Matahari mulai tinggi saat saya tiba di sebuah rumah  di Jalan Lingkar Kampus Sektor Timur Darussalam, Banda Aceh pekan lalu. Seorang perempuan sudah menunggu di teras rumah, bibirnya mengembangkan senyum. Ia memperkenalkan dirinya sebagai kakaknya Maghfirah Hussein, namanya Siti Aminah.

Berselang detik seorang gadis muncul dari balik pintu. Ia mengenakan terusan dari bahan spandek warna coklat yang dilapisi rompi brokat motif bunga-bunga hitam putih. Kerudung warna coklat yang dikenakannya menambah kesan apik dalam diri gadis itu.

Dialah Maghfirah Hussein. Gadis pelantun ayat suci Alquran atau lazimnya disebut sebagai qariah yang menjadi perbincangan publik dalam beberapa pekan terakhir. Tak lain karena video mengajinya yang beredar luas di dunia maya dan menggetarkan hati siapa pun yang mendengarnya.

“Mari masuk,” ujar Siti Aminah. Kami duduk dan mengobrol di ruang tamu mungil di rumah kontrakan Siti Aminah. Beberapa saat kemudian Siti Aminah pergi ke dapur dan kembali dengan dua piring kue dan beberapa gelas air mineral. “Ayo dimakan, anggap saja rumah sendiri,” kata perempuan itu lagi dengan ramah.

“Siang nanti Maghfirah kuliah, makanya minta ketemu jam segini,” ujar Maghfirah mengawali percakapan.

Gadis kelahiran Samalanga, 31 Desember 1996 itu kuliah di Perguruan Tinggi Islam Aceh Yayasan Teungku Chik Pante Kulu semester pertama. Ia mengambil Jurusan Tarbiyah Pendidikan Agama Islam. Maghfirah mengaku memendam cita-cita ingin menjadi seorang guru, mengikuti jejak kedua kakaknya.

Mulutnya kemudian mengalirkan cerita masa kecilnya yang ditempa langsung oleh ayahnya hingga menjadi qariah seperti sekarang. Puncaknya adalah ketika sang abang Yacob Samalanga mengunggah rekaman video mengajinya di Youtube. Video itu pun menyebar secara viral dan banyak yang memuji kemerduan suaranya. (Lengkapnya baca wawancara Maghfirah Hussein)

Berkat kelihaiannya dalam membaca ayat-ayat suci Alquran sejumlah prestasi telah ditorehnya. Sejak masih duduk di MIN Maghfirah kerap mengikuti lomba baca Alquran atau Musabaqah Tilawatil Quran.

Selain menjadi qariah, diam-diam Maghfirah rupanya juga memendam hobi lain. Anak kedelapan dari sembilan bersaudara pasangan M. Hussein Ahmad dan Nurjannah ini rupanya juga suka bernyanyi. Bahkan pernah terbersit keinginan untuk ikut audisi Indonesian Idol. Namun, bisa ditebak ayahnya tidak setuju.

Ia juga pernah ingin ikut audisi Talent Aceh setelah ayahnya meninggal dunia. Tapi lagi-lagi niat itu terhalang karena sang ibu tidak mengizinkan. Kini Maghfirah pun semakin mantap dengan pilihannya menjadi seorang qariah.

“Kalau sekarang ingin fokus ke mengaji saja, karena kalau yang menyanyi sudah sangat banyak. Kalau yang mengaji kan tidak.” Jawab Maghfirah kalem.

Tak terasa waktu satu jam telah berlalu. Saat The Atjeh Post berpamitan, Maghfirah mengantarnya hingga ke teras dengan senyum manis menggantung di bibirnya.[]