21 March 2015

Ilustrasi
Ilustrasi
news
Keluarkan Siswa yang Sudah Menikah, Mahasiswa Sesalkan Sikap SMA 1 Sabang
atjehpost.co
23 January 2015 - 17:00 pm
Ia menyayangkan tersebut dan seharusnya pihak sekolah memberi dukungan kepada siswi mereka karena telah melakukan hal positif.

Pengurus Besar Ikatan Pemuda Pelajar dan Mahasiswa Sabang (PB-Ippemas) menyesalkan kebijakan yang diambil oleh Dewan Guru di SMA 1 Sabang yang mengeluarkan siswi dengan alasan sudah menikah.

"Ini sangat disayangkan, ketika pendidikan tidak bisa menyeimbangkan sebuah kebebasan siswa untuk belajar. Jika dipandang dari segi hukum, tidak ada aturan yang dilanggar baik secara negara maupun agama," ujar Putra Rizki Pratama, Ketua Umum PB Ippemas, kepada ATJEHPOST.co, Jumat dinihari, 23 Januari 2015.

Ia menilai apa yang dilakukan oleh orang tua Syarifah Zakiyah--siswi yang dikeluarkan dari SMA 1 Sabang--adalah hal yang baik, dan menghindarkan anaknya dari hal-hal negatif.

"Seharusya pihak sekolah mengklarifikasi terlebih dahulu sebelum mengambil kebijakan untuk mengeluarkan siswa yang menikah saat masa pendidikan," ujarnya.

Ia menyayangkan tersebut dan seharusnya pihak sekolah memberi dukungan kepada siswi mereka karena telah melakukan hal positif. Hal ini sepatutnya menjadi tauladan bagi rekan-rekan sejawat.

"Jangan sampai hal ini menjadi momok menakutkan bagi semua pihak dan mengesankan bahwa sekolah di Sabang tidak mendukung hal positif. Lucu saja orang yang menikah secara sah malah dikeluarkan dengan alasan untuk menghindari resiko dan dampak negatif serta menjaga kredibilitas sekolah," katanya.

PB Ippemas juga menuntut pihak Dinas Pendidikan tidak lepas tangan dan mencari posisi aman terkait kasus tersebut. Menurutnya Dinas Pendidikan harus pro aktif menjembatani kedua pihak agar menghasilkan solusi terbaik bagi kedua belah pihak.

Di sisi lain, PB Ippemas juga meminta DPRK turut andil dalam proses penyelesaian peramsalahan ini, khususnya komisi yang membidangi pendidikan.

"Jangan sampai pengebirian hak-hak anak terjadi di depan mata namun kita hanya bisa diam. Apalagi pemerintah kota Sabang sedang gencar-gencarnya mendorong peningkatan mutu pendidikan untuk usia wajib belajar yaitu SD hingga SMA," katanya.

PB-IPPEMAS memberi dukungan kepada pihak keluarga untuk menyelesaikan persoalan ini. "Jika tidak ada solusi yang arif dari pemegang kebijakan, maka kami akan terus menyuarakan dan bekerjasama dengan pihak-pihak yang fokus terhadap penyelamatan hak-hak anak untuk mengawal persoalan ini hingga mendapatkan solusi terbaik," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, seorang siswi SMA Negeri 1 Sabang, Provinsi Aceh, Syarifah Zakiyah, dikeluarkan dari sekolahnya, karena yang bersangkutan telah menikah.

"Kami tidak bisa terima perlakuan sepihak yang mengeluarkan anak kami dari sekolah dengan alasan karena sudah menikah. Anak kami masih di bangku kelas XI," kata orang tua siswa, Sayed Djamaluddin di Banda Aceh, Kamis.

Menurut dia, sikap sekolah tidak adil dan kurang mendidik. Karena itu pihaknya telah melaporkan masalah tersebut kepada Ketua Komite SMA Negeri I Sabang, anggota DPRK dan pengawas sekolah untuk tingkat SMA setempat. (Baca: Siswi di Sabang Dikeluarkan dari Sekolah Usai Ketahuan Menikah).[] Laporan: Saiful Haris

Editor: Boy Nashruddin Agus

Ikuti Topic Terhangat Saat Ini:

Terbaru >>

Berita Terbaru Selengkapnya

You Might Missed It >>

Puluhan Guru Demo Minta Kepala Sekolah…

DPR Aceh Akan Sidak Sekolah-sekolah Terindikasi…

Wali Siswa Keluhkan Kutipan Iuran Tambahan…

Keluarkan Siswa yang Sudah Menikah, Mahasiswa…

Siswi di Sabang Dikeluarkan dari Sekolah…

HEADLINE

400 Mayat Hilang Misterius di Pemakaman

AUTHOR