MASYARAKAT di kaki Gunung Leuser yang tergabung dalam Persatuan Petani Kawasan Kaki Gunung Leuser (PPKK-GL) Aceh Tenggara meminta kepada kepada Gubernur Aceh untuk serius dan terbuka mengelola dana hibah merawat hutan Leuser. Ini karena masyarakat yang mendiami pinggiran hutan di Aceh Tenggara mengaku sejak tahun 1980 tidak pernah menerima manfaat apapun secara ekonomi.
"Kali ini kami dari masyarakat kaki gunung Leuser Aceh Tenggara meminta gubernur terbuka soal dana-dana hibah yang diperuntukan untuk kawasan hutan," kata juru bicara PPKK-GL Aceh Tenggara Maha Putra kepada ATJEHPOST.co melalui seluler dari Kuta Cane, Aceh Tenggara, Selasa 30 Desember 2014.
Maha Putra sekaligus menanggapi berita yang ditayang LintasGayo.co dan VOA-Indonesia terkait penekenan kerjasama pemerintah Aceh dengan Bank Pembangunan Jerman pada November 2014 lalu di Jakarta.
Sementara kemarin, Senin 29 Desember 2014, ribuan petani Aceh Tenggara menggelar aksi ke DPRK Aceh Tenggara, guna menuntut konpensasi pemerintah setelah lahan perkebunan mereka digusur.
Disebutkan Maha Putra, pemerintah Aceh dan pemerintah pusat tidak mampu memberikan dan menunjukkan manfaat Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) bagi perekonomian masyarakat. Maka para petani akan mengubah fungsi hutan menjadi perkebunan masyarakat dan siap untuk ditebangi secara bersama dan menyeluruh.
"Masyarakat sudah hilang kesabarannya, karena masyarakat juga sudah kehilangan kesabaran setelah mengetahui dana yang diberikan untuk konvensasi Leuser selama hampir 25 tahun tidak pernah jelas keperuntukkannya," kata Mahaputra.[]
Editor: Murdani Abdullah