SEKRETARIS Jenderal PDI Perjuangan, Tjahjo Kumolo, ditunjuk menjadi Menteri Dalam Negeri oleh Presiden Joko Widodo. Presiden Jokowi menilai Tjahjo mampu menjalankan tugasnya sebagai Mendagri.
"Beliau politisi, profesional, orang yang demokratis, juga tegas," ujar Jokowi saat mengumumkan nama-nama menterinya di Istana Negara, Jakarta, Minggu 26 Oktober 2014.
Menurut Jokowi, Tjahjo sangat terampil membangun dialog dengan masyarakat berbagai elemen di daerah maupun pusat. "Kebetulan beliau putra Solo," kata Jokowi.
Pria kelahiran Solo 1 Desember 1957 itu sudah memulai karir politiknya sejak masih kuliah di Fakultas Hukum Universitas Diponegoro. Saat berusia 25 tahun, Tjahjo sudah menjabat Ketua Biro Organisasi Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Daerah Tingkat I Jawa Tengah dari tahun 1983 hingga 1985.
Kariernya di KNPI terus digeluti. Puncaknya, Tjahjo terpilih menjadi Ketua Umum KNPI periode 1990-1993.
Tjahjo sudah menjadi DPR sejak era Orde Baru, tepatnya DPR periode 1987–1992. Saat itu, dia adalah kader terkemuka Golkar, yang disebut-sebut sebagai politisi masa depan partai beringin.
Sejak itu, keberadaan Tjahjo di parlemen tidak pernah putus sama sekali. Dalam pemilu 1992 dan pemilu 1997, dia lolos ke Senayan dengan kendaraan Golkar. Posisinya di Golkar cukup kuat karena dia pernah menjabat Ketum KNPI.
Perubahan angin politik seiring bergulirnya reformasi 1998 juga "dibaca" Tjahjo dengan sangat cermat. Pada 1998, dia memutuskan untuk meninggalkan partai berlambang "beringin" yang ikut membesarkan namanya itu.
Dia hijrah ke PDIP yang baru saja dideklarasikan Megawati cs. Bahkan, dia menjadi caleg PDIP dan sukses "bertahan" di DPR melalui pemilu 1999. [Baca profil lengkapnya ditjahjokumolo.com] | sumber: viva.co.id
Editor: Nurlis E. Meuko