29 March 2015

@Facebook/Abu Nawala
@Facebook/Abu Nawala
profile
Tak Bisa Melihat, Seorang Ayah di Aceh Mampu Jadikan Anaknya Hafidz Cilik
Ihan Nurdin
09 July 2014 - 12:25 pm
Anaknya Nawala Aji Pradana kini menjadi peserta Hafidz Quran dan menarik perhatian juri dan pemirsa tv di Indonesia

Juri program Hafidz Quran Ustadz Yusuf Mansur tak kuasa membendung air matanya ketika melihat Nawala Aji Pradana tampil pada Sabtu 5 Juni 2014 pekan lalu. Nawala merupakan peserta asal Aceh, ia lulus audisi Banda Aceh pada 12-13 April 2014 lalu.

Berbeda dengan para peserta lainnya, Nawala merupakan peserta yang ‘istimewa’. Bocah berusia tujuh tahun yang baru menamatkan sekolah TK tahun 2014 ini menderita low vision. Ia tak mampu melihat layaknya orang normal, namun sangat peka dan responsif.

Saat ini Nawala sudah mampu menghafal seluruh surat di juz 30, ia juga sudah mampu menghafal belasan ayat di juz pertama Surat Al Baqarah. Dalam menghafal ayat-ayat suci itu, Nawala dibimbing oleh ayah dan ibunya Muslim dan Nur Rahmi. Muslim merupakan seorang tunanetra, kondisi inilah yang membuat Ustad Yusuf Mansur terharu sampai menitikkan air matanya ketika itu.

“Inilah beda antara 'melihat' dan 'buta' yang sesungguhnya. Ada orang-orang yang matanya bisa melihat tapi hatinya buta. Sementara ayah Nawala, walau matanya tak melihat tapi hatinya mampu melihat," katanya. (Baca: Hafidz Cilik Asal Aceh Bikin Juri Hafidz Cilik Indonesia Menangis)

Cara Muslim mengajarkan Al Quran kepada buah hatinya patut dicontoh oleh semua orang tua. Dengan keterbatasan fisiknya, Muslim seolah ingin menunjukkan kepada kita bahwa tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini.

Ketika berbincang-bincang dengan ATJEHPOSTcom via telepon selularnya sore kemarin, Muslim mengatakan ia memperkenalkan Al Quran pada anaknya melalui media audio/suara. Di rumah, ia sering memutar ayat-ayat Al Quran di VCD. Ia sendiri bahkan tidak mengetahui kapan pastinya Nawala mulai bisa menghafal Al Quran.

“Sekali waktu pas magrib saya memutar CD Al Quran, kemudian saya tanya apakah Nawala ingin bisa mengaji seperti ini. Dia malah menjawab adek udah bisa kok ngaji kayak gini. Terus saya tes, dia hafal dan ternyata memang bisa,” kata Muslim, Selasa sore kemarin 8 Juli 2014.

Menurut Muslim tidak ada jadwal khusus kapan Nawala harus belajar menghafal. Setiap ada waktu luang Muslim dan istrinya selalu mengajarkan Al Quran pada anaknya, supaya tidak ada waktu yang terbuang sia-sia. Misalnya saja, ketika Nawala baru bangun pagi ia kemudian membacakannya satu atau dua ayat Al Quran dengan Al Quran khusus. Nanti istrinya bertugas untuk mengecek dan mengulangnya kembali sambil mempersiapkan Nawala sekolah.

Begitu juga saat pasangan suami istri ini mengantarkan Nawala ke sekolah. Karena tidak bisa melihat, istrinyalah yang membawa sepeda motor sementara Muslim dan Nawala duduk di belakang. Jarak dari rumah ke sekolah yang menghabiskan waktu antara 30-40 menit ini juga tak disia-siakan Muslim. Selama di perjalanan ia memperdengarkan ayat-ayat suci yang sudah tersimpan di memori telepon genggamnya.

“Kami juga membekali Nawala dengan MP3 berisikan surat-surat Al Quran di sekolah, jadi kalau dia sudah bosan main dia bisa putar Mp3nya,” kata mantan atlet lompat tinggi tunanetra ini. (Baca: Siapa Hafidz Cilik Asal Aceh yang Sudah Membuat Juri Menangis?)

Barangkali yang menjadi pertanyaan banyak orang, bagaimana dengan keterbatasannya itu Nawala mampu menghafal Al Quran?

“Awalnya kita rangsang, kami berdua cepat mengetahui tipe anak. Nawala itu tipe anak 36, jadi kalau tugas hafalannya tiga ayat harus disogok dengan enam jajan,” ujarnya berseloroh. “Setelah selesai menghafal juz 30 Nawala mulai menghafal dari juz pertama, dia minta sendiri, kami hanya mengarahkan saja,” ujar Muslim yang pernah mendapatkan medali di tiga ajang Pordanas.

Apakah tidak sulit mengajarkan Al Quran pada anak? Muslim mengatakan jangan pernah mengatakan ‘susah’ untuk Al Quran. Justru yang harus ditanamkan dalam pikiran setiap orang tua menurutnya adalah ‘anak saya mau hafal Quran’.

“Orang tuanya sempat enggak? Masak sekolahkan anak ke sekolah unggul bisa, les bahasa yang mahal mau tapi untuk baca Quran tidak mau. Aceh dulu agamanya kuat, kita harus kembali ke Al Quran, kita keluarga Aceh yang qurani,” kata staf Kepemudaan di Dispora Provinsi Aceh ini.

Khusus untuk Nawala, Muslim menargetkan anaknya itu sudah hafal 30 juz Al Quran sebelum tamat SMP. “Saya mohon doa dari masyarakat Aceh,”

Sebagai orang tua Muslim fokus menanamkan nilai-nilai akidah dan ketauhidan pada anaknya. Menurutnya jika seseorang sudah memahami nilai-nilai tauhid dengan benar, maka hal-hal positif lainnya akan terikut sendiri. Selain itu ia juga selalu mengajarkan agar Nawala percaya diri dan tidak merasa rendah diri dengan kekurangannya.

“Karakter yang kita bentuk, bagaimanapun kondisi kamu kita akan nampak berbeda dari orang lain kalau kita punya akhlak yang bagus dan ilmu yang orang lain tidak punya. Kita akan berwibawa, bukan karea fisik atau harta tapi karena ilmu,” ujar mantan Ketua Ikatan Tunanetra Indonesia Wilayah Langsa ini.[]

Editor: Ihan Nurdin

Ikuti Topic Terhangat Saat Ini:

Terbaru >>

Berita Terbaru Selengkapnya

You Might Missed It >>

Pemko Banda Aceh Sediakan Guru untuk…

Tak Bisa Melihat, Seorang Ayah di…

Siapa Hafidz Cilik Asal Aceh yang…

Hafidz Cilik Asal Aceh Bikin Juri…

HEADLINE

Selayang Pandang Muzakir Manaf

AUTHOR