WAKIL Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Republik Indonesia, Marsda TNI Maroef Sjamsoeddin melakukan pertemuan tertutup dengan Gubernur Aceh, dr Zaini Abdullah di Pendopo Gubernur Aceh, Banda Aceh Kamis 3 April 2014. Pertemuan yang dimulai pukul 14.15, membahas tingkat kekerasan politik yang terjadi di Aceh jelang pesta demokrasi, 9 April mendatang.
"Ini memang tugas mereka untuk memantau kampanye agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan," kata doto Zaini kepada waratawan usai pertemuan.
Hadir dalam acara itu, Pangdam Iskandar Muda/IM, Mayjen TNI Pandu Wibowo, Kapolda Aceh, Irjen Pol. Husein Hamidi, Kajati Aceh, Tarmizi, dan perwakilan Mabes Polri.
Gubernur Zaini mengatakan aksi kekerasan yang terjadi selama ini menjadi tanggung jawab pihak penegak hukum. Dia meminta agar pelaku kekerasan dan kejahatan ditindak secara tegas sesuai hukum yang berlaku.
"Mereka (kepolisian) itu wajib menyelesaikan sesuatu (kekerasan) dan mencari siapa yang membuat onar tersebut," ujar dia.
Terkait kasus penembakan di Bireuen yang menewaskan tiga orang, doto Zaini mengatakan pihak keamanan hingga saat ini belum mengantongi identitas pelaku. Begitupun, dia berharap kepolisian dari Polres Bireuen bisa membekuk pelaku penembakan.
"Kita berharap mereka berhasil," kata doto.
Zaini juga mengaku anggota BIN sudah mendapatkan informasi terkait serangkaian aksi kekerasan politik jelang Pemilu 2014 dari Pangdam IM dan Kapolda Aceh. Bahkan mereka sedang mendalami kasus tersebut untuk mengungkap pelakunya.
Sayangnya, setelah pertemuan selama dua jam setengah itu, Waka BIN RI, Pangdam IM dan Kapolda Aceh tidak memberikan informasi terkini terkait perkembangan kasus kekerasan kepada awak media. Bahkan mereka memilih menghindar dari media dengan keluar lewat pintu belakang pendopo.[]
Editor: Boy Nashruddin Agus