15 March 2015

Dorothy Hodgkin
Dorothy Hodgkin
profile
Dorothy Hodgkin dan Usahanya Menyelamatkan Manusia
Yuswardi A. Suud
12 May 2014 - 12:48 pm
Pada tahun 1969, Dorothy lagi-lagi bikin temuan besar. Setelah 35 tahun meneliti, ia memecahkan misteri struktur insulin.

GOOGLE hari ini mengajak kita mengenang Dorothy Hodgkin, tepat di hari ulang tahun ke 104 ahli kimia itu. Apa jasa Dorothy sehingga ia layak dikenang? 

Temuannya yang paling penting adalah dalam hal kristalografi protein, sebuah metode untuk menentukan struktur tiga dimensi biomolekul dengan menggunakan sinar X. Lewat metode itu, Dorothy mengurai struktur kimia penisilin, obat yang dipakai untuk mengobati infeksi karena bakteri. Karena temuannya, ribuan nyawa terselamatkan dari luka membusuk akibat infeksi. Ia juga menemukan struktur vitamin B12 yang berfungsi untuk pembentukan sel, termasuk sel darah merah dan memelihara sel saraf. 

Wikipedia menyebutkan, kristalografi sinar-X adalah metode atau alat yang digunakan untuk menentukan struktur atom dan molekul sebuah kristal dengan cara mendifraksikan seberkas sinar-X ke segala arah. Dengan mengukur sudut dan intensitas difraksi sinar ini, kristalografer dapat menghasilkan gambar tiga dimensi mengenai kepadatan elektron di dalam kristal. Dari gambar kepadatan elektron ini, posisi rata-rata atom di dalam kristal dapat ditentukan, serta ikatan kimia yang terkandung dalam atom tersebut, entropi, dan berbagai informasi lainnya.

Pada tahun 1969, Dorothy lagi-lagi bikin temuan besar. Setelah 35 tahun meneliti, ia memecahkan misteri struktur insulin. Lewat temuan Dorothy ini, dunia kedokteran menciptakan horman insulin tiruan untuk disuntikkan kepada penderita diabetes melitus atau darah manis untuk menjaga keseimbangan kadar gula dalam darah. Secara alami, hormon insulin ini diproduksi oleh pankreas. 

Lahir di Kairo, Mesir, pada 12 Mei 1910, Dorothy meninggal pada 29 Juli 1994, di usia 84 tahun. 

Ketika Dorothy berpulang, harian The Independent di Inggris menulis,"She will be remembered as a great chemist, a saintly, gentle and tolerant lover of people and a devoted protagonist of peace." 

Atas jasa-jasanya, Dorothy memenangkan Nobel Prize pada Oktober 1964, saat berumur 54 tahun. Koran Daily Mail lalu menulis di berita utamanya dengan judul "Seorang Nenek Memenangkan Hadiah Nobel."  

The Independent juga menggambarkan hari-hari ketika Dorothy berkutat dengan penelitiannya.Saat itu, beberapa ahli kimia terbaik di Inggris dan Amerika Serikat melakukan penelitian lebih lanjut tentang formula penisilin yang awalnya ditemukan oleh Alexander Fleming. Mereka terkejut, ketika Dorothy tidak menggunakan bahan kimia, melainkan lewat analisis sinar X. 

Tentang struktur insulin, temuan Dorothy itu bermula pada suatu malam di tahun 1935. Saat itu, ia menyorot insulin yang telah dikristalkan dengan sinar X, lalu memotretnya. Ketika mengembangkan filmnya, ia terkejut ketika menemukan bintik-biktik yang secara teratur membentuk sebuah pola yang memberi petunjuk bagi pemecahan struktur melekul pembentuk insulin.  

Malam itu, tulis The Independent, Dorothy merayakan temuannya dengan berkeliaran di jalanan sekitar Oxford. Itulah malam puncak dari 35 tahun usahanya menguraikan struktur insulin yang kelak terbukti menyelamatkan jutaan, mungkin juga ratusan juta, penderita diabetes melitus. Kini, temuan Dorothy telah dikembangkan oleh dunia medis untuk meningkatkan efektivitasnya. 

