MASYARAKAT Pecinta Sejarah Aceh (Mapesa) meuseuraya atau gotong royong di kompleks makam Meurah Seupeung, di Gampong Lamblang Trieng, Kecamatan Darul Imarah, Aceh Besar, Minggu, 4 Januari 2015. Kegiatan tersebut merupakan meuseuraya pertama Mapesa di tahun 2015.
"Kondisi nisan-nisan di kompleks makam ini sangat memprihatinkan. Seluruh nisan sudah jatuh dan terbenam dalam tanah, bahkan di lokasi kompleks ini (juga) tempat babi beranak pinak," ujar Edi El Rahman, koordinator lapangan Mapesa kepada ATJEHPOST.co, Senin, 5 Januari 2015.
Ia mengatakan baru sebagian nisan yang berhasil diangkat. Pasalnya banyaknya nisan yang terbenam, singkatnya waktu, kurang peralatan dan tenaga di lapangan membuat anggota Mapesa kesulitan membenahi semua nisan tersebut.
"Tidak semuanya berhasil kita angkat dan kita tata kembali, dan akan kita lanjutkan pada dua pekan selanjutnya mengingat Minggu depan, meuseuraya kita adakan di kompleks Syaikh Sufy Gampong Ulee Kareung, Indrapuri, Aceh Besar," katanya.
Menurut Arkeolog Dedi Satria, di antara puluhan nisan bertypologi Aceh Darussalam di kompleks ini terdapat tiga makam bernisan plakplink, atau nisan bertipologi khas Kerajaan Lamuri. Sementara dua pasang batu nisannya berpayung tingkat tiga sebagai mahkota.
"Serupa stupa Buddhisme Asia Selatan-India. Seharusnya ini penanda orang yang sangat Istimewa. Bagian kaki batu nisannya dipengaruhi batu Aceh dari abad ke-16 M atau 1500-an M," ujarnya.[]
Editor: Boy Nashruddin Agus