PENGUSIRAN turis di Casanemo Sabang oleh sekelompok pemuda setempat disebut-sebut lantaran pihak manajemen resort bersikukuh menggelar pesta perayaan malam tahun baru meskipun dua jam pertunjukan musik dari band lokal Seuramoe Reggae telah dihentikan.
Namun, dalam dua rekaman video yang diperoleh ATJEHPOST.CO tidak terdengar adanya hingar bingar suara pertunjukan musik seperti dituduhkan sebelumnya.
Yang terlihat dalam video itu adalah sekelompok wisatawan Tionghoa melepas lampion ke udara. Dalam tradisi orang Tionghoa, melepas lampion bertujuan agar cita-cita dan harapan yang diinginkan di tahun baru dapat terwujud.
Diduga, pelepasan lampion inilah yang membuat sekelompok warga menganggap pihak manajemen resort telah melanggar kesepakatan dua jam sebelumnya agar menghentikan pertunjukan hiburan pada malam tahun baru.
Sumber ATJEHPOST.CO menyebutkan, video itu diambil pukul 00.10 WIB. Sementara menurut sejumlah saksi mata pengusiran turis terjadi pukul 00.20 WIB.
Seorang wisatawan lokal Cut Tya Syahara mengalami luka memar akibat terjatuh saat berusaha melarikan diri. Tya mengatakan sempat pingsan setelah terkena alat setrum yang disebut taser gun. Kesaksian sejumlah turis asing juga membenarkan ada warga yang menakut-nakuti turis dengan teaser gun. (Baca: VIDEO: Insiden Casanemo dari Pandangan Turis Asing)
Namun, Kapolres Sabang AKPB Nurmeiningsih mengatakan tidak ada kekerasan malam itu. "Sebenarnya tidak ada kekerasan, tetapi penduduk hanya menakut-nakuti turis saja," kata Nurmeiningsih sembari mengakui kasus itu telah membuat kenyamanan turis terganggu.
Walikota Sabang Zulkifli M Adam hingga kemarin juga mengatakan, berdasarkan keterangan warga tidak ada warga yang menggunakan teaser gun. Karena itu, Zulkifli mengatakan lebih memilih menyelesaikan persoalan itu lewat jalur perdamaian. (Baca: Mengenal Taser Gun, Alat Setrum yang Disebut Saat Pengusiran Turis di Cassanemo)
Korban Cut Tya mengatakan bisa menerima tawaran damai asalkan perwakilan pelaku dihadirkan saat mediasi damai dan meminta maaf. Namun, hingga dua hari lalu Kepala Desa Ie Meulee, Ibrahim, mengatakan belum bisa memenuhi permintaan itu lantaran kesulitan mencari siapa pelakunya.[]
Editor: Yuswardi A. Suud