Calon presiden Prabowo Subianto disebut sempat melampiaskan amarah kepada para petinggi partai yang menyokong dia dan Hatta Rajasa dalam pemilu presiden. Kemarahan Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya itu memuncak ketika dia membaca draf pidato seusai putusan Mahkamah Konstitusi.
"Kalian berkhianat? Dapat apa dari Jokowi?" katanya dengan suara tinggi seperti dimuat di Majalah Tempo edisi 25-31 Agustus 2014.
Ketika itu, MK sedang membacakan putusan sengketa hasil Pemilihan Umum Presiden. Melalui televisi, Hatta dan Prabowo menyimak siaran langsung putusan tersebut, bersama sejumlah petinggi partai, misalnya Ketua Umum Partai Golongan Karya Aburizal Bakrie, Presiden Partai Keadilan Sejahtera Anis Matta, dan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Suryadharma Ali.
Semua menyaksikan kemarahan Prabowo di lantai 26 Hotel Grand Hyatt Jakarta, Kamis, 21 Agustus 2014, itu.
Tudingan Prabowo keluar setelah dia membaca draf pidato menyikapi putusan Mahkamah Konstitusi. Isinya, antara lain, menerima putusan bila Mahkamah menolak gugatan mereka sekaligus mengukuhkan kemenangan kubu pesaing, Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Awalnya, tak ada yang menukas Prabowo. Dia kemudian ngeloyor meninggalkan ruangan dan kembali seraya tetap bersungut-sungut menolak putusan Mahkamah.
Prabowo juga membuat suasana jadi tegang. Hal itu diakui Akbar Tandjung, Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golongan Karya. "Ada suasana yang agak keras, tapi saya tak mau mendetailkan," ujarnya, Jumat, 22 Agustus 2014.
Orang dekat Prabowo, yang juga politikus Gerindra, Andre Rosiade, menyanggah kabar bahwa suasana sempat memanas lantaran Prabowo murka. "Saya hadir di situ. Tak ada marah-marah. Suasana tenang, bahkan Pak Prabowo ketawa-ketawa," katanya.[] sumber: tempo.co
Editor: Boy Nashruddin Agus