Belasan pemuda penjaga warisan budaya di bawah koordinasi Mapesa kembali melanjutkan meuseuraya atau bergotong royong di Kompleks Makam Meurah Jeu’e di Gampong Lamblang Trieng, kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar, Minggu 14 Desember 2014.
Koordinator lapangan Mapesa, Irwan Azhar, mengatakan ada beberapa nisan yang masih terbenam belum selesai diangkat serta ditata kembali dalam meuseuraya yang dibuat Mingu lalu di kompleks tersebut.
“Alhamdulillah seluruh nisan yang merupakan tinggalan sejarah Aceh Darussalam abad 16 m pada hari ini telah ditata selayaknya.” Kata Irwan dalam surat elektronik yang diterima atjehpost.co.
Sementara itu, Duta Museum Aceh, Mujiburrizal, yang turut dalam rombongan mengatakan Aceh merupakan tanah raja-raja. Ke mana pun kita pergi akan menemukan peninggalan Aceh yang luar biasa berupa batu nisan yang mempunyai nilai seni tinggi.
“Kalau di tempat lain kita menemukan stupa-stupa dan candi-candi, namun jika di Aceh kita akan menemukan nisan-nisan berkaligrafi indah, ragam khath tsulus, khufi, diwani dan sebagainya yang luar biasa yang menunjukkan bahwa Aceh saat itu adalah warisan dunia Melayu Islam,” katanya.
Pihaknya kata Mujiburrizal juga menemukan data primer tentang kehebatan dunia Melayu Islam masa lalu. Bisa dikatakan Aceh menjadi pionir untuk kebangkitan Islam masa kedua.
“Mudah-mudahan apa yang kita lakukan sekarang satu cara untuk mengembalikan ruh sultan-sultan Aceh untuk generasi sekarang dan berikutnya. Untuk mengetahui identitas sebenar Aceh yaitu sebagai Melayu Islam.” Katanya.
Ia mengatakan ini bukanlah tanggung jawab sekelompok orang saja. Pemerintah bersama masyarakat dan pegiat sejarah budaya, dan komunitas diharapkan menaruh perhatian untuk melindungi dan memugar situs-situs yang sudah ada.
“Jadi kita harap ke depan tanggung jawab semua masyarakat secara regular menumbuhkan ini, karena kalau di Timur Tengah negeri para anbiya, maka di Aceh negeri para aulia dan syuhada. Sebab itu, ini menjadi sebuah warisan penting untuk kita wariskan ke generasi selanjutnya, kita berharap semua pihak untuk menjaga serta melestarikannya.” Katanya.[]
Editor: Ihan Nurdin