Meskipun lahir di Mesir, Dorothy sesungguhnya adalah orang Inggris. Ayahnya, JW Crowfoot, saat itu bekerja di Kementerian Pendidikan Mesir sebagai arkeolog. Sementara ibunya, Grace Hood Crowfoot, adalah peneliti tumbuhan dan tertarik mendalami sejarah purba Mesir. 

Ketika Perang Dunia I antara 1914 - 1918, Dotorhy dan adiknya tinggal di Inggris, terpisah dari orang tuannya yang tetap bekerja di Mesir. Mereka diasuh oleh kerabatnya. Tapi pada usia muda ia telah melakukan perjalanan jauh dan melihat penderitaan orang-orang di Afrika dan Timur Tengah. 

Ketertarikan Dorothy pada dunia kristografi bermula dari kado ulang tahun dari ibunya: sebuah buku yang yag ditulis oleh ahli Fisika Inggris, William Henry Bragg. William adalah pelopor dalam bidang kristalografi sinar X. William dan putranya memenangkan Penghargaan Nobel Fisika pada 1915. 

Pada 1928, Dorothy kuliah di Somerville College di Oxford University dan mendapat gelar sarjana kini pada 1932. 

Pada usia 24 tahun, ketika masih berkutat dengan kristalografi protein, Dorothy didiagnosis menderita rheumatoid arthritis, penyakit yang melumpuhan tangan dan kakinya. Tapi itu tak menghambat tekadnya untuk berbuat sesuatu bagi ilmu pengetahuan. 

Di Oxford, ia bekerja di sebuah ruang bawah tanah di sudut Ruskin's Cathedral of Science, bagian dari Oxford Museum. Untuk turun ke bawah, sebagaimana ditulis The Independent, Dorothy harus berjalan pelan-pelan dengan mencengkram tangga agar tak terpeleset. 

Dorothy juga terlibat dalam upaya perdamaian dunia. Sejak muda ia bergabung di Liga Bangsa-Bangsa (League of Nations). Salah satu yang mendorongnya mempromosikan perdamaian lantaran empat saudara ibunya tewas dalam perang Dunia I. 

Pada 1953, ia sempat ditolak masuk ke Amerika untuk menghadiri konferensi ilmiah karena keterlibatannya dalam Sains for Peace, sebuah kelompok yang diantaranya beranggotakan orang-orang komunis. Dia baru diizinkan masuk Amerika atas izin khusus dari Jaksa Agung. 

Pada 1977, Dorothy pensiun, namun tetap aktif dalam organisasi perdamaian. Pada 1987, ia mendapat Hadiah Perdamaian Lenin dari Uni Sovyet (sekarang Rusia). Penghargaan ini umumnya diberikan kepada mereka yang bukan warga Sovyet, tapi dianggap "mempererat perdamaian antarmanusia." Penghargaan Perdamaian Lenin ini dianggap setara dengan Hadiah Nobel. 

Dari Indonesia, tokoh yang pernah menerima penghargaan ini adalah Presiden Soekarno pada tahun 1960, dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Prijono, tahun 1954. Tokoh lain yang pernah menerimanya adalah Fidel Castro dan Nelson Mandela. 

Kiprah Dorothy terhenti pada 29 Juli 1994, saat maut menjemputnya. Ia pergi dengan meninggalkan manfaat bagi orang banyak. 

Karenanya, tak berlebihan The Independent menulis pada hari kematiannya,"Dia akan dikenang sebagai seorang ahli kimia hebat, lembut dan toleran terhadap orang-orang, dan setia mempromosikan perdamaian." 

Tak berlebihan pula, jika hari ini Google mengajak kita mengenang jasanya bagi kemanusiaan.[]

Editor: Yuswardi A. Suud

Ikuti Topic Terhangat Saat Ini:

Terbaru >>

Berita Terbaru Selengkapnya

You Might Missed It >>

Dorothy Hodgkin dan Usahanya Menyelamatkan Manusia

HEADLINE

Mengenal Tengku Adnan bin Mansor; Menteri Malaysia Keturunan Aceh

AUTHOR