. Itu terjadi lantaran mereka dilarang terpapar terik matahari. 

"Polisi di sana melarang kami berada di bawah sinar matahari sehingga kami tidak tau bagaimana panasnya Arab Saudi," kata Nurul seperti dilansir detik.com 

Nurul dan kawan-kawan juga tidak berdesak-desakan dengan umat muslim lain saat melaksanakan rukun haji. Mereka dikawal ketat oleh polisi. Saat wukuf di Padang Arafah nan tandus, misalnya, Nurul melakukannya di dalam ruangan khusus ber-AC. 

Ketika di Padang Arafah, Nurul mendoakan orang tuanya yang sudah meninggal. Usai salat zuha, Nurul dan kawan-kawan duduk di luar agar bisa merasakan matahari di sana. Tapi pihak kerajaan langsung menegur dan meminta mereka untuk masuk ke dalam ruangan.

"Pihak kerajaan menegur kami dan katanya 'dik jangan duduk di bawah matahari karena kalian masih kecil nanti bisa efek terhadap kesehatan'. Jadi kami tidak dikasih duduk di bawah sinar matahari," kata Nurul.

Saat melempar jumrah di Mina, lagi-lagi mereka mendapat perlakuan istimewa. Mereka dibawa dengan bus, sehingga tak perlu jalan kaki seperti umat muslim lain. 

Begitu pula saat melakukan tawaf mengelilingi kabah tujuh kali. Nurul dan kawan-kawan dikawal polisi dan protokoler kerajaan. 

"Kami dipagar seperti bunga agar tidak ada binatang yang masuk ke dalam pagar tersebut," kata Nurul.

Nurul tak pernah membayangkan akan mendapat perlakuan khusus seperti seorang presiden. Jangankan itu, membayangkan bisa naik haji pada usia 16 tahun pun tak pernah terlintas di benaknya. 

Nurul lantas bercerita tentang awal mula ia mendapat kesempatan langka itu. Ia ikut seleksi bersama sejumlah anak yatim lain. Beruntung, namanya lulus seleksi. 

Kata Nurul, mereka diwajibkan bisa menghafal Al-Quran minimal satu juz dan 25 hadist Arbain. Dari Aceh Utara, yang diberangkat ke Arab Saudi berjumlah 73 orang. Sisanya dari Kabupaten Pidie, dan Pidie Jaya.

"Ada juga yang tidak bisa berangkat karena tidak lulus seleksi saat manasik haji," ungkap Nurul.

Mereka yang diundang untuk melaksanakan ibadah haji merupakan yatim berprestasi yang terpilih dari 2000 anak yatim yang selama ini mendapatkan bantuan beasiswa dari Raja Arab Saudi melalui Aliansi Organisasi Konferensi Islam (OKI) di Banda Aceh. 

Sejak 2006 silam, OKI telah menyalurkan bantuan dari para donatur kepada lebih dari 13000 anak yatim di beberapa kabupaten di Aceh. Saat ini sebanyak 5310 yatim aktif menerima bantuan beasiswa saban bulan langsung ke rekening mereka. Beasiswa yang diberikan hingga mereka berumur 18 tahun bertujuan untuk membantu pendidikan, kesehatan, pembinaan kapasitas maupun ketrampilan anak-anak yang tidak lagi punya ayah.

Undangan berhaji bagi anak-anak yatim konflik dan tsunami ini merupakan kali pertama sejak pascatsunami. Sebelumnya, Raja Arab hanya mengundang yatim Aceh untuk umrah dan berziarah ke makam Rasulullah SAW dan situs Islam lainnya selama 3 hari.

"Ini merupakan yang pertama dari seluruh Indonesia. Anak-anak yatim ini diundang langsung oleh Raja Arab," kata asisten Direktur OKI Indonesia, Muqni Affan Abdullah.

Muqni bercerita, perlakukan istimewa sudah didapatkan 105 anak yatim ini sejak turun pesawat di Bandara King Abdul Aziz, Arab Saudi. Mereka langsung mendapat pengawalan ketat dari kepolisian setempat layaknya tamu VVIP lainya. Bahkan tak sedikit orang yang bertanya tentang siapa sebenarnya mereka.

"Banyak yang bertanya-tanya siapa sebenarnya mereka. Apakah mereka pangeran di negaranya? Tapi kita bilang mereka adalah anak-anak yatim," jelas Muqni.

Meski Muqni sudah pernah berhaji beberapa kali, tapi belum pernah mendapat perlakukan istimewa seperti saat mendampingi yatim Aceh. Mereka yang diberangkatkan ke tanah suci tahun ini rata-rata masih berusia 15 hingga 17 tahun atau sudah balig.

Raja Arab Saudi berharap, sepulang dari tanah suci mereka yang diundang berhaji dapat memberikan motivasi kepada anak yatim lain yang ada di Aceh. “Karena bukan berarti kita yatim kita tidak bisa mengembangkan semua itu. Kami tidak nyangka bisa pergi ke sana,” ungkap Nurul.

Selain mendapat kesempatan berhaji, Nurul dan kawan-kawan juga mendapat bonus berupa iPad dan uang sebanyak 5000 riyal atau setara Rp 16 juta. 

"Mungkin ini suatu hikmah setelah kami kehilangan orang tua kami dan kami ikhlas menjalani hidup ini meski tanpa orangtua," kata Nurul dengan rasa haru.[] Sumber: detik.com

Editor: Yuswardi A. Suud

Ikuti Topic Terhangat Saat Ini:

Terbaru >>

Berita Terbaru Selengkapnya

You Might Missed It >>

Besok, Beasiswa LPSDM Aceh Ditransfer

Anas M Adam: Beasiswa Yatim Aceh…

Santri di Dayah Ini Belum Terima…

Beasiswa Yatim Tahap II Belum Disalurkan…

Para Yatim Ini Mengaku Belum Menerima…

HEADLINE

Yuk Kenalan dengan Evan; Miliuner Termuda Dunia

AUTHOR