Debut Dewi Lestari yang dikenal dengan nama pena Dee semakin berkibar sejak novel pertamanya Supernova: Ksatria, Putri dan Bintang Jatuh terbit pada 2001 silam. Memasuki pengujung 2014 ini Supernova telah keluar sebanyak lima seri yaitu Ksatria, Putri dan Bintang Jatuh, Akar, Petir, Partikel dan Gelombang. Semuanya masuk jajaran buku best seller dan reputasi Dee di dunia sastra Indonesia semakin dikenal.
Belasan tahun setelah masterpiece-nya terbit, Ksatria, Putri dan Bintang Jatuh kini diangkat ke layar lebar. Film ini akan tayang di bioskop pada 11 Desember mendatang. Para penggemar Supernova pun seolah tak sabar ingin melihat adaptasi ceritanya.
Film Supernova memulai tahap produksinya pada 2012 lalu dan menelan biaya hingga Rp 20 miliar. Namun jauh sebelumnya, enam tahun lalu produser Soraya Intercine, Sunil Soraya, sudah mengontak Dee dan menyampaikan niatnya untuk mengangkat Supernova jadi film. Tapi waktu itu Dee menolak.
“Saat itu saya masih belum tertarik karena saya merasa Supernova adalah cerita yang belum selesai. Setelah sekian lama, perspektif saya berubah. Sama seperti bukunya, saya rasa Supernova bisa dinikmati setiap episodenya secara terpisah-pisah,” cerita Dee, sebagaimana dikutip dalam postingan FAQ: Film Supernova dalam blognya deelestari.com.
Ketika pada 2012 Sunil kembali menghubunginya, mind set Dee telah berbeda. Ia melihat keseriusan Sunil untuk menggarap Supernova KPBJ. Setelah beberapa kali berbincang-bincang, akhirnya ia melepas hak adaptasinya.
Meski begitu Dee tidak berperan secara formal dalam proses penggarapannya. Bisa dibilang hampir tidak terlibat sama sekali, ia hanya memberi saran-saran di awal proses casting namun bukan sebagai penentu. Apalagi proses produksinya berbarengan dengan proses penyelesaian seri kelima Gelombang.
“Saya harus memprioritaskan Gelombang karena tidak ada yang menggantikan saya untuk menulis Gelombang. Tapi saya merasa peran saya di Supernova tidak krusial, karena sudah ada orang-orang yang memang ahli di bidangnya,” kata istri Reza Gunawan ini.
Supernova KPBJ bercerita tentang kisah Dimas (Hamish Daud) dan Reubeun (Arifin Putra) yang terobsesi menghasilkan karya tulis spektakuler. Karya tersebut mereka wujudkan dalam roman berjudul Ksatria, Putri dan Bintang Jatuh.
Sejalan dengan itu, di luar kehidupan mereka ada kisah lain yang terjadi antara Ferre (Herjunot Ali) dan Rana (Raline Shah) yang seolah-olah menjadi perwujudan dari kisah yang ditulis Dimas dan Reuben. Ferre adalah eksekutif muda yang gila kerja, pintar dan sukses. Rana seorang pemimpin redaksi di sebuah majalah ternama pula. Cinta terlarang antara Ferre terjalin dengan Rana yang telah menjalin ikatan pernikahan dengan Arwin (Fedi Nuril).
Kehadiran tokoh misterius dalam sosok dunia maya bernama Supernova menjadikan alur cerita dan konflik dalam novel ini semakin menarik. Supernova menjadi pelarian semua kisah satir dalam kehidupan para tokoh dalam cerita ini.
Ini bukan kali pertama novel Dee difilmkan, sebelumnya novel Rectoverso dan Perahu Kertas juga sudah diangkat ke layar lebar. Dalam waktu dekat novel Filosofi Kopi juga akan memulai tahapan produksi dan dijadwalkan rilis pada April 2015.[]
Editor: Ihan Nurdin