BERITA menghilangnya pesawat MH370 milik Malaysia Airlines menyita perhatian masyarakat dunia. Apalagi penumpang dalam kapal yang masih dicari keberadaannya tersebut berasal dari beberapa negara termasuk warga Amerika Serikat, China, Australia, Malaysia, dan Indonesia.
Ketertarikan masyarakat dunia memantau perkembangan informasi kapal MH370 ini memancing kenakalan para hacker. Mereka memposting sebuah berita yang mengabarkan bahwa Malaysia Airlines MH37O telah ditemukan melalui Facebook Viral jejaring sosial lainnya. Di dalam postingan berita tersebut, hacker menanam potongan-potongan malware dan link ke survei palsu yang menguntungkan pelaku.
Dalam berita berisi video yang terlihat sah tersebut, hacker mengklaim bahwa MH370 telah ditemukan di wilayah perairan Segitiga Bermuda. Gambar pesawat boeing yang mengapung dan banyak penumpang yang diselamatkan turut dipasang untuk meyakinkan publik.
Chris Boyd , seorang analis intelijen malware mengatakan pihaknya pertama kali melihat link aneh tersebut di twitter. Saat link tersebut diklik, maka akan mengarah ke salah satu situs yang awalnya diposting ke Facebook yang berisi spam dan berita palsu.
Situs tersebut juga meminta semua orang untuk menyebarkan video dan meminta agar memberikan doa kepada penumpang di MH370 tersebut. Sementara beberapa link lainnya membawa orang ke situs berita realistis melihat di mana pengguna harus mengklik "share" sebelum bisa menonton video.
Hal serupa telah dilakukan hacker saat bencana tsunami melanda Jepang pada 2011 dan gempa bumi Filipina pada 2012 lalu. "Apa pun yang melibatkan potensi bencana adalah uang besar untuk scammers karena ada keterarikan orang-orang untuk mengkliknya serta mengetahui kelanjutan berita tersebut,” ujarnya.
Scammers kemudian mendapat keuntungan dengan hal tersebut dari jumlah pengunjung yang mengikuti link dalam postingan berita. “Halaman penipuan palsu yang populer dapat dibagi ratusan dan ribuan kali dan bahwa ada uang besar di dalamnya bagi siapa pun bersedia untuk menyelami kedalaman penderitaan manusia," katanya seperti dikutip dari Independent.co.uk, Rabu, 19 Maret 2014.[] sumber: independent.co.uk
Editor: Boy Nashruddin Agus